Ibu Encum dan Ceker Ayam
"Buuu, cekeeeerrrr...." terdengar suara lantang ibu-ibu paruh baya dari luar pagar rumah yang membawa satu buah keranjang merah dan sebuah plastik hitam besar. Suara ini lah yang selalu saya rindukan setiap pulang kerumah, suara yang tak lagi muda, namun memancarkan semangat yang besar. Yap, namanya ibu Encum, setelah hampir enam tahun berlangganan, baru hari ini saya tahu namanya. Wajah bu Encum amatlah natural, tak pernah berdandan. Pakaiannya juga sangat sederhana, kerudung langsung pakai, baju, celana bahan, dan sendal jepit. Ibu Encum selalu berbicara menggunakan bahasa Sunda, namun dengan segera ia switch ke bahasa Indonesia saat berbicara dengan saya, lucu. Apa yang istimewa dari bu Encum ini? Beliau menjajakan makanan dari pintu ke pintu, makanan apapun, dari pagi hingga petang. Meskipun saya tidak tahu di mana tepatnya bu Encum tinggal, tapi saya tahu kalau bu Encum menjajakan makanannya ke seluruh kampung. Memang bukan makanan bikinannya sendiri, belia