Posts

Showing posts from 2015

Rafting Cisadane

Image
foto: Alam Anda Menyambut tahun baru 2016, saya dan keluarga nyoba ‘mainan’ baru, yaitu rafting alias arung jeram. Selama ini Bapak selaku ketua geng selalu pengen ke pantai, tapi sungai-sungai di Jawa Barat gak kalah kerennya kok buat dijadiin alternatif liburan. Termasuk sungai Cisadane yang hampir setiap hari kita lewatin. Sebenernya, niat rafting ini udah diajukan sedari libur Idulfitri lalu, tapi pilihan liburan jatuh terlebih dahulu ke Gunung Papandayan. Nah, berawal dari seorang kenalan yang nawarin paket rafting keluarga senilai Rp200.000 per orang, jadilah saya, Bapak, Teteh, Aa, Mamah, pacar Aa, dan satu orang sepupu, mengiyakan untuk langsung nyemplung ke sungai, eh maksudnya langsung rafting. Btw, Mamah gak ikut rafting, cuma nunggu di meeting point. Nama operator raftingnya: Alamanda (mirip merk brownies kukus di Bandung yak), tapi ternyata cara nulis yang bener adalah Alam Anda. Ya ALAM ANDA, bukan ALAMANDA. Lokasinya gak terlalu jauh dari rumah, tinggal masuk p

Menengok Sungai Tanpa Jembatan

Image
foto: Raisan Al Farisi Ngomongin potret pendidikan di Indonesia memang gak ada habisnya. Masalah yang dihadapi juga beragam, gak melulu soal gedung sekolah yang butut atau ketersediaan tenaga pelajar.  Hari itu, pagi-pagi buta, saya diculik fotografer kantor buat ikut ke Purwakarta. Katanya ada masalah krusial yang dihadapi anak-anak sekolah di sana: akses jalan. Ah masa? Jam 7 pagi kita sampai di Kabupaten Purwakarta, agak telat sih karena di sini sekolah dimulai jam 6 pagi.  Kemudian kita nyari lokasi yang beralamat di Desa Tajur Sindang, Kecamatan Sukatani. Usut punya usut, di desa itu kita bisa menemukan anak-anak sekolah yang harus rela basah-basahan nyeberang Sungai Cilalawi setiap berangkat dan pulang sekolah. Saya langsung penasaran seperti apa wujud sungai tanpa jembatan ini. Setelah nanya kanan kiri, sampailah kita di Desa Tajur Sindang. Dari jalan raya, masuk ke dalam sekitar 30 menit. Ke dalam dan teruuuuss ke dalam. Konon, Sungai Cilalawi adalah batas antar

Segarnya Curug Cibeureum

Image
foto: Raisan Al Farisi Memanfaatkan waktu libur sehari emang sulit, tapi pagi ini alhamdulillah saya masih bisa menghirup udara yang super segar di Cibodas, Cianjur . Kali ini saya dan teman-teman akan mengunjungi Curug Cibodas yang ada di dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Dari jalan Raya Cipanas, kita harus masuk ke dalam pintu masuk sekitar 2 km. Dari sini, setelah parkir kendaraan di tempat yang disediakan, saya mulai jalan kaki ke atas. Di pos awal, kita diharuskan membayar tiket sebesar Rp 18.500 ribu per orang. foto: Raisan Al Farisi Cibodas lagi penuh sama pengunjung, maklum weekend . Di sepanjang jalan trekking sejauh 3 km, kita banyak papasan dan iring-iringan bareng sekelompok karyawan perusahaan, anak-anak sekolah, sampe anak-anak muda ceria. Seneng sih banyak yang menikmati alam, asal jangan pada buang sampah sembarangan aja. Bawaan yang berat memaksa saya untuk sering berhenti dan istirahat sebentar buat minum.  Sebenernya,

How's the black hole come?

I believe there's always a black hole in our life. Having great journey to the entire world does NOT make your life perfect. Ah perfection, anyone have it? I'm tired of blaming on the black hole and questioning how's it come. Then I started to ask myself whether I ever be a black hole for others' life. I don't want to. I know there is no one who wants to be. The problem is, we never know when, why, where, and how we become a black hole. Sad. Once we know, even more sad, we never accept it. Does concept of 'always right' belong to women (only)? I don't think so. We may be happy in being a black hole. A black hole is designed to be selfish and think about self-satisfaction. If everything doesn't run according to plan, we upset and angry. I know because I realize that I ever be a black hole for someone's life. It's a must-have-distraction. 

Hari ini ...

Image
foto: Arief Satriantoro Hai... Saya tahu ini jadi hal yang baru (lagi) untuk kita, yang sama-sama pernah punya kisah yang kelam. Saya tahu ini jadi hal yang gamang, karena kita baru mengenal satu sama lain. Tapi saya meyakini satu hal yang tidak saya tahu: dikirimkan kamu sebagai teman hidup. Samakah doamu dengan doaku di hari jadi ini?

Republika Asap Series

Image
source: epaper.republika.co.id Seekor burung Colibri, salah satu jenis burung terkecil di dunia, melihat titik api. Kobarannya merambat dari pohon satu ke pohon lain sedikit demi sedikit dan asapnya mulai mengepung seisi hutan.  Burung itu pergi ke sebuah danau dan mengambil sedikit air di dalam sehelai daun. Dibawanya daun berisi air itu dan lalu ia siram ke atas titik api. Elang dari jauh menertawakan, mana bisa seekor Colibri memadamkan titik api yang semakin lama semakin besar. Dengan angkuhnya ia berteriak agar hewan yang lebih besar segera memadamkan api, tapi di hutan itu seluruh hewan telah pergi. Sang Colibri tak terpengaruh dan terus kembali ke danau untuk mengambil air dan menyiramkannya ke titik api. Perbuatannya menjadi inspirasi bagi burung Colibri lain. Akhirnya, segerombolan Colibri membawa satu helai daun besar berisi banyak air yang bisa lebih cepat memadamkan api. Sedangkan sang Elang, bersedih karena anaknya terkena paparan asap. Ia malu, lalu ikut
Image
foto: Raisan Al Farisi Persiapkan kaki untuk melangkah lebih jauh, mata untuk memandang lebih banyak, tangan untuk memegang lebih besar, dan hati untuk melakukan semua perjalanan ini. - Raisan -

Curug Cigangsa yang Kering Meranggas

Image
foto: Raisan Al Farisi foto: Raisan Al Farisi Saya mampir sebentar ke Curug Cigangsa dalam perjalanan pulang dari Ujung Genteng. Curug (air terjun) ini diduga fenomenal karena air terjunnya bertingkat. Tempatnya gak terlalu jauh dari pantai, sekitar 20 menit perjalanan. Meski hari itu panas banget, saya tetep semangat, mumpung lagi di Sukabumi. Sesampainya di sana, ternyata keadaan lagi kering banget. Air sungai sedikit, tanah-tanah retak, dan sawah kosong. Sekarang emang lagi musim panas dan udah lama gak hujan. Dari tempat parkir motor, kita jalan kaki ke curugnya, gak terlalu jauh. Dan jreeeng, curugnya juga kering, debit airnya sedikit, jadi kita bisa jalan-jalan di antara curug satu dan curug dua yang ada di bawahnya.  Sejauh ini, setelah beberapa kali saya menyambangi curug, Cigangsa jadi curug paling unik. Bentuknya melebar dan airnya jatuh di antara bebatuan, ada palung juga yang lumayan dalem dan serem. Saat-saat kering gini justru bebatuannya keliatan

Mengejar Matahari Pantai Ujung Genteng

Image
foto: Raisan Al Farisi   Mumpung libur dua hari, hari ini saya dan teman-teman berencana jalan-jalan ke Sukabumi, tepatnya ke pantai Ujung Genteng. Yeeaaayyy! Perjalanan ini bakal jadi perjalanan panjang d an ini bakal jadi touring motor pertama buat saya .  Perjalanan di mulai dari Jakarta, ke Depok, lalu ke Bogor. Jam 9 pagi, kita istirahat di pom bensin Ciawi sambil ngelurusin kaki, lalu kita pilih jalan alternatif buat ngehindarin macet di pasar Ciawi. Dari Jakarta ke Bogor pun rasanya kaki udah kaku banget, gak bisa ngebayangin gimana rasanya perjalanan ber-jam-jam nanti. Semangat.. Kota Sukabumi sebentar lagi. Sekitar jam 11 siang, saya sampai di Kota Sukabumi . Saya memutuskan untuk cari tempat makan, salat, dan istirahat sebelum lanjut ke Ujung Genteng yang konon masih harus ditempuh dengan jarak jutaan cahaya . Jam 2 lewat dikit, saya dan yang lainnya kembali melanjutkan perjalanan panjan g. Setelah keluar dari kota Sukabumi, pemandangan berubah

Melihat Bandung dari Tebing Karaton

Image
foto: Raisan Al Farisi Walapun sudah lima tahun tinggal di Bandung, saya ternyata belum pernah mengunjungi Tebing Karaton. OMG. Tempat wisata ciamik ini berlokasi di Cimenyan, Lembang dengan tiket masuk Rp 12.000 per orang, belum termasuk parkir. Untuk bisa ke sana, pengunjung cukup ikuti jalan menuju Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda. Dari sini, kita masih harus lewati jalan yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang aduhai.  Lumayan berbatu dan berdebu. Susah juga sih memang untuk pengunjung yang gak menggunakan kendaran pribadi. Setelah akses jalannya sulit dan lokasinya cukup jauh, pengunjung juga ditawari ojek untuk bisa sampai ke atas, tentunya dengan harga fantastis. Saya sih dulu tetap naik motor sampai ke atas, sampai harus dorong motor karena gak kuat nanjak. Lucunya, bukan tanjakan ekstrem yang bikin susah, tapi jalanannya yang rusak. foto: Raisan Al Farisi Tapi tetep pengunjung yang dateng ke sini cukup buanyak. Bahkan ada wisatawan mancanega

Main Air di Curug Sawer Capolaga

Image
foto: Raisan Al Farisi Kali ini saya main agak jauhan dikit ke perbatasan Subang. Siapa sangka ternyata ada surga tersembunyi di daerah Cicadas, namanya Capolaga Adventure Camp. Lokasinya cukup ditempuh sekitar satu jam saja dari Kota Bandung. Dari Jalan Raya Subang, melipir masuk ke Jalan Cicadas sekitar 10 menit perjalanan. foto: Raisan Al Farisi Tempat ini sebenarnya biasa dipakai outbond, tracking, camping, dan kegiatan luar ruangan lainnya. Tapi yang gak mau kemping, bisa juga menikmati air terjun atau curug yang ada di sini.  Untuk sekadar main-main air dan melepas penat, di sini ada tiga curug indah, yaitu curug Karembong, curug Sawer, dan curug Goa Badak. Kita cukup bayar tiket Rp10.000 per orang. Saya mesti jalan kaki dulu sekitar lima menit dari pintu masuk, melewati jalan setapak, tanjakan, turunan, jembatan bambu, sampai bebatuan. Di depan, saya bertemu dengan curug Karembong, tapi karena curug ini sedang dipakai dedek dedek Pramuka, saya melipir k

Thamrin Awards

Image
"Republika ya? selamat ya, berapa orang yang dapet?" bapak-bapak, ibu-ibu berpakaian batik yang gak saya kenal, bergantian ngucapin selamat sambil nyodorin tangan buat salaman. Saya cuma bisa senyum kaku, sementara pikiran melayang-layang dan kaki gemeteran. Malam itu saya menghadiri acara Malam Penganugerahan Jurnalistik MH Thamrin-PWI Jaya ke-41 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. Saya bareng dua rekan jurnalis Republika yang lain, April dan Bang Edy, diundang ke acara ini sebagai nominator. Gak cuma kita bertiga, ada Pemimpin Redaksi Republika, Pak Nasihin Masha atau Pak Ing, yang juga diundang sebagai nominator. Acara Anugerah Jurnalistik MH Thamrin-PWI Jaya atau biasa disebut Thamrin Awards adalah acara penghargaan tahunan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya DKI Jakarta untuk Jurnalis media cetak, online, televisi, dan radio. Kalau sebelumnya Thamrin Awards menyediakan delapan kategori nominasi, yaitu Tajuk Rencana, Foto, Karikatur, Artikel Layanan