Lava Tour Pribadi ke Merapi
foto: Raisan Al Farisi |
Mumpung masih di Yogyakarta, pagi-pagi buta saya dan teman-teman sudah menembus dinginnya kota. Seperti rencana kemarin, kami siap menjajal utara Jogja, yaitu Merapi.
Agak deg-degan sih, karena saya belum pernah lihat gunung legendaris ini sebelumnya. Bismillah.
Kami sih pengennya dapat lihat matahari terbit di Merapi, tapi kayaknya kami berangkat kurang subuh. Gak apa-apa lah ya, yang penting bisa tadabbur alam.
Perjalanan ke Merapi dari Malioboro ditempuh kurang lebih satu jam. Jalannya bagus dan bebas macet, walaupun sesampainya di kaki gunung, kami sempet bingung harus lewat mana. Untung ada seorang ibu yang berbaik hati nunjukin jalan.
foto: Raisan Al Farisi |
Karena masih pagi, waktu itu gak ada yang jaga tiket di pintu masuk. Kami celingak celinguk dan akhirnya masuk pakai motor sewaan. Soalnya gerbangnya gak ditutupin juga.
Saya gak paham sebenarnya motor boleh masuk atau nggak. Hmm. Kalau gak boleh masuk dan harus sewa jeep, itu artinya kami sedang beruntung.
Tujuan kami adalah bangker Merapi tempat berlindung warga kalau sewaktu-waktu Merapi meletus. Perjalanan ke bangker dari gerbang masuk ternyata gak mudah.
Jalannya yang penuh pasir dan batu agaknya kurang cocok dilewati sama motor matik yang kami pakai. Pantes aja, di sini warganya mayoritas pakai motor cross dan pengunjung biasa nyewa mobil Jeep untuk ikut Lava Tour Merapi.
Tapi untungnya sampai juga kami di bangker. Posisi bangker ada di bawah tanah, ada pintu masuk dan di dalamnya cukup luas untuk menampung belasan orang.
Tampaknya pengunjung bangker Merapi hari ini belum banyak, cuma ada satu rombongan turis asal Malaysia yang lagi foto-foto.
foto: Raisan Al Farisi |
Dengan kaki yang (masih) pegel luar biasa, kami bergegas cari spot bagus untuk berfoto. Aaahh akhirnya sampai di Merapi, mesti cuma bisa lihat dari jauh. Gagah banget, asli. Mudah-mudahan suatu hari bisa sampai puncaknya ya!
Lalu kami ngobrol-ngobrol sambil menikmati kopi di warung dekat sini. Ah syahdu. Karena akan pergi ke pantai selatan Yogyakarta, kami gak menyempatkan diri ke rumah almarhum Mbah Marijan.
Mungkin lain kali ya. Sampai jumpa di puncak, Merapi. InsyaAllah.
foto dok pribadi |
Comments
Post a Comment