Kemcer di Manglayang

foto: Raisan Al Farisi

For the very first time, anak-anak dibawa kemping emak bapaknya ke kaki Gunung Manglayang. Lokasinya gak jauh dari rumah, cuma sekitar 20 menit perjalanan naik mobil.

Malem minggu ini Manglayang penuh banget. Untung kami masih kebagian parkir di parkiran utama walaupun baru berangkat abis ashar dari rumah.

Kami pilih nenda gak jauh dari pintu masuk karena bawaan kami buanyak banget, sampe harus bolak balik. Dah kayak pindahan rumah.

Rai Mica pastinya excited. Saya pakein mereka baju tidur dua lapis plus jaket. Tapi karena cuaca Manglayang gak terlalu dingin, mereka santuy aja gak pake jaket.

foto: Raisan Al Farisi

Saya juga bawa bed cover untuk alas tidur (walaupun gak empuk-empuk banget) dan selimut kecil bahan fleece yang hangat, jaga-jaga takut anak-anak kedinginan.

Sepertinya kegiatan berkemah buat anak-anak itu sedikit menjemukan. Gak ada yang namanya menikmati alam atau menikmati api unggun, dua-duanya sibuk lari-lari dari tenda satu ke tenda dua (kami bawa dua tenda).

Nanti yang satu tisoledat, yang satu lagi nendang air minum. Pas disuruh diem, mereka malah main guling-gulingan di dalem tenda. Rai Mica cuma bisa diem pas makan kuaci.

Alhamdulillah malam harinya anak-anak bisa tidur nyenyak. Udara malam di dalam tenda pun hangat meski dengan penerangan seadanya. Cuma ya kasian juga sih biasanya mereka tidur bebas di kasur empuk yang besar, sekarang tidur di alas keras sempit-sempitan.

foto: Raisan Al Farisi

Overall, kemping ceria di kaki gunung Manglayang enak sih karena ada kamar mandinya. Anak-anak bisa buang air dengan leluasa. Sayangnya kami gak kebagian kayu bakar yang biasa dijual warung-warung di situ. Jadilah Popi harus nyari sendiri blusukan ke hutan pinus.

Dan karena ada banyak orang yang kemping, camp ground ini jadi serasa kayak pasar. Rame dan berisik banget. Meski begitu anak-anak tetep tidur sesuai sama jam biologisnya, jam 21.

Saya sendiri gak terlalu nyenyak sih tidurnya. Selain karena di luar masih berisik, saya takut anak-anak ada yang kedinginan.

Jam 4 pagi kondisi perkemahan mulai sepi, dah pada teler kali yang dangdutan semaleman. Tapi udara jadi dingin banget. 

Anak-anak masih nyenyak dan bangun agak siang. Setelah bangun, Popi dan Mica pilih nanjak ke bukit untuk foto-foto. Momi dan Rai diem di tenda sambil nyiapin sarapan.
foto: Raisan Al Farisi

Karena ini hari minggu, semakin siang pengunjung yang datang ke Manglayang semakin banyak. Bahkan ada yang bawa sound system besar, sepertinya untuk dangdutan.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang pagi dan melanjutkan tidur di rumah. Trims kemcer serunya, Mang.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"