Bulan Madu di Awan Biru (1)
foto: Raisan Al Farisi |
Bulan madu
tentunya jadi bagian yang paling ditunggu-tunggu setelah menikah. Meski saya
dan Raisan sering jalan-jalan, bulan madu akan jadi momen yang berbeda, karena
sekarang kita berdua sudah berstatus sebagai suami istri.
Sejak awal, Raisan sudah menawarkan Lombok untuk jadi destinasi bulan madu kita. Karena
saya belum pernah ke sana, jadi saya angguk-angguk aja deh.
Saking sibuknya
kita mempersiapkan pernikahan, kita baru menyiapkan itinerary bulan madu beberapa hari
sebelum menikah. Tapi Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.
dok foto pribadi |
7 Agustus
pagi, kita berangkat dari rumah Bogor menuju Botani. Di sini ada pool bis damri
yang akan membawa kita ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan ongkos
Rp75 ribu (tipe royal).
Sesampainya di terminal 1A kita check-in dan boarding
sekitar pukul 15.00. Asyiknya, perjalanan kita lancar sekitar 2 jam sampai ke Bandara
Lombok.
Di Lombok,
kita celingak-celinguk. Enaknya naik transportasi apa ya. Kita ditawari taksi
ke Senggigi seharga Rp200 ribu. Hmm.. Mahils juga ya.
Lalu kita lihat-lihat
damri. Ada nih yang ke Senggigi dengan harga Rp35 ribu aja per orang. Yippi.
Jauh lebih murah.
Karena di
sini kita mau bertemu dengan teman Raisan -yang kerja sekantor sama saya, tapi
saya gak kenal- dan teman sesama pewarta foto,
kita gak turun di hotel yang sudah kita sudah booking, melainkan di rumah
makan ayam taliwang. Yeay.
Duh enaknya abis perjalanan jauh, kita disuguhi
makanan khas NTB. Enyaaakk..
Setelah
makan, baru deh kita cari lokasi hotel tempat menginap. Saya sempat mandi dan ganti baju,
sebelum kembali menghirup udara malam Senggigi.
Teman-teman Raisan tampaknya mau
kita menikmati malam pertama di Lombok lebih lama, dengan mengajak bercengkrama
di sebuah café di pinggir pantai. Dan sekitar pukul 23.00, kita berpisah ke
peraduan masing-masing.
Hotel yang
Raisan booking di Senggigi adalah Hotel Bumi Aditya. Via aplikasi, kita dapat
harga yang cukup murce, Rp145 ribu aja semalam.
Walaupun murah, hotel yang terletak di
sisi bukit ini cukup unik dan nyaman. Kamar-kamarnya terpisah. Dindingnya terbuat dari
bilik dan interiornya klasik.
Begitu
masuk kamar, kita disuguhi oleh handuk yang dibentuk angsa-angsa plus taburan
bunga, ala kamar pengantin baru. Waw, berasa banget bulan madunya. Selamat
malam Senggigi ~
foto: Raisan Al Farisi |
foto: Raisan Al Farisi |
Paginya,
setelah sarapan dan foto-foto (eh beneran lho, sayang kalau gak foto-foto di
hotel seunik ini), kita bersiap untuk pergi ke Pelabuhan Bangsal. Tadinya sih
kita mau sewa taksi daring, tapi karena susah, kita akhirnya sewa mobil dari
hotel.
Karena
mobil ini mobil pribadi, kita bisa berhenti sesuka hati, termasuk foto-foto di
Villa Hantu, dekat Pantai Malimbu, Senggigi. MasyaaAllah indah pemandangannya
gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kita susah payah ambil foto di sini
meski anginnya kenceng banget hihi.
Saya gak
tahu sih kenapa bangunan kosong ini disebut villa hantu, mungkin karena
pembangunannya terbengkalai, hingga akhirnya tidak berpenghuni dan dindingnya
penuh dengan coretan. Menurut pak sopir yang bawa kita, villa ini
pembangunannya dihentikan karena menyalahi izin dari pemerintah.
foto: Raisan Al Farisi |
foto: Raisan Al Farisi |
Di dalam reruntuhan villanya, ada banyak wisatawan juga yang lagi foto-foto. Eh, di sini saya nemu
gelang mutiara Lombok yang saya cari-cari.
Jadi, dulu Raisan pernah ngasih
gelang mutiara sehabis liputan di Lombok, tapi sayang banget gelang itu hilang
sewaktu kita mau ke nikahan teman. Huhu. Walaupun gelang yang baru ini sudah
pasti 100 persen imitasi, tapi alhamdulillah akhirnya nemu yang mirip.
Kemudian
kita melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bangsal. Terima kasih, pak sopir.
Hmm.. Di sini kita naik apa yaa…
dok foto pribadi |
Comments
Post a Comment