Naik Kuda di Gunung Mas
Untuk
menghabiskan waktu liburan tahun baru, saya dan keluarga berjalan-jalan ke
Gunung Mas, Puncak. Walaupun Puncak ini cukup deket dari rumah, tapi kita
termasuk jarang ke sini, karena macetnya itu lhoo.
Untuk
menghindari macet, kita berangkat pagi-pagi banget. Perjalanan ke Gunung Mas
dari Ciawi bisa ditempuh sekitar 1,5 jam, kalau gak macet ya. Alhamdulillah
jalanan lancar dan kita masih bisa menghirup udara pagi yang segar di sini.
Kalau
boleh jujur, ini pertama kalinya lho saya masuk ke Gunung Mas. Ternyata di
dalam sini ada perkampungan warga biasa.
Di sini juga ada beberapa paviliun
yang bisa dipakai menginap. Lalu ada pabrik pembuatan teh, sayang saya gak
masuk ke dalam sana.
foto: Fidyastria Saspida |
Di dalam
juga ada beberapa wahana seru, kayak ATV dan outbound. Lalu saya mencoba hal
yang belum pernah saya lakukan, yaitu naik kuda.
Masalahnya adalah, saya punya fobia dengan hewan, khususnya hewan berbulu. Dan kuda ini berbuluuu. Hwaaa…
Saya
mencoba memberanikan diri karena sebenarnya penasaran juga sih. Ternyata naik
kuda itu: menyeramkan, ngeri, takut, stres. Kayaknya ini bakal jadi kesempatan
pertama dan terakhir saya naik kuda. Gak mau lagiiii…
Sementara
Teteh justru ketagihan naik kuda. Sepanjang jalan, sekitar 500 meter (ini jalur
pendek), Teteh kelihatan senang dan sumringah. Dia bahkan gak mau dipegangin
sama penjaganya, pengen bawa kuda itu sendirian. Kan gila.
Sayangnya
foto naik kuda ada di ponsel Bapak. Lagian saya gak mau liat juga sih. Sereemm…
Setelah
itu, barulah kita sekeluarga jalan-jalan menyusuri kebun teh. Duh sedapnyaa
menghirup udara seger kayak gini. Di sini kita bisa foto-foto sepuasnya.
Kayaknya kita juga bisa treking deh kalau mau.
foto: Fidyastria Saspida |
Untuk yang
mau beli souvenir untuk oleh-oleh, di sini juga banyak kios-kios penjualnya
lho. Mereka banyak menjajakan kerajinan tangan yang dibuat oleh warga lokal.
Selain souvenir, di sini juga banyak penjual makanan. Tapi kalau mau bawa
makanan sendiri juga boleh banget kok, tempatnya luas untuk ngampar tiker dan
botram.
foto: Fira Nursya'bani |
Comments
Post a Comment