Bulan Madu di Awan Biru (3)
foto: Raisan Al Farisi |
Hari ke-2
di Gili Trawangan
Ternyata
hari ini saya jatuh sakit. Bangun dari tempat tidur pun susah. Aneh juga sih,
karena sejauh dan selama apapun jalan-jalan, biasanya saya selalu baik-baik
aja.
Karena sakit yang berasa adalah kram perut bagian bawah, kita jadi
berspekulasi: jangan-jangan saya hamil atau jangan-jangan otot saya kaget
karena baru pakai sepeda lagi setelah bertahun-tahun. Ah masa sih?
Tapi meski
sakit, saya tetap jadi istri yang paling beruntung sedunia karena punya suami
super siaga. Pagi-pagi Raisan sudah keluar untuk cari obat dan ngebatalin
rencana kita untuk snorkeling. Alhamdulillah, uang tiketnya masih bisa kita
ambil 75 persen.
Nyesel
banget rasanya harus batalin inti acara dari bulan madu kita di Gili Trawangan.
Kemarin udah ngebayangin gimana serunya kita lihat ikan-ikan bawah laut,
sekarang pupus sudah.
Saya sempat mempersilakan Raisan untuk ikut snorkeling
sendirian, tapi tentu mana tega doi ninggalin istrinya sendirian.
Hari ini
kita akan pindah hotel ke tempat yang sudah dipesankan teman Raisan, namanya
Villa Bella. Letaknya gak jauh juga kok dari Villa Unggul.
Ternyata Villa Bella ini berkonsep penginapan pribadi. Setiap kamar
punya kolam renang dan ruang makan sendiri. Asiiik banget. Benar-benar
mengobati kekecewaan kita yang gak jadi snorkeling.
foto: Raisan Al Farisi |
foto: Fira Nursya'bani |
foto: Raisan Al Farisi |
Sambil
nunggu makan siang, kita berenang-renang dulu sepuasnya, tanpa ada yang ganggu.
Karena saya masih sakit, saya nonton suami aja yang berenang sendirian.
Tempat tidurnya juga di desain dekat dengan pintu yang mengarah ke kolam renang, jadi bisa ngawasin suami sambil baring-baring.
foto: Fira Nursya'bani |
Setelah puas berenang, siang ini
kita memutuskan untuk ‘pacaran’ di pantai Gili Trawangan yang berpasir putih
dengan air laut yang biru. Kita memang demen banget ni sama suasana kayak gini,
menyusuri batu karang, dan main-main air. Sayang banget saya gak bisa maceuh
kayak biasanya. Huhu.
Karena
sepanjang pantai Gili Trawangan dipenuhi dengan bule-bule yang berjemur, kita
terus jalan sampai nemu sisi pantai yang kosong. Di kejauhan terlihat banyak
perahu-perahu kayu yang membawa wisatawan-wisatawan untuk snorkeling.
foto: Raisan Al Farisi |
dok foto pribadi |
foto: Raisan Al Farisi |
Tak lama
kemudian seporsi kerang, beberapa tusuk sate seafood, dan dua porsi nasi sudah
terhidangkan di depan kita. Alhamdulillah, bisa makan kerang di sini dengan
sambel yang enyaak.
Dan pulangnya, rasanya gak asik kalau gak mampir lagi ke
toko-toko di sepanjang jalan. Kali ini kita beli water bag (yang ujung-ujungnya
dipakai buat nyimpen baju kotor).
Fiuh,
saatnya istirahat. Semoga besok bisa pulih yaa..
Hari ke-3 di Gili Trawangan
Hari ini hari
terakhir kita di Gili Trawangan. Huhu sedih anett. Pagi-pagi kita menghabiskan
waktu sepuas-sepuasnya berdua di hotel, berenang, sarapan, dan foto-foto.
Indahnya tempat ini, rasanya gak mau pulang.
Jam
10.00 kita harus stand by untuk nyebrang ke Bali naik speedboat. Serius? Iyaa
serius. Ternyata di sini ada transportasi laut jurusan Gili Trawangan-Bali.
dok foto pribadi |
Kebetulan
banget kan, kita memang jadwal selanjutnya akan bulan madu di Bali. Tadinya kita malah mau balik lagi ke Lombok dan akan menuju bali dengan kapal
feri. Ribet ya.
Ternyata
gak hanya kita yang mau nyebrang, puluhan wisatawan lainnya juga ikut mengantre. Hampir
semuanya bule. Tapi kapalnya agak telat, jam 11.00-an kita baru berangkat.
Kapal ini cukup besar, isinya kira-kira 100 orang.
Sementara
saya menghabiskan waktu dua jam perjalanan laut dengan tidur nyenyak, Raisan
justru susah tidur karena ngeri kapalnya tersapu-sapu ombak hihi.
dok foto pribadi |
Sampai jumpa Gili
Trawangan, terima kasih untuk kenangannya yang indah ~
(bersambung...)
(bersambung...)
Comments
Post a Comment