Maafin Rainier ya semua...

foto: Raisan Al-Farisi

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kulla 'amin wa antum bikhoir

Harusnya Lebaran kali ini kita sekeluarga mudik ke Bogor. Tapi berhubung lagi masa susah, kita kembali merayakan Lebaran di rumah Kakek Nenek Antapani.

Ini Lebaran kedua Rainier. Gak kayak tahun lalu yang heboh karena terus pengen nempel sama mominya, kali ini Rai lebih enjoy waktu foto keluarga dan banyak gaya juga. Cuma, karena anaknya gampang gerah, jadi dia nolak untuk pakai kerudung.

foto: Sarah Munifah

Oh iya, di antara kita bertiga, cuma Rai yang punya baju 'dulag'. Terima kasih untuk Nenek Ciawi,  Uwah, Nenek Antapani, dan Ateu yang sudah kirim baju untuk anak yang gak mau diem ini.

Selama Ramadan, Rainier seperti biasa selalu jadi anak yang baik. Setiap magrib, dia sudah stand by di depan meja makan untuk mengincar takjil. Yang biasanya diembat duluan adalah es kelapa momi.

Memasuki kehamilan 7 bulan, saya memang rutin minum air kelapa. Tapi kali ini agak susah karena selalu diincer sama makhluk kecil yang ada di rumah hihi.

Karena ada anjuran pemerintah untuk salat taraweh di rumah, saya dan suami jadi lebih sering jemaahan bareng. Selama salat, Rainier biasanya masih anteng nonton kartun Upin Ipin.

Kalau salatnya belum kelar waktu Upin Ipin udahan, dia bakal mulai bergerilya. Entah itu ikutan salat di dekat popinya atau meluk-meluk kaki saya.

Di hari pertama taraweh dia sempet marah dan lempar-lemparin barang, mungkin ngerasa gak ditemenin. Tapi ke sini sini alhamdulillah dia semakin ngerti dan gak rewel sama sekali.

Di momen puasa kali ini ada satu kabar duka untuk kita, satu-satunya uyut Rai dari Bandung yang biasa kita panggil Emak Denki, meninggal dunia. Sedihnya, saya dan Rai gak bisa ke sana karena lagi masa PSBB.

Untung sebelum puasa dan PSBB, kita sempat jenguk Emak yang memang kondisinya sudah mulai memburuk. Semoga Emak diterima iman Islamnya dan dilapangkan kuburnya. Aamiin.

Selamat Lebaran dan maafin Rai ya semuaa....