Antapura de Djati Sore-sore
Tiba-tiba, pulang kerja, Popi Raisan langsung ngajakin ke Garut. Katanya ada tempat bagus buat main-main dan makan-makan. Hmm. Padahal ini udah siang.
Ternyata tempat bagus yang dimaksud adalah Antapura de Djati. Saya pernah tau nih tempat ini karena sempet viral di medsos. Lokasinya lumayan jauh dari rumah, jadi kami nyampe sore. Orang lain dah mau balik, bapak Raisan and the gank malah baru dateng.
Tiket masuknya Rp20.000 per orang, tapi Rai Mica nggak bayar karena masih kecil (mungkin). Tempat parkirnya luas, mushola dan kamar mandinya yang ada di tempat parkiran, bersih banget.
Jadi objek wisata ini ceritanya mengusung konsep sawah. Sayangnya sawah-sawah di sini udah dipanen jadi tinggal sisa tanahnya aja. Kalau lagi musim tanam pasti bagus banget.
foto: Fira Nursyabani |
foto: Fira Nursyabani |
foto: Fira Nursyabani |
Walaupun gak ada spot-spot foto ini, menurut saya Antapura de Djati tempatnya tetep bagus sih buat foto-foto. Kalau kata anak sekarang mah, instagramable.
Di sini juga ada banyak wahana. Salah satunya yang dicoba Popi dan Rai adalah perosotan pelangi 50 meter. Dengan bayar Rp15.000, pengunjung bisa perosotan satu kali di sini pakai ban besar. Karena Rai masih kecil, jadi perosotannya berdua bareng Popi. Momi sama Mica bagian nonton aja karena takut kebawa angin kalau ikutan.
Karena sudah sore, kebanyakan wahana di sini sudah tutup. Jadi kami melipir ke tempat makan. Sesuai nama daerahnya, di sini ada Resto Cibiuk yang terkenal dengan sambel tomat ijonya. Yang suka ngopi, ada kafe, ada coffee shop juga, cuma harus agak nanjak sedikit.
Kami pulang abis magrib dan tempat ini udah sepi banget. Enak juga sih dateng sore, gak terlalu banyak orang dan gak terlalu panas.
foto: Fira Nursyabani |
Comments
Post a Comment