CamperVan Ciater
![]() |
foto: Raisan Al Farisi |
Popi Raisan semingguan ini sibuk bener. Abis ganti mobil dari LCGC ke SUV, mobilnya langsung didandanin pake rooftop tent. Doi juga beli kursi dan meja kemah, katanya buat persiapan liburan akhir tahun bareng anak-anak.
Jelang libur Natal ini, Popi ngajak kami buat kemping di CamperVan Park Sari Ater. Menghindari macet libur panjang, kami ke Ciater lewat Rancakalong, Subang, dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam.
Sewa lahan kemping di sini Rp350.000 per mobil per malam, sudah termasuk satu air galon kecil dan satu trashbag. Di sini ada beberapa lokasi dan kami pilih di lapangan terbuka dengan view bukit. Lokasi dekat sungai harganya lebih mahal.
![]() |
foto: Fira Nursyabani |
Di lapang ini sudah ada nomor-nomor tempat yang tersedia untuk penyewa. Di setiap nomor terdapat akses listrik, jadi kita tinggal bawa stop kontak aja. Kebetulan untuk lampu, kita bawa lampu portabel yang pakai baterai.
Suasana CamperVan Park hari ini lumayan ramai tapi gak penuh banget. Akses ke kamar mandi mudah, walaupun salah satu WC perempuan gak ada gayungnya. Akses ke mushala juga dekat.
Tapii... masang tenda dan flying sheet di sini bener-bener PR banget karena kita gak terbiasa pasang rooftop tent. Belum lagi kita juga harus masang tenda kecil di bawah buat tempat logistik biar gak bolak-balik buka pintu mobil.
Sebenernya tidur di tenda di atas mobil ini ngeri juga sih, takut ambrol. Walaupun sebenernya tendanya cukup kuat, cuma kurang lega aja, jadinya yang tidur di sini cuma bertiga. Popi Raisan, pemiliknya, malah tidur di tenda bawah.
![]() |
foto: Raisan Al Farisi |
Sorenya kami mencoba rileks dengan mandi air panas di pemandian kecil yang terletak gak jauh dari tempat kemping. Enaknya, di sini pemandiannya gak terlalu penuh dan dekat dengan kamar mandi, jadi anak-anak bisa puas berenang dan langsung mandi tanpa repot. Cuma ya harus ekstra hati-hati karena banyak bebatuan.
![]() |
foto: Fira Nursyabani |
Sore ini cuaca mendung dan angin cukup kencang. Anak-anak, yang energinya selalu full, malah asik main, padahal udaranya lagi gak bersahabat (yang kemudian bikin mereka demam sepulang ke rumah).
Menjelang magrib, hujan angin mulai turun. Saya dan anak-anak sempat terjebak di musala dan akhirnya harus menerjang badai untuk kembali ke tenda.
Untungnya hujan cepat reda. Rencana makan malam yakinikuan jadi agak berantakan karena alat masak, tenda, kursi, semua basah.
Malem ini karena udara sangat dingin, kami akhirnya tidur cepat. Karena Popi Raisan tiba-tiba badannya panas, walhasil malam itu saya harus bolak-balik dari tenda atas ke tenda bawah untuk ngecek anak-anak dan bapaknya.
![]() |
foto: Fira Nursyabani |
Paginya... alhamdulillah cuaca mulai hangat. Popi mulai sembuh dan kami bisa menikmati suasana, foto-foto, dan pulang dengan gembira.
![]() |
foto: Raisan Al Farisi |
Comments
Post a Comment