Sambut Keluarga Pence di Masjid Istiqlal


foto: Fira Nursya'bani
Saya hari ini memenuhi undangan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, untuk menyambut Wakil Presiden AS Mike Pence di Masjid Istiqlal. Setelah dua bulan lalu ketemu Menlu Prancis Jean-Marc Ayrault di Kuningan, sekarang ketemu Pence, asyiknya.

Menurut info, Pence datang ke Indonesia bersama keluarganya, yaitu istrinya Karen Pence, dan dua anak perempuannya Charlotte dan Audrey Pence. Seperti biasa, pemimpin negara yang melakukan kunjungan ke Indonesia pasti diajak untuk keliling-keliling Istiqlal.

Saya sampai di gerbang Al Fattah pukul 08.00 dan di sana sudah ada alat pendeteksi logam. Waktu itu saya dan beberapa wartawan lainnya, yang kebanyakan fotografer dan kameramen, belum diperbolehkan masuk.

Padahal panitia dari Kedubes AS-nya sudah menunggu kita semua di dalam. Memang protokolernya rese banget, padahal warga-warga sipil boleh kok masuk dengan bebas.

Setelah ada di dalam, ternyata gak semua wartawan boleh masuk. Hanya mereka yang sudah daftar dan sudah konfirmasi saja yang diberi kartu akses meliput. Lalu kita diajak ke media center untuk didata lagi dan diperiksa.

Semua wartawan berbaris dan badan kita digeledah, dipegang-pegang, dan dipindai dengan pendeteksi logam oleh petugas dari AS. Laki-laki diperiksa oleh petugas laki-laki dan perempuan diperiksa oleh perempuan. Bisa dibilang mereka ini paspampresnya Amerika gitu deh.

Setelah itu, kita dibawa ke sisi lain Istiqlal. Di sini kita harus ngejejerin tas - semua tas yang dibawa tanpa terkecuali - lalu diminta menjauh. Ternyata ada dua polisi AS berpakaian preman yang bawa satu anjing pelacak menghampiri tas-tas kita.

Anjing itu mulai mengendus setiap tas dan ada juga tas yang gak sengaja kejilat. Astagfirulloooh. Najis dong tas saya kalau kena liurnya.  

foto: Fira Nursya'bani

Setelah serangkaian pemeriksaan yang ribet ini selesai. Kita semua nunggu di selasar masjid, sambil terkantuk-kantuk. Waktu itu sudah tengah hari. 

Sejam kemudian Pence dan keluarga datang, ditemani Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
 
Jarak antara wartawan dengan keluarga Pence sudah ditentukan, sekitar 10 meter, dibatasi pula. Lantai masjid yang gak beratap ini panas banget, beberapa fotografer dan kameramen bahkan sampai ngebungkus kaki mereka pakai kertas rilis. Buset.

Untung saya pakai kaos kaki. Tapi kemudian ada panitia dari US Embassy yang rela ngamparin jas nya di lantai itu untuk bisa saya injek. Baiknyaa..

Di beberapa tempat saya lihat ada penembak jitu yang bersiap-siap. Bahkan ada juga yang di atas gedung. Duh, siapa sih yang mau nyelakain keluarga Pence yang imut-imut kayak gini.

foto: Fira Nursya'bani

Mike Pence terlihat gak terlalu tertarik dengan wartawan, dia bahkan males lihat kamera kayaknya hihi. Sementara Karen, Charlotte, dan Audrey semua senyum saat ngeliat kita. 

Mereka cantik pakai syal yang dililitkan di kepala. Mereka mau menghormati tempat ibadah umat Islam kali yaa. Muka-muka mereka mirip semua, cantik-cantik banget.

foto: Fira Nursya'bani

Gak lama, dari jauh ada media asing yang ikut desek-desekan bareng kita. Salah satu dari mereka ada dari ABC News. Situasi jadi gak kondusif, saya bahkan kejepit di antara badan-badan mereka yang besar.

Ternyata Pence cuma liat-liat doang. Boro-boro mau di doorstop atau ngucapin satu dua patah kata ke kita. Jadiii… saya ke sini apa-apaan nih. Masa buat foto doang, udah pasti fotonya gak akan dipake sama kantor. Hwaaa…

Untungnya di sini ada tiga wartawan tulis yang bernasib sama. Akhirnya kita wawancara Pak Nasaruddin Umar dan Yenny Wahid, yang jadi moderator pertemuan antara para pemuka agama dengan Pence. Alhamdulillah, ada juga yang bisa diketik.

Selamat menikmati Jakarta, om Pence dan keluarga..

foto: Fira Nursya'bani

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"