Tugas Wawancara dengan Pastor Kristen Katolik

Di semester 5 ini saya mengontrak satu mata kuliah di luar Bahasa Inggris, yaitu Seminar Pendidikan Agama Islam (SPAI). Dosennya bernama Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag, yang agak-agak nyentrik dan pemikirannya aneh.

Ceritanya, di SPAI ini kami harus melakukan kegiatan observasi dan menggelar seminar hasil observasi tersebut di kelas setiap pekan. Dan jreenng.. ternyata kelompok saya harus melakukan observasi tentang agama Kristen Katolik.

Akhirnya pada 26 September 2011, meluncurlah saya, Hasah, dan Ryan ke Gereja Santo Laurentius yang beralamat di Jalan dr. Setiabudi. Gereja ini gak jauh UPI, cuma satu kali naik angkot.

Semua orang yang kami temui di sana sangat ramah meski saya dan Hasah berhijab. Dari mulai satpam, ibu sekretariat, sampe bapak pastor.

Kami kemudian berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu pastor (nama dirahasiakan). Tema yang kami angkat adalah ajaran berpuasa dalam Kristen Katolik.

Tenyata dalam Katolik pun ada istilah dan anjuran untuk berpuasa. Menurut pastor itu, ada 3 maknanya. Pertama, untuk membersihkan segala macam hawa nafsu (nafsu kedagingan) supaya tertib dan tidak liar karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia baik adanya dan tertib.

Kedua, untuk mempersiapkan hari raya. Dan ketiga, usaha untuk pertobatan.

Umat Katolik melakukan ibadah puasa pada masa pra Paskah (sebelum hari raya Paskah) selama 40 hari. Hukum puasa bagi umat Katolik adalah wajib untuk orang yang berusia 17-60 tahun. Tapi, kata dia, konsep wajib yang dimiliki oleh Katolik amat berbeda dengan Islam.

Di Islam kita tahu hukum wajib itu harus dilakukan dan akan mendapat pahala. Jika tidak dilakukan akan mendapat dosa.

Namun di Katolik, wajib berarti diharuskan tetapi tidak memaksa dan aplikasinya kembali pada individu masing-masing. Dalam Katolik tidak ada konsep pahala dan dosa, jadi semua perintah itu pada dasarnya hanya untuk kebaikan individu itu sendiri.

Perintah puasa dalam Katolik tercantum dalam kitab suci Injil Matius, Markus, dan lukas. Perintah puasa secara rinci ada dalam kitab injil Matius bab 5-7.

Ia menjelaskan, sebenarnya perintah puasa telah dianjurkan oleh Yesus ketika dia sedang berkhutbah di bukit. Sebelum mengajarkan puasa terhadap umatnya, Yesus melaksanakan sendiri ibadah puasa selama 40 hari 40 malam.

Puasa diikuti, diajarkan, dan disebarkan oleh para rasul dan santo santa (orang yang mempunyai keimanan yang baik, yang suka menulis macam-macam buku, seperti Agustinus, Thomas Aquinas, Katarina, dan lain-lain) sehingga sekarang perintah puasa itu diikuti oleh seluruh umat Katolik.

Ada 3 jenis puasa dalam Katolik, yaitu puasa pra Paskah (hukumnya wajib), puasa hari Jumat, dan puasa hari Minggu sebelum melakukan misa di gereja (puasa yang dianjurkan).

Ada 2 istilah dalam Katolik yang berkaitan dengan puasa. Pertama yaitu puasa. Puasa dilakukan selama 24 jam dengan 1 kali makan. Orang yang berpuasa boleh memilih kapan waktu mereka makan sesuai dengan keinginan, tetapi hanya satu kali makan selama 24 jam.

Kedua yaitu pantang. Pantang dilakukan dengan cara tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang dipantang, misalnya rokok. Dalam istilah pantang ini, umat Katolik diperbolehkan makan, tetapi mereka hanya tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mereka pantang.

Istilah ‘puasa‘ dan ‘pantang‘ bisa dilakukan pada saat bersamaan atau boleh hanya saat pra Paskah, hari Jumat, atau hari Minggu sebelum ibadah misa di gereja.

Pada saat ‘puasa‘ atau ‘pantang‘ sebelum melakukan ibadah misa di gereja, umat Katolik diperbolehkan untuk minum. Mereka hanya tidak diperbolehkan untuk makan atau mengkonsumsi makanan yang mereka pantang sebelum melakukan ibadah misa. Mereka biasanya makan pada malam hari.

Tidak ada konsekuensi khusus jika mereka tidak melaksanakan puasa, karena pada dasarnya seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam Katolik tidak ada istilah pahala dan dosa.

Bagi orang yang melaksanakannya, hal itu semata-mata sebagai pengabdian kepada Tuhan karena telah mengikuti petunjuk Tuhan secara benar, tetapi bagi orang yang tidak melaksanakannya juga tidak ada istilah dosa baginya.

Lalu bagaimana konsep Tuhan dalam Katolik? Ternyata Katolik juga menganut ajaran tauhid, yaitu keesaan Tuhan.

Sebenarnya tidak ada Tuhan tertinggi dan terendah karena bagi umat Katolik, Tuhan itu satu. Hanya saja cara mereka memandang wujud Tuhan itu berbeda.

Ada yang disebut Tuhan Bapak. Sebutan Bapak untuk Tuhan itu menegaskan bahwa Tuhan dan makhluknya itu dekat sedekat dengan ayah sendiri, sekaligus jauh antara makhluk dengan penciptanya.

Lalu ada yang disebut Putra, Putra di sini adalah Nabi Isa a.s (yang disebut dengan Yesus). Umat Katolik memandang Yesus sebagai bagian dari Tuhan, yaitu Firman Tuhan. Dalam Katolik, Firman Tuhan itu berwujud, yaitu Yesus.

Yang ketiga ada yang disebut Roh Kudus. Umat Katolik meyakini Tuhan itu gaib, oleh karena itu mereka menyebut Tuhan itu Roh Kudus yang artinya ruh yang suci, tidak kotor seperti ruh manusia.

Maaf jika saya sok tahu, tapi semua ini pemahaman saya atas semua penjelasan sang Pastor. Semoga tidak salah, karena saya hanya berbagi pengalaman tugas observasi. Cheers.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"