Sambut Keluarga Pence di Masjid Istiqlal
foto: Fira Nursya'bani |
Menurut
info, Pence datang ke Indonesia bersama keluarganya, yaitu istrinya Karen
Pence, dan dua anak perempuannya Charlotte dan Audrey Pence. Seperti biasa,
pemimpin negara yang melakukan kunjungan ke Indonesia pasti diajak untuk
keliling-keliling Istiqlal.
Saya
sampai di gerbang Al Fattah pukul 08.00 dan di sana sudah ada alat pendeteksi
logam. Waktu itu saya dan beberapa wartawan lainnya, yang kebanyakan fotografer
dan kameramen, belum diperbolehkan masuk.
Padahal panitia dari Kedubes AS-nya
sudah menunggu kita semua di dalam. Memang protokolernya rese banget, padahal
warga-warga sipil boleh kok masuk dengan bebas.
Setelah
ada di dalam, ternyata gak semua wartawan boleh masuk. Hanya mereka yang sudah
daftar dan sudah konfirmasi saja yang diberi kartu akses meliput. Lalu kita
diajak ke media center untuk didata lagi dan diperiksa.
Semua
wartawan berbaris dan badan kita digeledah, dipegang-pegang, dan dipindai
dengan pendeteksi logam oleh petugas dari AS. Laki-laki diperiksa oleh petugas
laki-laki dan perempuan diperiksa oleh perempuan. Bisa dibilang mereka ini
paspampresnya Amerika gitu deh.
Setelah
itu, kita dibawa ke sisi lain Istiqlal. Di sini kita harus ngejejerin tas - semua tas yang dibawa tanpa terkecuali - lalu diminta menjauh. Ternyata ada dua
polisi AS berpakaian preman yang bawa satu anjing pelacak menghampiri tas-tas
kita.
Anjing itu mulai mengendus setiap tas dan ada juga tas yang gak sengaja
kejilat. Astagfirulloooh. Najis dong tas saya kalau kena liurnya.
foto: Fira Nursya'bani |
Setelah
serangkaian pemeriksaan yang ribet ini selesai. Kita semua nunggu di selasar
masjid, sambil terkantuk-kantuk. Waktu itu sudah tengah hari.
Sejam
kemudian Pence dan keluarga datang, ditemani Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Jarak
antara wartawan dengan keluarga Pence sudah ditentukan, sekitar 10 meter, dibatasi
pula. Lantai masjid yang gak beratap ini panas banget, beberapa fotografer dan
kameramen bahkan sampai ngebungkus kaki mereka pakai kertas rilis. Buset.
Untung saya pakai kaos kaki. Tapi kemudian ada panitia dari US Embassy yang
rela ngamparin jas nya di lantai itu untuk bisa saya injek. Baiknyaa..
Di
beberapa tempat saya lihat ada penembak jitu yang bersiap-siap. Bahkan ada juga
yang di atas gedung. Duh, siapa sih yang mau nyelakain keluarga Pence yang imut-imut kayak gini.
foto: Fira Nursya'bani |
Mike Pence
terlihat gak terlalu tertarik dengan wartawan, dia bahkan males lihat kamera
kayaknya hihi. Sementara Karen, Charlotte, dan Audrey semua senyum saat ngeliat
kita.
Mereka cantik pakai syal yang dililitkan di kepala. Mereka mau
menghormati tempat ibadah umat Islam kali yaa. Muka-muka mereka mirip semua,
cantik-cantik banget.
foto: Fira Nursya'bani |
Gak lama,
dari jauh ada media asing yang ikut desek-desekan bareng kita. Salah satu dari
mereka ada dari ABC News. Situasi jadi gak kondusif, saya bahkan kejepit di
antara badan-badan mereka yang besar.
Ternyata
Pence cuma liat-liat doang. Boro-boro mau di doorstop atau ngucapin satu dua
patah kata ke kita. Jadiii… saya ke sini apa-apaan nih. Masa buat foto doang,
udah pasti fotonya gak akan dipake sama kantor. Hwaaa…
Untungnya
di sini ada tiga wartawan tulis yang bernasib sama. Akhirnya kita wawancara Pak Nasaruddin Umar dan Yenny Wahid, yang jadi moderator
pertemuan antara para pemuka agama dengan Pence. Alhamdulillah, ada juga yang
bisa diketik.
Selamat
menikmati Jakarta, om Pence dan keluarga..
foto: Fira Nursya'bani |
Comments
Post a Comment