Empat Tahun si Ekstrover Introver
foto: Raisan Al Farisi |
Apa yang Allah kasih hampir pasti selalu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Termasuk soal jodoh juga
Sewaktu muda dulu sebenarnya saya lebih senang lihat cowok pendiam, dingin, cuek, macam Rukawa di SlamDunk. Nyatanya, sekarang justru dapat jodoh mirip Hanamichi Sakuragi. Cuma rambutnya gak merah aja.
Ekstrovernya suami saya kadang bikin kaget. Udah wajah kami sama sekali gak mirip, sifat pun bagai bumi dan langit.
Tapi bagaikan puzzle, kami berdua saling melengkapi satu sama lain. Saat suami urus hal-hal besar, saya urus hal-hal kecil.
Seiring berjalannya waktu berumah tangga, hidup jadi lebih fleksibel. Saya bisa ikut urus hal besar kayak kerja, desain rumah, juga atur investasi. Suami juga ikut nyemplung ngurusin hal-hal kecil kayak cuci baju, bikin mpasi, dan nyuapin anak.
Kadang suka kepikiran, kalau dua-duanya ekstrover mungkin kami bakal sama-sama lebih sering ngabisin waktu di luar daripada di rumah bareng anak. Dan kalau dua-duanya introver, mungkin rumah gak bakal ramai.
Menghadirkan dua anak dalam 4 tahun juga termasuk keputusan yang berani. Ketakutan-ketakutan yang kami rasakan sebagai orang tua baru memang perlahan sirna. Dengan empat orang, kini kami semakin kuat.
foto: Raisan Al Farisi |
Anniversary tahun ini dirayakan sederhana dengan sushi boat dan dua kaleng M*lo yang sering banget kami beli waktu pacaran dulu.
Selamat mengulang tahun pernikahan, Popi. Doa yang baik-baik juga untuk rumah tangga yang lebih baik.
Comments
Post a Comment