Kado Ulang Tahun untuk Suami (Trimester I)
16 Oktober
lalu suami saya menginjak usia 27 tahun. Seperti biasa, kami selalu melewati
momen ulang tahun dengan normal, tanpa hingar bingar, tanpa makan malam romatis,
dan tanpa bunting flag kekinian. Bahkan saya gak beri kado apapun, karena
Raisan sudah punya kado yang dia pilih sendiri, seperangkat pesawat tak berawak dan actioncam.
Tapi tentu
bukan berarti ulang tahunnya kali ini gak spesial. Saya tahu, status ‘menikah’
dan ‘memiliki istri’ yang disandangnya sudah membuat dia sangat bersyukur,
apalagi kini Raisan juga akan menyandang status ‘bapak’.
18
November, setelah telat haid berhari-hari, saya memaksakan diri untuk beli
testpack. Hari itu rasanya sudah berasa mual dan pusing luar biasa. Padahal
sebelumnya segar bugar, beberapa hari lalu bahkan saya sempat hiking dan
kemping bareng keluarga.
Saya beli
dua testpack sekaligus. Meski waktu yang paling tepat untuk tes adalah pagi
hari, saya nekat langsung mencoba siang itu juga. Dan hasilnya, Alhamdulillah
dua garis alias positif hamil. Bingung juga harus gimana mengungkapkan rasa bahagia,
karena saya sendirian di rumah waktu itu.
foto: Raisan Al Farisi |
Besoknya
ketika suami pulang, saya melakukan tes sekali lagi dengan urin
pertama di pagi hari. Alhamdulillah hasilnya masih sama. Dulu saya sempat ngeri
kalau ngebayangin hamil, karena akan ada anak manusia di dalam perut. Tapi
sekarang, rasanya bahagiaaaa tak terkira. Jadi kayak gini rasanya jadi ibu yang
bahagia bisa punya anak. Alhamdulillah.
Kehamilan
ini saya persembahkan sebagai kado ulang tahun untuk suami, karena saya
terakhir haid tepat di hari ulang tahunnya. Kecemasan selama tiga bulan ini
akhirnya sirna.
Perubahan-perubahan
selama hamil:
- Mual dan muntah
Mual dan muntah pastinya sudah lazim dialami oleh ibu-ibu hamil muda.
Dan saya agak takjub karena saya juga mengalami dua hal ini. Sebelum menikah,
saya memang suka mual-mual karena maag, tapi mual kali ini cukup dahsyat,
muncul pagi siang sore.
Walaupun begitu, intensitas muntah saya lebih sedikit, paling seminggu
sekali. Setiap muntah, makanan yang dikeluarin juga gak banyak, mungkin karena
saya biasanya muntah di malam hari setelah semua makanan sudah dicerna.
Muntah memang gak enak, tapi setelah muntah rasanya badan selalu lebih
enakan. Tapi kalau bisa jangan muntah deh ya, supaya gizi makanan bisa diserap
si janin.
- Bau
Menurut cerita yang saya dengar dari ibu-ibu yang pernah hamil, di
trimester pertama pasti indera penciuman jadi lebih sensitif. Ya benar! Benar
sekali. Mereka bahkan sampai gak mau makan nasi karena bau.
Sementara saya? Alhamdulillah masih bisa makan semua jenis makanan normal
(kecuali mentimun yang memang dari dulu gak suka), karena bau makanan-makanan
itu gak terlalu mengganggu. Saya makan bakso, makan mie ayam, ayam bakar,
lele goreng, cumi bakar, sambel, lalab, semuanyaaa…
Tapi saya akui sekarang kalau ada bau apa-apa suka lebih
cepat tercium. Misalnya suami abis makan jengkol, baunya masih berasa sampai
dua hari. OMG. Untung kita berhubungan jarak jauh, jadi dia bisa makan apapun
selama jauh dari saya. Hihi.
- Ngidam
Sebelum hamil, saya penasaran banget gimana sih mekanisme ngidam? Kok
bisa kita menginginkan sesuatu yang harus banget diturutin (katanya kalau gak
diturutin, anaknya bakal ileran)? Dan pastinya saya gak sabar dong buat ngalamin
sendiri.
Tapi sebulan, dua bulan, tiga bulan… saya masih bingung, ngidam itu cemanaaa???
Selama hamil muda, rasanya saya belum pernah menginginkan sesuatu pake banget
nget nget. Semuanya berjalan normal.
Kalau lagi sama suami biasanya suka pengen makan di sini atau di sana
(dan selalu diturutin), tapi kebiasaan manja ini sudah saya lakukan sejak masih
zaman pacaran, jadi kayaknya gak bisa disebut ngidam juga. Sementara Mama dan
orang-orang di rumah hampir selalu nurutin apa yang saya mau, padahal itu cuma
pengen aja, bukan ngidam, jadi gak diturutin pun gak apa-apa. Hihi
- Ngantuk
Perubahan terbesar yang saya alami selama hamil adalah meningkatnya
intensitas ngantuk. Dalam sehari, saya bisa tidur empat kali dari pagi sampai
malam. Kadang juga bisa tiba-tiba ketiduran waktu lagi kerja. Meski tidur siang lama,
di malam hari saya masih bisa tidur cepat. Luar biasa.
Memang meningkatnya hormon kehamilan bisa bikin ibu-ibu hamil cepat
ngantuk, tapi terus-terusan ngantuk tanpa kelelahan dan tanpa begadang memang
agak aneh sih. Semoga kalau hamil besar, intensitas ngantuknya berkurang yaa.
Tapi semenjak hamil, intensitas buang air kecil saya meningkat beberapa kali lipat. Ini yang membuat saya terpaksa pakai toilet umum. Karena sudah diwanti-wanti untuk selalu menjaga kebersihan, saya selalu bawa tisu, tisu basah, panty liner, dan hand sanitiser, sebagai peralatan perang ke toilet.
Biasanya cuma pipis dua kali sehari (karena jarang minum juga), sekarang bisa pipis 10 kali sehari. Alamaaakk.
- Buang air kecil
Tapi semenjak hamil, intensitas buang air kecil saya meningkat beberapa kali lipat. Ini yang membuat saya terpaksa pakai toilet umum. Karena sudah diwanti-wanti untuk selalu menjaga kebersihan, saya selalu bawa tisu, tisu basah, panty liner, dan hand sanitiser, sebagai peralatan perang ke toilet.
Biasanya cuma pipis dua kali sehari (karena jarang minum juga), sekarang bisa pipis 10 kali sehari. Alamaaakk.
- Makan setengah porsi
Meski saya masih bisa makan semua jenis makanan, tapi rasa mual membuat
saya susah makan banyak. Setelah perut cukup, rasanya otak saya langsung mengirim sinyal untuk
berhenti makan. Kalau saya meneruskan makan, bisa dipastikan makanan-makanan
itu bakal keluar lagi.
Tapi tapi tapi, makan sedikit cuma bertahan selama beberapa jam aja.
Sebelum masuk ke jam makan selanjutnya, biasanya perut saya udah kembali
keroncongan. Kadang keroncongannya parah banget, perut sampe perih kayak gak
makan seminggu. Biasanya saya ngemil sesuatu kalau udah kayak gini. Kalau gak
ada cemilan, saya makan nasi lagi deh setengah porsi.
- Berhenti konsumsi obat
foto: Raisan Al Farisi |
Saya memang keitung jarang banget minum obat (apalagi ke dokter),
kecuali untuk satu hal: migren. Selama hamil saya sudah menjauhi obat-obat
warung. Semua penyakit kayaknya masih bisa ditangani dengan sistem imun di
dalam tubuh sendiri. Apalagi saya sudah dikasih vitamin khusus ibu hamil sama
bu bidan.
Nah, yang paling menyiksa adalah waktu lagi kambuh migren. Walaupun
jaraaaang banget, tapi sekalinya kambuh rasanya pengen nangis. Saya
hampir-hampir putus asa dan pengen banget minum obat, karena biasanya migren itu bakal
langsung ilang.
Untungnya kali ini saya masih kuat iman. Saya pilih tiduran dengan
bantal tinggi dan ambil posisi senyaman mungkin. Jauhin layar hape yang bikin
pusing dan berusaha untuk tidur. Biasanya keesokan paginya kepala mulai ringan,
asal gak bangun tidur mendadak, supaya darah bisa beredar dengan lancar.
- Merindu suami
dok foto pribadi |
Kalau yang ini sih gak termasuk perubahan selama hamil, tapi karena
memang dari awal nikah udah jauh-jauhan sama suami. Sedih sih harus el-de-er,
apalagi lagi hamil gini. Tapi Alhamdulillah, saya gak pernah kesepian di rumah.
Hubungan dengan suami pun sangat baik.
Walaupun jauh, saya gak mau suami sampai sedih. Kita berdua harus
bahagia, karena kita sedang menanti kebahagiaan. Hihi.
Sampai jumpa di trimester kedua yaa..
Sampai jumpa di trimester kedua yaa..
Comments
Post a Comment