Peliputan dan Penyuntingan Berita

Date: Friday, 14 December 2012
Place: Auditorium B, FPBS, UPI
Event: Lokakarya Persiapan Pelaksanaan Program Pelatihan Akademik

Informasi berikut adalah sedikit penjelasan mengenai dunia jurnalistik, yaitu mengenai peliputan dan penyuntingan berita yang saya dapat melalui lokakarya PPL di kampus. Sebagai pemateri yaitu bapak Imam Jahrudin Priyanto, salah seorang redaktur koran Pikiran Rakyat, Bandung.

PELIPUTAN

Teknik Peliputan:
  • Perencanaan peliputan
  • Peliputan berita dilapangan
  • Penyuntingan naskah berita --ada peralihan tanggung jawab dari wartawan ke pimpinan (redaktur)
Cara peliputan:
  1. Menyiapkan pertanyaan --5W+1H questions
  2. Wawancara
  3. Studi pustaka --referensi untuk tulisan yang baik
Penyusunan berita:
  • Topik dan judul harus menarik
  • Data lengkap
  • Perhatikan aturan kebahasaan sehingga berita enak dibaca, pemaparannya harus bagus --logis, runtut, kalimat efektif, tidak rancu/ambigu
Etiket (tata cara perilaku) --mengapa tidak menggunakan kata ‘etika’? Karena sebenarnya kata ‘etika’ itu ditujukan untuk ‘ilmu yang memperlajari tentang etiket’
  • Penulisan berita tidak vulgar
  • Hindari berita tendensius dan berbau SARA --berita tendensius adalah berita yang menyudutkan seseorang tanpa adanya suatu bukti (biasanya terjadi pada media audio/visual, karena editor koran lebih disiplin soal bahasa dibanding dengan televisi)
Karakteristik berita:
  • Penting bagi masyarakat
  • Aktual
  • Khas/unik
  • Mengandung “human interest”
  • Kedekatan (“proximity”) secara geografis dan psikologis
  • “Name make news” --berita tentang orang-orang terkenal lebih menarik masyarakat
  • Kekuatan berita (magnitudo)
  • Tren
Jenis informasi:
  • Konferensi pers --berita dikontrol langsung oleh narasumber
  • Hasil investigasi/verifikasi
  • Interpretasi dari kondisi yang sudah ada
Teknik wawancara:
  • Berpakaian rapi
  • Berperilaku sopan
  • Melakukan kontak terlebih dahulu dengan narasumber
  • Percaya diri --namun tidak berlebihan
  • Mengenal narasumber --dengan mencari beberapa referensi terlebih dahulu
  • Memiliki informasi yang lengkap
  • Menyiapkan pertanyaan
  • Berbicara yang tegas dan jelas
  • Tidak didikte oleh narasumber

PENYUNTINGAN

Penyuntingan adalah proses menghaluskan dan mengoreksi bahasa pada naskah --termasuk akurasi data, nama dan peristilahan)

Kualifikasi penyunting:
  • Memiliki pengetahuan yang luas tentang bahasa --bahasa Indonesia maupun bahasa Asing
  • Memiliki pengetahuan umum yang mumpuni --biasanya didapat melalui pengalaman atau ‘jam terbang’
Penyuntingan berita:
  • Hard news --disunting secara lugas karena sudah ada standar penulisan beritanya, tidak menyangkut gaya penulisan seseorang. Untuk penulisan angka, dalam EYD, bila penyebutan angka tersebut hanya dua kata, sebaiknya ditulis dengan kata-kata, namun jika lebih dari dua kata, ditulis dengan angka
  • Soft news (feature/karangan khas) --tetap menjaga gaya penulisan wartawan, hanya memperbaiki tulisan yang bersifat human error (salah ketik, akurasi data, logika kalimat)
Mengurangi bahasa asing --terdapat pada UU No.24 Tahun 2009
  • Tulisan di media tidak boleh mengumbar bahasa asing
  • Bahasa Indonesia tetap harus diutamakan
Judul dan kepala berita --redaktur harus pandai mengangkat kepala berita yang tepat agar suatu berita menjadi menarik

Cara menyampaikan berita:
  • Setiap media memiliki SOP (Standard Operational Procedure) --saat menuliskan singkatan dalam bahasa asing, kita boleh hanya menerjemahkan kepanjangannya saja dan tetap menulis singkatan tersebut dalam bahasa asing, karena biasanya singkatan tersebut lebih dikenal oleh masyarakat
  • Topik dibahas secara terperinci
  • Laporan wartawan diperiksa redaktur
  • Keberimbangan. “Cover both side” --harus sesuai dengan fakta jurnalistik. Ada perbedaan antara ‘fakta’ dan ‘fakta jurnalistik’, ‘fakta’ adalah kondisi sebenarnya dari suatu kejadian, sedangkan ‘fakta jurnalistik’ adalah kondisi sebenarnya dari suatu kejadian yang harus terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada pihak yang diberitakan sebelum dimuat di media
  • Penempatan berita ditetapkan melalui rapat
Karakteristik pembaca:
  • Traditional reader --pembaca Koran yang membacanya secara lengkap dari awal sampai akhir
  • Scanner reader --pembaca Koran yang hanya membaca bagian pokok dan visual dari Koran tersebut, biasanya media lebih mengutamakan visual untuk jenis pembaca yang seperti ini
  • Supersonic reader --pembaca Koran yang membaca dengan cepat atau sambil berjalan, biasanya terjadi di Negara-negara maju

Citizen Jurnalism: bahan berita berasal dari orang awam, setelah masuk seleksi, lalu ditayangkan oleh media mainstream

Sekian sedikit informasi mengenai peliputan dan penyuntingan. Saya amat tertarik untuk terjun ke dunia jurnalistik, tidak hanya untuk program PPL namun juga untuk dunia kerja yang sebenarnya.

pic: pers. doc.
"Pekerjaan apapun akan terasa menyenangkan jika kita mencintai pekerjaan tersebut" -Imam Jahrudin Priyanto

Comments

Popular posts from this blog

"Karma Dalem Boncel"

Kerajian Tangan Tas Sedotan

KICKFEST 2012