Posts

Showing posts from 2020

Ibu Suri In Memoriam: Hari-hari Terakhir -2

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Oktober. Dalam kurun waktu sebulan, dua om saya, adik Mama, meninggal dunia. Saya dan Mama berkomunikasi intens. Saya gak tahu harus bagaimana menenangkan Mama yang saat itu kondisinya ikut drop . Terakhir video call, 29 Oktober, saya lihat ada yang berbeda di wajah Mama. Mama sama sekali gak merespons apapun, meski Rainier dan Emica ada di layar ponsel. Besoknya, Mama semakin drop dan akhirnya dibawa ke RSUD Ciawi. Mama masuk ICU karena menurut dokter, Mama kena strok. Beliau memang sudah lama ngidap darah tinggi. Hidup gak pernah sebimbang ini. Hampir 5 menit sekali saya ngecek layar ponsel, berharap ada kabar baik tentang Mama. Jumat 6 November tengah malam saya diberi kabar kalau Mama drop lagi. Padahal selama seminggu di rumah sakit, kondisi Mama selalu stabil dan sadar walaupun belum boleh dijenguk. "Mama udah gak ada," kata teteh di panggila

Ibu Suri In Memoriam: Hari-hari Terakhir -1

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا 2018 Mei 2018 Mama sempat pergi umrah bareng Bapak. Waktu Mama umrah, saya sedang mengandung Rainier. Karena rindu, saya menangis tiap malam. Mama umrah 2018. (foto: Bapak) Kali ini juga saya selalu nangisin Mama. Bedanya, Mama dulu kembali ke rumah dari Saudi setelah 9 hari, sedangkan sekarang Mama gak akan kembali. Di 2018, kehidupan Mama disibukkan dengan mengurus cucu. Dan di penghujung 2018, Mama mengantar cucunya untuk pindah rumah ke Bandung. Saat pindahan, Mama tinggal di rumah selama beberapa hari. Kami sekeluarga menyempatkan diri ngajak Mama jalan-jalan ke Ciater, nyewa villa, dan berendam air panas. Ini jalan-jalan jauh pertama Mama bersama cucunya. Ciater 2018. (foto: Raisan Al Farisi) 2019 Pertengahan 2019, kami sempat ngajak Mama jalan-jalan ke Pangandaran. Mama sudah lama bilang pengen ke Pangandaran. Selama ini kalau ke pantai kami seringnya k

Ibu Suri In Memoriam: Cucu

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Saya dengan cepat berubah menjadi seorang 'anak mami', terlebih menjelang menikah. Apapun saya omongin ke Mama. Saat saya positif hamil, Mama jadi orang pertama yang saya tunjukkan hasil testpack . Saya tahu beliaulah yang paling bahagia. Selama beberapa tahun terakhir Mama memang selalu ngomongin tentang cucu. Sebagai anak pertama yang ngasih Mama cucu, saya bangga. Meski hanya beberapa tahun momong cucu, setidaknya Mama bisa ngerasain kebahagiaan sebagai nenek. Waktu detik-detik mau melahirkan, Mama gak berhenti ngusap-ngusapin perut pakai air yang sudah dibacain doa. Lalu Mama bilang "Matak ulah sok doraka ka indung teh kieu" (makanya jangan suka durhaka ke ibu teh gini (melahirkan itu sakit)). Mama & Rainier 2018. (foto: Raisan Al Farisi) Rainier bisa jadi manusia yang paling disayang Mama. Semua bajunya dibelikan Mama. Sampai usia 5

Ibu Suri In Memoriam: Kain jarik

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا 2004, Mama pernah drop. Sakit parah. Semenjak itu, Mama gak pernah benar-benar sehat. Entah sudah berapa dokter didatangi, mulai dari dokter saraf sampai dokter THT. Pengobatan herbal juga dijajal, mulai dari minum ramuan alami sampai direbus dalam tong (ini serius). Syukur Mama gak pernah dirawat di rumah sakit. Masuk ICU RSUD Ciawi selama seminggu sampai kepergiannya merupakan yang pertama dan terakhir. Mama cukup sering nyinggung tentang kematian. Mama pernah bilang, punya firasat berumur pendek karena sering ngerasain sakit kepala yang hebat. Waktu berkunjung ke Gramedia Bandung tahun lalu, Mama bahkan membeli buku berjudul 'Calon Jenazah', karya Ahmad Rifa'i Rif'an. Firasat lainnya, Mama sudah siapkan beberapa kain jarik dan mewasiatkan kain itu untuk dipakai menutup jenazahnya kelak. Dan kain itu benar menjadi pakaian terakhir Mama, selai

Ibu Suri In Memoriam: Jalan-jalan

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Mama selalu 'memecah keheningan' dengan ngajak kami sekeluarga bepergian. Di sini hobi baru keluarga saya dimulai: jalan-jalan dan kulineran. Tempat wisata favorit Mama adalah pemandian air panas Ciseeng. Hampir setiap musim liburan kuliah kami datang ke sana untuk fish spa , naik bom bom car, dan makan ikan bakar. Ciseeng 2013. (foto: Bapak) Ciseeng 2012. (foto: Bapak) Cuma Mama yang berendam air panas, tapi kami setia menemani. Setelah anak-anaknya masuk dunia kerja, kami sudah jarang ke Ciseeng, tapi masih sering makan-makan di luar. Tempat favorit Mama untuk makan adalah foodcourt BTM di Kota Bogor, biasanya di sini Mama pesan gudeg jogja. Selain akses angkotnya cukup mudah dari rumah, Mama juga senang ke BTM karena bisa belanja yang murah-murah. Foodcourt BTM 2018. (foto: Mamang karyawan gudeg) Selain di Bogor, Mama juga senang jalan-jalan di Band

Ibu Suri In Memoriam: Pecel

Image
Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Mama, saya (digendong), teteh (tengah) dan Bapak. Kehilangan ibu seperti ada lubang besar menganga di dada. Tapi kalau boleh jujur, saya sebenarnya gak begitu sering berinteraksi dengan Mama sampai kelas 3 SMA. Kami dulu berjalan berjauhan. Tangan saya yang mungil waktu itu, gak sanggup menggapai Mama. Buat saya, Mama bagaikan orang lain yang hidup serumah. Saya hidup dengan toxic parent dalam waktu yang lama sampai terekam di memori terkecil otak saya. Namun, setelah jadi orang tua, baru saya menyadari, Mama mungkin selama ini berjuang dengan masalah mental yang memang rentan dialami ibu-ibu muda. Secara genetik, gangguan itu ternyata menurun ke saya. Hanya, saya lebih terbuka dengan masalah itu, Mama mungkin tidak. Meski gak sedekat ibu dan anak pada umumnya, bukan berarti saya menganggap beliau sebagai sosok Mama yang buruk. Ada hal-hal yang saya kagumi ju

Bius dan Infus

Image
foto: Raisan Al Farisi Tiba-tiba saya bangun dengan sakit kepala dan nyeri yang hebat. Saya tolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, berusaha mencerna keadaan. "Tidur aja, bu, tidur," kata perawat yang lewat. Mata saya yang terbuka setengah tertuju pada jam dinding putih di dinding sisi kanan. Suasana cukup sepi, sampai detak jarum jam dinding itu terdengar cukup jelas. Waktu di jam itu menunjukkan pukul 08.20 WIB. Sambil nahan nyeri, mata saya gak lepas dari jarum jam, berharap waktu berjalan cepat. *** Lebih dari sepekan lalu saya ngerasa ada yang aneh setiap kali duduk. Seperti ada benjolan yang ketika dipegang terasa hangat. Dokter obgyn yang menangani saya di sebuah rumah sakit di Kota Bandung, dokter Elsy, ternyata minta saya untuk rawat inap dan melakukan prosedur bedah. Menurutnya, saya terkena kista bartholin. foto: Raisan Al Farisi Saya dirawat selama 4 hari, meninggalkan dua anak di rumah bersama ibu asuhnya. Di hari ketiga, saya naik meja operasi pukul 7 pagi. Ini op
  Just say you're still staying in your room.

Are You Still Staying In Your Room?

Image
Two calls in Friday night, 6 November, were the scariest. Couldn't believe I wasn't by your side when you breathed your last. Life is suddenly turned upside down. Looking at your bedroom with the light on, feel like you're still inside, working with your laptop, embroidering. So many questions remain unanswered. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Mama Dida Suryawati binti Sudrajat 7 Juni 1965-6 November 2020

I Miss You and I Always Do

Image
Seeing your last message and wondering why were you gone so fast. I have no idea why I missed you and wanna kiss you much when I came home. Turned out it was my last kiss for you. Thank you for being a-father-like-uncle for me and always be there since I was kid. Hard to accept you're not here anymore. Last time we met, you said ' saying astagfirullahalazim saves me from accident '. And you told me story back when you got your first heart attack years ago. I know you're struggling hard when the last attack came, but God didn't let you feel the pain again.  I miss you and I always do. إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ Firman Suryadarman bin Sudrajat 1968-2020

Selamat Tengkurap, Emica!

Image
foto: Raisan Al Farisi Ada yang mengejutkan dari sesi tummy time kali ini. Mica sudah bisa tegak sempurna di usia 3 bulan. Biasanya setiap tummy time, Mica agak kesulitan mengangkat kepala, maklum tulang lehernya belum kuat betul. Sekarang, setelah bisa digendong dan didudukin dengan kepala tegak, dengan sendirinya tulang leher Mica ikut terlatih dan akhirnya bisa menopang kepalanya saat tengkurap. Selamat sayang, selanjutnya kita belajar duduk ya!

Sepoi-Sepoi Kincir Angin di Cijapati

Image
foto: Raisan Al Farisi Akhirnya kembali ke edisi ikut Popi liputan, sekarang personelnya nambah satu nih. Tempat yang kita kunjungi kali ini agak jauh, tepatnya di jalur alternatif mudik, Jalan Cijapati. Padahal sama-sama di Kabupaten Bandung, tapi rasanya nggak nyampe-nyampe. Agak aneh sih kok bisa ya di tempat sejauh ini ada objek wisata.  Namanya Taman Zandea. Di taman ini ada ribuan origami kincir angin warna-warni yang akan berputar secara bersamaan saat angin besar datang. Kebetulan lokasinya memang ada di atas gunung. foto: Fira Nursyabani Akses masuknya agak kacau juga nih, jalanannya berbatu dan agak sempit, belum lagi lokasi parkirnya penuh dengan debu. Tiket masuknya Rp10.000 aja per orang dan Rp5.000 untuk anak-anak. Di sini bisa prewedding juga, bayarnya Rp300.000 all set. Saya sempat ngobrol-ngobrol juga sama pemiliknya, namanya pak Fauzan. Ceritanya sekalian mau ngisi kanal wisata di Ayo.  Kata pak Fauzan, objek wisata ini sudah ada sejak November tahun lalu. Beliau meng

30 Tahun si Anak 90-an

Image
foto: Raisan Al Farisi Selama ini saya selalu berpikir tahun 1990 itu masih 10 tahun lalu. Sampai saya menyadarinya hari ini, di ulang tahun suami yang ke-30. Walaupun sudah 30 tahun, suami saya berasa masih belasan tahun. Suka becanda, banyol, suka gulang guling di kasur bareng anak. Tapi saya bangga dengan sikap baiknya, gak cuma ke anak, istri, keluarga, tapi juga ke orang lain yang gak dikenal. Suami saya ini kalau lagi bawa motor di jalan, setiap lihat ada pengendara lain yang lagi dorong motornya, pasti dia bantu step sampe pom bensin atau bengkel. Pernah suatu hari di tengah jalan ada anak kucing kecil yang linglung, dia sengaja turun untuk mengevakuasi kucing itu, supaya gak kelindes. Waktu lagi beli pecel lele di Cileunyi juga, suami saya tiba-tiba ngebeliin beberapa bungkus uduk dan ayam untuk bapak-bapak pemulung yang kebetulan lewat bareng anaknya. Pernah juga waktu kami pulang kerja, suami lihat di pinggir jalan ada manusia boneka lagi tidur sama anaknya dalam keadaan masi

Miss your jokes already

Image
If only I knew last couple of weeks was our last meeting, I would beg you to stay longer. Hearing to your jokes was all I need every time I came home. I can't thank you enough for accompanying me to Bandung for many moments and I wish for other moments ahead. But now you're gone. And forgive me for not be able to accompany you to your grave. May your warm heart be the light that guide you there. I miss your jokes already. إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ Yan Suryawardhana bin Sudradjat 1970-2020

Jalan-jalan ke (Taman) Hotel R

Image
foto: Muhammad Badrien Sutriadarman Ada tempat hiburan keluarga 'tersembunyi' di deket rumah orang tua saya di Ciawi. Bentuknya taman gitu di depan Hotel R, yang lokasinya gak jauh dari rumah, cuma 5 menitan naik mobil. Warga biasa, yang bukan pengunjung hotel, diperbolehkan masuk ke sini. Masuknya gratis. Di dalamnya ada kandang kelinci, kandang rusa, kandang burung, playground, dan arena ATV. Pengunjung bisa beli wortel untuk ngumpanin rusa dan kelinci, juga pakan burung dan ikan. Saya ke sini bareng suami, Rai, Mica, Mama, Teteh, Adik, Adik ipar, dan dua sepupu. Rainier ternyata seneng banget bisa ngasih makan rusa. Dia betah berlama-lama memandangi rusa. Semacam ada chemistry gitu. foto: Raisan Al Farisi Tapi arena yang paling bikin Rai betah apalagi kalau bukan arena bermain. Ada perosotan, trampolin, ayunan, sampai panjat tebing. foto: Raisan Al Farisi foto: Raisan Al Farisi foto: Fira Nursyabani Khusus buat panjat tebing, saya dan suami dibuat terpana karena Rai tanpa di

UKW Angkatan Covid-19

Image
dok. PWI Kota Bandung Setelah berkecimpung di dunia kewartawanan selama hampir 6 tahun, saya dapat kesempatan untuk ikut uji kompetensi wartawan (UKW) tingkat muda. UKW ini memang ada beberapa tingkat. Muda untuk wartawan di lapangan yang sudah berpengalaman minimal satu tahun. Madya untuk wartawan sekelas redaktur. Dan utama untuk wartawan sekelas pemimpin redaksi. UKW angkatan XXXVII tahun ini sempat ditunda beberapa bulan karena corona. Tapi akhirnya terlaksana juga. Pelaksanaannya pun pakai protokol kesehatan. Panitia sudah bagi bagi masker, face shield, dan handsanitazer. Waktu diminta kantor untuk ikut UKW, saya sempet kaget karena saya baru beres cuti melahirkan 3 bulan. Sejenak saya lupa, selain seorang ibu dua anak, saya juga ternyata masih seorang wartawan :)) Selain saya, ada 4 wartawan lain dari kantor saya yang ikut UKW: Naufal, Khansa, Husnul, dan Kang Irpan. Padahal media lain masing-masing cuma ngirim satu wartawan aja. Kang Irfan, Husnul, Naufal, Fira, Khansa. (foto: N