Posts

Showing posts from July, 2020

Dear Momi (PoV Raisan)

Image
foto: Fira Nursyabani "Ini pertama kalinya Popi ngabisin seluruh waktu sama Momi yang sedang mengandung. Perasaannya campur aduk. Kadang Popi bingung bagi waktu antara pekerjaan dan Momi. Tapi di sisi lain, Popi juga jadi punya alasan untuk pulang lebih cepat ke rumah, misalnya, hanya untuk beliin air kelapa buat Momi. Popi tahu, hal sekecil apapun akan sangat berarti bagi Momi, walaupun kadang Popi suka ketiduran padahal belum olesin perut Momi pake minyak zaitun dan belum ngajak ngobrol dedek. Popi lihat banyak drama, banyak situasi yang sulit dari awal kehamilan. Tapi kuncinya, Popi tetap harus sabar. Semakin ke sini, Popi semakin tahu ternyata jadi ibu hamil itu cukup berat karena harus bawa beban. Bukan ngerasa kasihan sih, tapi lebih ke takjub akan perjuangannya. Popi juga senang karena setiap bulan bisa lihat langsung perkembangan dedek. Dari awal kehamilan, popi bertekad untuk selalu ada buat Momi, supaya perjuangan Popi bisa sepadan dengan per

Surat Cinta untuk Anakku, Emica

Image
foto: Raisan Al Farisi Dear Reia Emica... Tak pernah Momi sangka kehadiran Mica akan se-spesial ini, meski semua diawali dengan deru drama. Maafkan momi yang sering kali membiarkan emosi memuncak sampai Mica mungkin ikut merasakannya di dalam perut momi. Sampai saat ini, semua mulai bisa momi kendalikan. Terima kasih sudah membantu momi dengan lahir begitu mudah ke dunia. Bahkan Mica tak pernah terjaga di malam hari dan dengan baiknya membiarkan momi tidur semalaman. Momi bersyukur karena Mica lahir dengan sehat, tanpa kurang satu pun. Mica jadi pelengkap hidup yang sangat momi cintai. Mica lahir di tengah sejarah. Sejarah untuk Momi dan Popi, juga teteh Rai, karena Mica lahir tepat di tanggal lahir teteh. Juga sejarah untuk dunia karena Mica lahir di tengah pandemi. Jadilah manusia yang bermanfaat untuk siapapun. Dunia memang tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, tapi kita bisa menjalaninya dengan sesuatu yang baik. Hidup adalah pilihan, dan pilihlah yang se

Reia Emica (3)

Image
Seminggu setelah kelahiran Mica, acara aqiqah pun digelar. Karena hidup mandiri dan jauh dari keluarga, kami memutuskan untuk pakai jasa aqiqah. Potong kambing dilakukan pada 15 Juli, yang disaksikan oleh suami. Besoknya, kami menggelar pengajian keluarga dan bagi-bagi nasi boks aqiqah ke tetangga. foto: Raisan Al Farisi Btw, saya takjub juga karena daging kambing dalam gulai yang dimasak jasa aqiqah sama sekali gak berbau. Rasanya pun macam daging sapi. Biasanya saya malas makan daging kambing karena bau pregusnya. Surat Lukman dibacakan untuk Mica di hari aqiqah nya. Setelah itu, Kakek, Nenek, dan Popi bergantian memotong rambut Mica. Alhamdulillah, walaupun sederhana, tapi tetap khidmat. foto: Raisan Al Farisi foto: Sarah Munifah Semoga Mica menjadi pribadi yang rendah hati, tenang, dan peka terhadap sekitar. Dan juga, semoga Mica selalu dikelilingi orang-orang baik dan dijauhkan dengan hal-hal yang buruk. Aamiin. Ada rasa khawatir karena saya har

Reia Emica (2)

Image
Qadarullah , anak kedua saya benar-benar lahir tepat di tanggal lahir Rainier, 9 Juli. Ini jadi hal yang langka dan sangat spesial untuk saya dan suami, juga untuk keluarga besar. Tanggal 7 Juli, suami sudah memesan tumpeng untuk syukuran ulang tahun Rai. Rencananya kami mau mengadakan pengajian keluarga di rumah, tapi gak akan undang tetangga karena masih dalam kondisi pandemi. Setelah itu tumpengnya akan kami bagikan. foto: Raisan Al Farisi Namun kenyataan berkata lain. Bukan peluk dan cium yang diterima Rai saat dia membuka mata pada 9 Juli, melainkan pemandangan nanar dari ibunya yang sedang kesakitan. Semua rencana berubah. Tumpeng dibiarkan dingin di rumah sampai saya pulang bersalin. Mungkin kisah ini terdengar pilu, tapi nyatanya Rai justru mendapatkan kado terbaik, seorang adik. Berkaca pada kedekatan saya dan teteh, saya juga ingin Rai dan adiknya memiliki hubungan yang sama harmonisnya. Kami memberinya seorang sahabat. foto: Raisan Al Farisi

Reia Emica (1)

Image
foto: Raisan Al Farisi Semua seperti mimpi. Berlangsung begitu cepat, tapi terekam dan terasa begitu jelas. Tanggal 8 Juli, kehamilan saya sudah memasuki usia 38 minggu. Menurut jadwal, hari ini saya harus kontrol ke dokter kandungan untuk melihat kondisi dedek. Sebelum berangkat, saya dikagetkan dengan keluarnya bercak darah. Situasi ini mengingatkan saya ke momen 2 tahun lalu di tanggal yang sama sewaktu hamil Rainier. Jangan-jangan anak kedua saya ini bakal lahir tepat di tanggal lahir Rai. Perut saya pun sudah mulai terasa kencang, mirip kontraksi palsu. Menurut dokter, posisi dedek masih belum memasuki panggul, karena wajahnya masih bisa terlihat saat USG. Persalinan kemungkinan masih lama dan saya diminta untuk banyak jalan kaki. Tapi nyatanya, belum sempat jalan kaki, kontraksi sudah mulai terasa sekitar pukul 8 malam. Saya langsung periksa isi koper untuk mengecek apa saja yang belum disiapkan untuk persalinan. Suami juga langsung fotokopi semua do

2 Tahun Rainier, Belajar tak Jadi Toxic Parents

Image
foto: Raisan Al Farisi Meski menikah di usia yang matang, saya sadar masih harus banyak belajar mengenai ilmu parenting . Saya dibesarkan bersama toxic parenting yang cukup parah. Komunikasi yang payah. Perlakuan yang buruk. Semuanya membuat saya bertekad untuk memutus mata rantai racun itu. Sejak masuk dunia pernikahan, saya dan suami sudah berkomitmen agar anak-anak saya tidak mengalami hal serupa. Toxic parenting memang mungkin hanya terjadi saat kita masih kecil, tetapi efeknya terbawa hingga dewasa. Usia Rainier sudah menginjak angka 2 di tahun ini. Perkembangannya sangat pesat dan membuat saya takjub. Rai di usia 1 tahun cukup cuek. Dia hanya mengucapkan kata-kata yang menurutnya menarik dan enggan menirukan apa yang diucapkan orang lain. Terbesit di pikiran saya rasa khawatir, terlebih teman-teman sebayanya di komplek sudah banyak yang mulai mahir berbicara. Tapi rasa-rasanya akan sangat gak adil kalau saya membanding-bandingkan kemampuan anak. Di med

Tali pusar yang bikin gusar (trimester III)

Image
dok. pribadi Sama seperti saat hamil Rainier 2 tahun lalu, memasuki trimester III kali ini saya harus melewati Ramadan. Saya tetap meniatkan diri untuk puasa penuh, meski nyatanya harus menyerah 3 hari. Kondisi kehamilan saat ini cukup sulit, selain harus ngasih nutrisi ke janin di dalem perut, saya juga masih menyusui Rai. Di hari kerja, saya bisa puasa penuh karena Rai cuma nyusu waktu malam. foto: Raisan Al Farisi Tapi di hari libur, saya lumayan kewalahan karena Rai terus nyusu siang malam. Jadi, karena ada 2 anak yang menggantungkan hidupnya ke saya, saya memutuskan untuk gak puasa dulu dan menggantinya di lain hari. Keluhan yang paling sering saya alami selama puasa adalah sakit ulu hati akibat naiknya asam lambung. Rasanya kayak sesak di bawah dada dan panas ( heartburn ). Untungnya, setelah puasa dan jadwal makan kembali normal, sakit itu menghilang dengan sendirinya. Untuk merilekskan badan, saya juga sudah mulai melakukan senam hamil. Jangan diki