Sepoi-Sepoi Kincir Angin di Cijapati
foto: Raisan Al Farisi |
Akhirnya kembali ke edisi ikut Popi liputan, sekarang personelnya nambah satu nih. Tempat yang kita kunjungi kali ini agak jauh, tepatnya di jalur alternatif mudik, Jalan Cijapati.
Padahal sama-sama di Kabupaten Bandung, tapi rasanya nggak nyampe-nyampe. Agak aneh sih kok bisa ya di tempat sejauh ini ada objek wisata.
Namanya Taman Zandea. Di taman ini ada ribuan origami kincir angin warna-warni yang akan berputar secara bersamaan saat angin besar datang. Kebetulan lokasinya memang ada di atas gunung.
foto: Fira Nursyabani |
Akses masuknya agak kacau juga nih, jalanannya berbatu dan agak sempit, belum lagi lokasi parkirnya penuh dengan debu.
Tiket masuknya Rp10.000 aja per orang dan Rp5.000 untuk anak-anak. Di sini bisa prewedding juga, bayarnya Rp300.000 all set.
Saya sempat ngobrol-ngobrol juga sama pemiliknya, namanya pak Fauzan. Ceritanya sekalian mau ngisi kanal wisata di Ayo.
Kata pak Fauzan, objek wisata ini sudah ada sejak November tahun lalu. Beliau mengklaim bahwa ini satu-satunya taman kincir angin yang ada di Jawa Barat, bahkan bahan baku kincir nya pun khusus didatangkan dari luar Jawa.
Tadinya taman ini mau dijadiin taman bunga, tapi karena ribet ngurusnya, yaa jadinya dijadiin taman kincir aja deh.
Sama seperti wisata-wisata swafoto di Bandung pada umumnya, Taman zandea juga dipenuhi dengan beberapa spot foto. Spot foto yang paling menarik adalah balon udara, tapi untuk masuk ke dalamnya kita diminta bayar lagi Rp5.000 per orang.
foto: Raisan Al Farisi |
Sebenarnya di situ ada 3 spot foto selain balon udara. Dua lagi yaitu spot foto ala ala Cina dan spot foto ala-ala sarang burung. Kalau mau foto di 3 spot ini, bayarnya Rp10.000 per orang.
Awalnya Rainier excited banget lihat balon udara, nggak sabar pengen naik. Tapi pas kita masuk ke kawasan spot foto dan bayar, Rainier berubah pikiran. Dia enggak mau naik, maunya lihat aja dari deket.
foto: Raisan Al Farisi |
Di sini juga banyak gazebo-gazebo yang bisa dipakai makan-makan oleh pengunjung, gratis. Tapi untuk sampai ke gazebonya kita harus nanjak di tanjakan berdebu. Tanjakannya cuma disekat pakai bambu.
Dari gazebo, kita bisa lihat pemandangan hamparan kincir angin yang luas. Selesai ngadem di gazebo, kita harus melewati jalur berdebu lagi untuk ke bawah.
Di sini semuanya memang masih penuh dengan tanah berdebu. Cuma ada beberapa tangga yang dibuat dari semen, itu pun gak banyak.
Kebayang dong gimana susahnya saya jalan ke bawah sambil gendong anak. Mana takut jatuh, mana takut debu-debunya beterbangan.
Sebenarnya Taman Zandea berpotensi jadi lokasi wisata alternatif. Apalagi di masa pandemi, orang-orang nyarinya wisata outdoor kayak gini.
Cuma, memang perlu modal banyak untuk mempercantik dalemnya, memperlayak fasilitas, dan memperbaiki akses masuk. Overall, taman ini termasuk unik dan bagus.
Comments
Post a Comment