Posts

Showing posts from 2011

My Biggest Performance: LUKAS AND THE TIME MACHINE

Image
Nation: Britnine in Motion Lukas and the Time Machine Cerita diadaptasi dari cerita rakyat  Lutung Kasarung. Persembahan: NATION: Britnine in Motion (English 2009) Tempat: Gedung BPU, UPI, Bandung Waktu: Rabu, 28 December 2011 Sutradara: Muhammad Arizal Rukmana Co: Lianisya dkk Dekorasi: Lianty dkk Logistik: Agung Nugraha dkk Kostum/Make up: Ilma Siti Nursyifa dkk Koreographer: Tantra Afianto Penata Musik: Rizky Rafsyanzani Lukas and The Time Machine bercerita mengenai seorang putra khayangan bernama Lukas yang tengah mencari kekasih hatinya, Purbasari. Melalui mesin waktu yang berbentuk Gunungan, ia menjelajah berbagai tempat, mulai dari Liverpool hingga Afrika. Pertunjukkan ini memiliki 9 setting dan 11 scene yang masing-masing diisi oleh pemain yang berbeda. Setiap setting diisi oleh tarian dan iringan musik yang khas sesuai dengan karakter lokasinya. Scene I: Khayangan. Di sini Lukas meminta restu ibundan

Monologue Performance --“World Without Word”

Image
Diadaptasi dari  World Without Word karya  Dea Loher Persembahan: Main Teater Tempat: Gedung Indonesia Menggugat, Jl. Perintis Kemerdekaan No.5, Bandung Waktu: Minggu, 13 November 2011 Sutradara: Heliana Sinaga Penata Artistik: Deden Jalaludin Bulqini Penata Lampu: Febi Make-up : Oy Taufik Penata kostum: Fitri Kenari Penata Musik: Cahyo Harimurti Ini pertunjukan monolog pertama yang saya tonton dari Main Teater. Si aktor perempuan ini sekaligus jadi sutradara. Monolognya lebih banyak bercerita tentang dua pelukis yang berbeda karakter, namun mereka saling mengagumi satu sama lain. Masing-masing menunjukkan bahwa gambar lebih memberikan banyak makna, dibandingkan kata-kata.

Lengser di Mata Kuliah ABS

Image
Foto: Meyza Pritama Lengser: Sandi Juandi Pamayang: Luciyana Dwiningrum, Prita Annisa Utami, Fira Nursya’bani Pelatih, Penata Kostum, Make-up: Nenden (Seni Tari) Ass. Kostum/Make-Up: Linda Nurmala, Tantra Afianto Waktu Pementasan: Jumat, 21 Oktober 2011 Jreeeng, terpampang ekspresi frustasi di wajah Luci, Prita, Sandi, dan saya yang harus menentukan tema presentasi mata kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni (ABS)  (Galau 1) . Terbesit buat menampilkan sesuatu yang berbau sastra, atau dance , atau bla bla bla.. Sampai akhirnya ada usul cerdik dari Prita, LENGSER! Sesaat senyum mengembang di bibir kami berempat. Yess! yang penting ketemu satu tema, ke sananya gimana nanti. Ehm, masalahnya, di mana kita bisa dapat informasi tentang lengser di saat googling aja hasilnya nihil? Di mana kita harus nyari lagunya? Siapa yang mau ngelatih kita? (Galau 2) Sempat dapat sedikit angin seger waktu ada teman yang nawarin temannya buat ngelatih, dan temannya itu menyanggupi.

Dan Saya Memutuskan untuk Berkerudung

Image
foto: Richo Arifianto Saya mau berbagi pengalaman 'spiritual' terkait keputusan saya untuk pakai kerudung secara permanen. Lupa lagi deh kapan saya pertama kali mulai berkerudung. Yang saya ingat, waktu itu saya bilang ke Mama dan kebetulan di situ juga ada Bapak yang ngedengerin. Wajah semringah kelihatan banget dari wajah mereka. Mungkin mereka menerka-nerka ada angin apa yang tiba-tiba ngebuat saya mutusin buat berkerudung. Alasan yang logis mungkin karena pengaruh lingkungan di sekitar. Di kampus saya yang rada-rada religius, banyak banget cewek-cewek berkerudung. Ditambah, se-gank saya, dari lima orang cewek, cuma satu yang nggak berkerudung (jadi berdua dengan saya). Sebenarnya bukan kesan cantik yang saya ingin munculkan setelah saya berkerudung, tapi ‘ being a good girl .’ Mengingat zaman-zaman akhir SMA, hidup saya carut marut, punya pacar anak band, sering diajak ke acara-acara sampe balik malem bahkan subuh. Betapa gampangnya saya kebawa arus.

KICKFEST 2011

Image
Ini KICKFEST tahun ketiga yang saya datangi, KICKFEST 2011. Saya datang bareng sahabat saya, Wisnu. Awalnya anak ini gak sengaja datang ke Bandung buat menghadiri nikahan sodaranya, tapi dengan sengaja langsung saya culik buat nemenin ke acara ini. Kali ini KICKFEST 2011 bertempat di lapangan Gasibu Bandung. Bintang tamunya yang cukup terkenal di telinga saya sih ada Koil, Pure Saturday, White Shoes & Couple Company, Rosemary, dan lainnya. Sebelum nangkring di depan panggung, saya dan Wisnu keliling-keliling nyari sesuatu yang bisa kita beli, dari mulai pakain sampe makanan. Karena saya dan Wisnu datang lumayan malam, di sana kita cuma liat penampilan Pure Saturday yang sebenernya lumayan bikin galau kalo gak dateng sama pacar. Source:persibholic.com

Theatrical Poetry Reading -- “LALU AKU”

Image
Foto: Fira Nursya'bani Persembahan: Teater Kosong Tempat: Taman Budaya Jawa Barat, Bandung Waktu: Jumat, 30 September 2011 Sutradara: Radhar Panca Dahana Assisten Sutradara: Rik A. Sakri Penata Musik: Arafat Ensamble: Yaser Arafat, Hermansyah, Rio Z., Zainal, Henri Chaniago Penata Kostum: Samuel Watimena Koreografer: Jecko Siompo Make-up Karakter: Yudari, Ratna Kosong Penata Artistik: Aidil Usman Pemain: Glenn Fredly, Olivia Zalianty, Putri Bastaman, Meritz Hindra, Lisza Syahtiani, Radhar Panca Dahana Penari: Novi Chamalia, Adi B. Fernando Manalu, Haris FA Warisman, Ahmad Syaifullah, Alexander Romario Bawole, Eko Yudi Prasetyo, Chanaya, Sandy Sadewo, Anton Puisi karya Radhar Panca Dahana ini sungguh menakjubkan. Para pemain pun membacanya dengan baik sehingga terasa pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton. Salah satu yang terbaik adalah Olivia Zalianty. Visualisasi yang di pertunjukan oleh Teater Kosong juga amat keren. Nilai plus dari t

Tugas Wawancara dengan Pastor Kristen Katolik

Di semester 5 ini saya mengontrak satu mata kuliah di luar Bahasa Inggris, yaitu Seminar Pendidikan Agama Islam (SPAI). Dosennya bernama Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag, yang agak-agak nyentrik dan pemikirannya aneh. Ceritanya, di SPAI ini kami harus melakukan kegiatan observasi dan menggelar seminar hasil observasi tersebut di kelas setiap pekan. Dan jreenng.. ternyata kelompok saya harus melakukan observasi tentang agama Kristen Katolik. Akhirnya pada 26 September 2011, meluncurlah saya, Hasah, dan Ryan ke Gereja Santo Laurentius yang beralamat di Jalan dr. Setiabudi. Gereja ini gak jauh UPI, cuma satu kali naik angkot. Semua orang yang kami temui di sana sangat ramah meski saya dan Hasah berhijab. Dari mulai satpam, ibu sekretariat, sampe bapak pastor. Kami kemudian berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu pastor (nama dirahasiakan). Tema yang kami angkat adalah ajaran berpuasa dalam Kristen Katolik. Tenyata dalam Katolik pun ada istilah dan anjuran untuk berpuas

School Visit: Kedutaan Besar AS dan Pantai Ancol

Image
Dalam mata kuliah Liason Interpreting, kami, seluruh kelas 5B Bahasa dan Sastra Inggris 2009 UPI mengadakan kunjungan ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia di Jalan Medan Merdeka Selatan 5, Jakarta Pusat. Peraturan di sana amat ketat. Kami tidak diperkenankan masuk dengan membawa ponsel atau barang-barang berbaterai lainnya sehingga kami tidak dapat mengambil gambar saat berada di dalam. Masuk ke dalam kedutaan pun cukup sulit karena kami harus menjalani sejumlah pemeriksaan. Di dalam, kami dikumpulkan di sebuah aula kecil tempat kami menerima beberapa materi dan penjelasan mengenai AS. Pemateri adalah seorang native speaker yang berasal dari Amerika, dan sedang mengikuti program pertukaran pelajar di Indonesia. Setelah sesi materi dan tanya jawab berakhir, kami dipersilakan mengunjungi perpustakaan yang ada di sana, Kunjungan yang berlangsung selama dua jam itu memberi kesan yang amat mendalam. Selain bisa lebih mengenal AS, kami juga diberi tahu 

My First ELF Performance, Dramatic Poetry Reading

Place: Amphitheatre Building, UPI, Bandung Date: Sunday, 5 June 2011 Cast: Agil Purnama, Yoga Brahma, Sofyan Widianto, Muhammad Arizal Rukmana, Prita Annisa Utami, Fira Nursya’bani After we performed “the bear”, it was our second performance in AECS 2011. Talking about the concept of this dramatic poetry reading, we tried to show the audiences how technology has changed people's life. First, we acted like children, playing traditional games, singing traditional song. And it slowly changed. We still acted like children but with modern stuff. The girls were busy with their cellphone and the boys were busy with any kind of modern games. Thus, we began to read the poetry entitled Notasi Kecil Anak-anakku by Saeful Badar. It was about the children’s life that changed from traditional into modern, the children that forget what they should defend. This performance was success and got a lot of attention. Saeful Badar NOTASI KECIL ANAK-ANAKKU, 1 Telah punah anak-anakk

Being a Costume Designer of Theater Performance “The Bear”

Image
The story adopted from “The Bear” by Anton Chekov Presented by: English Literature Forum Place: Auditorium A, 4th floor FPBS Building, UPI Bandung Date: Friday, 3 June 2011 Directors: Agil Purnama Music Director: Yoga Brahma Wardrobe: Fira Nursya’bani Make –up: Tantra Afianto Cast: Prita Annisa Utami, Hasan Ibnu Safrudin, Muhammad Arizal Rukmana Synopsys:  This play told about a widow who mourned after her husband dead. Suddenly, an unknown man came to her house to collect debt. She was furious because she didn’t want to be disturbed. She said she will pay the debt soon, but the man wanted her to pay her debt on that day. After a long wasted breath, they’re finally falling love each other. foto: Fira Nursya'bani ELF was performing this play in English Day, an English Department’s promotion event. It was the second play produced by ELF besides the play entitled  Where the Cross is Made?

Theater Performance -- “He-Don”

Image
Presented by: Teater Tarian Mahesa Place: Auditorium CCF, Bandung Date: Friday, 20 May 2011 Directors: Gusjur Mahesa Music Director: Bluemoon Artistic: Arman Djamparing Stage Manager: Ferdinan Cast: Yussak Anugrah, Jajang Arkidam, Agil Purnama, Muach Huru Hara, Oding Anti Heri Maja Kelana, Wildan Kurnia, Romyan Fauzan, Farid Shobri, Ayo Sekolah, Agung Purnama Putra, Tohari Yosdolac, Ridwan Hasyimi, Hasan Ibnu Safrudin, Odinh Anti, John Heryanto, Heri Maja Kelana, Dedi Warsana Synopsys: Some people from a variety of occupation were hanging their life in gambling. The story flowed until the gambling was legitimated. :: The audience must be adults because this play was so frightening. Take a look! foto: Teater Tarian Mahesa foto: Teater Tarian Mahesa foto: Teater Tarian Mahesa foto: Teater Tarian Mahesa foto: Teater Tarian Mahesa foto: Teater Tarian Mahesa

Theatrical Poetry Reading

Image
Event: Pameran Puisi & Sketsa Presented by: Satrasia, ASAS Place: Amphitheatre Building, UPI Bandung Date: Friday, 29 April 2011 Synopsys: This event showed some wonderful sketch and poetry by some artist from ASAS and Satrasia. This event also showed some poetry performance in many ways. And ELF also be a participant performing dramatic reading poetry. :: The event was inspiring ELF, full of literary things.

Theater Performance -- “The Machine II”

Image
Presented by: Lakon Theater Place:  Amphitheater Building, UPI Bandung Date: Friday, 15 April 2011 Directors: Wildan Tanginas kurnia Wardrobe: Femia Yamaniastuti Cast: Lakon Theater Synopsys: The play was about two different lifestyles, modern and traditional. It showed the lack of modern life and persuaded people not to be a victim of the technology. It also showed that traditional life was better than modern which makes people lazy, individualistic and life in an instant way. In the beginning, I was lost and didn’t understand the story of this play, but the director here slowly bring the audiences to learn about the good and the bad things of modern and traditional life.

Being a Costume Designer of Theater Performance “Where the Cross Is Made?”

Image
The story adopted from Where the Cross Is Made?  by Eugene O’neill Presented by: English Literature Forum Place: Auditorium A, 4th floor FPBS Building, UPI Bandung Date: Thursday, 17 March 2011 Directors: Agil Purnama Music Director: Rizky Rafsanzani, Yoga Brahma, Muhammad Arizal Rukmana Wardrobe: Fira Nursya’bani, Luciyana Dwiningrum, Alfiani Safitri Make –up: Tantra Afianto Artistic: Aldy Adiwiguna, Agung Nugraha Cast: Dimas Setya Kusuma, Agi Andriansyah, Firdha Rizkya, Lingga, Hasan Ibnu Safrudin, Aldi Adiwiguna, Agung Nugraha, Gerry Ardian Alamsyah Synopsys: The story was about a family of pirates. Nat (Agi) wanted to be a pirate and stole a map of treasure from his father (Dimas), but Sue (Firdha) didn’t agree with what Nat had been doing. Nevertheless, the father was dead and Nat got the map. foto: ELF This play held in ELF’s event, Welcoming Party 2011: Resurrection . It was amazing to be a person behind the play. Of course first time wasn’t

Theater Performance -- “Ni Rangda”

Image
The story adopted from “Calon Arang” by Pramoedya Ananta Toer Presented by: Stage Corner Community (SCC), Jakarta Place: GK. Dewi Asri STSI, Bandung Date: Wednesday, 16 March 2011, 19.30 pm Directors: Dadang BadOet Choreographers: Pemila Sari Music Director: Didiet Wardrobe: Gendon Make –up: Budi Klontong, Merry Artistic: Marday Stage Manager: Tomy Setyawan Cast: YG. Threenov S, Sintya Syarakaw, Pemila Sari, Dadang BadOet Synopsys: Ni Rangda has change her life for her descent and her self-esteem as a widow. She will never let a dust contaminating. Ratna Manggali, her beautiful daughter, is always preparing her place for doing sacrifice. The acting of the cast was really cool. Full of difficult choreograph and the choreographer must be a professional one. The setting and the music were a little bit frightening. But the whole play was so great!

Theater Performance --“Wujudkan Mimpimu”

Image
foto: Mainteater Presented by: Ubuntu Theater Organization, Netherland Yayasan Bahtera Bandung Mainteater Place: Auditorium A, FPBS Building, UPI, Bandung Date: Monday, 21 February 2011 Directors: Heliana Sinaga, Renske Hofman Choreographers: Icha Nuraeni, Deden Syarief Music Directors: Enry Johan jaohari, Luky M. Hidayat Artistic: Maja Markovic, Rizkika Lukman Hakim, Mohammad Aditya Stage Manager: Karlinda Sebastian Cast: Actors/Musician/Dancers are Girls of Pasteur Toll Community Synopsys: The story is about a girl named Bintang who was scared to have a dream. She was afraid that she won’t be able to bring her dream into reality. Bintang wasn’t alone; there were so many children with the same feeling. They have a huge potential. They are brave and strong. They just want to be cared for. This play was so inspiring. It showed the reality of street children's life. Besides the story based on real situation, the casts was also 'real'. They