Posts

Showing posts from September, 2014

Halfway (2)

Image
Saya yang sewaktu SMA terlihat tomboy abis, rambut selalu pendek, cuma punya baju kaos, dan suka berpetualang, di pertengahan tahun 2010 banting stir jadi cewek kerudungan yang identik dengan kata “tobat." Iya hampir semua teman bilang “lo udah tobat, Ra?” Sebelumnya, gak ada sama sekali yang namanya pertempuran batin. Kepengen pakai kerudung itu mengalir begitu saja. Di awal-awal, jadi kerudungers itu berat, berat atas komentar orang lain. foto: Fira Nursyabani Tapi ya cuek ajalah, namanya juga belajar jadi orang baik. Akhirnya di kota mode ini, saya memutuskan pakai kerudung permanen, sembari dibimbing teman-teman terdekat. Nah! Pertengahan masa-masa kuliah, setelah beberapa kelas mengalami pencampuran, saya akhirnya punya teman deket alias gank yang dinamai Tagoni . Jangan pernah menyangka Tagoni ini gank berisi cewek-cewek gaul maksimal yang menerapkan sistem gaul masa kini (3B – BB-Behel-Bonding). Kami hanya enam orang cewek yang notabene kerudungers dan doyan makan. Ta

Halfway (1)

Image
Kuliah di Bandung memang sudah jadi rencana saya sedari SMP. Terlepas dari nantinya saya diterima kuliah di mana, yang penting bikin rencana dulu. Selepas SMA, Bandung checklist . Sebagai anak rumahan yang kesehariannya cuma ngubek-ngubek Ciawi (kadang main ke kota Bogor kalau ada lomba-lomba Paskibra dan ke tempat nenek di kota Depok setahun sekali pas Lebaran), saya melihat Bandung sebagai kota yang keren. Banyak tahu dari TV dan pernahlah sesekali ke sana, jalan-jalan atau jengukin teteh. Perjuangan bisa tinggal di Kota Kembang nggak semulus yang saya bayangkan di waktu SMP. Pilihan sekolah lanjutan pertama yang disarankan orang tua adalah STSN, Sekolah Tinggi Sandi Negara, Parung, Bogor. Karena gak mau mengecewakan, saya akhirnya ikut tes di sana dengan setengah hati. Hasilnya? Gak Lolos -_- Agak sedikit sebel sih (sekaligus senang!) karena setelah itu saya bingung mau daftar ke mana lagi. Ditambah, waktu itu saya baru tahu kalau pendaftaran UM UPI sudah ditutup. UPI menjadi s

Resep: Nugget Jamur

Image
Ternyata bikin nugget itu gampang banget ya. Kali ini saya mencoba bikin nugget yang agak menyehatkan karena isinya jamur. Supaya rasanya gak aneh banget, saya juga pakai potongan daging ayam. Setelah dicoba, eh ternyata enak loh. Bahan: ½ kg Jamur Tiram 2 ptg Daging Ayam 200 gr Tepung Terigu 100 gr Tepung Kanji 4 btr Telur ¼ kg Tepung Panir Garam, Gula dan Lada secukupnya Minyak Sayur Cara Membuat: Rebus jamur tiram selama 10-15 menit. Giling jamur tiram yang telah direbus dan daging ayam. Bisa juga dengan dicincang halus. Campurkan gilingan jamur tiram dan daging ayam dengan tepung terigu, tepung kanji, 2 butir telur, garam, gula, dan lada. Setelah diaduk rata, masukkan adonan nugget ke dalam Loyang dan dikukus selama 10-15 menit. Setelah dikukus, adonan didinginkan. Siapkan 2 butir telur yang dikocok lepas dan tepung panir. Potong-potong adonan nugget sesuai selera. Celupkan ke dalam telur lalu digulingkan ke dalam tepung panir. Goreng nugget di

Label Melabeli

Image
Kata-kata baru seperti selfie , tweeps , dan woot sebagai kosakata baru telah masuk ke dalam kamus bahasa Inggris Oxford. Kata-kata baru yang lainnya akan segera menyusul seiring dengan berkembangnya teknologi. Teknologi begitu banyak menyumbang pembendaharaan kata. Namun tidak hanya teknologi, tanpa kita sadari, kehidupan sosial juga banyak menyumbang kata-kata yang notabene kita sebut ‘baru’. Dibuatnya istilah-istilah baru memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menguraikan suatu hal dan membedakannya dengan hal lain. Lalu bagaimana dengan pemberian label? Label kebanyakan diberikan untuk suatu fenomena yang sedang mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan khalayak ramai Label bisa membuat sesuatu dipandang baik atau buruk.  pic: google Indonesia memiliki kata alay yang mengacu pada anak-anak muda yang sedang ingin mengangkat derajat dan meninggikan status di antara kawan-kawannya dengan mengubah gaya lama menjadi gaya baru yang luar biasa (Koentjara Ningrat). Ga