Lengser di Mata Kuliah ABS

Foto: Meyza Pritama
Lengser: Sandi Juandi

Pamayang: Luciyana Dwiningrum, Prita Annisa Utami, Fira Nursya’bani

Pelatih, Penata Kostum, Make-up: Nenden (Seni Tari)

Ass. Kostum/Make-Up: Linda Nurmala, Tantra Afianto

Waktu Pementasan: Jumat, 21 Oktober 2011

Jreeeng, terpampang ekspresi frustasi di wajah Luci, Prita, Sandi, dan saya yang harus menentukan tema presentasi mata kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni (ABS) (Galau 1).

Terbesit buat menampilkan sesuatu yang berbau sastra, atau dance, atau bla bla bla.. Sampai akhirnya ada usul cerdik dari Prita, LENGSER!

Sesaat senyum mengembang di bibir kami berempat. Yess! yang penting ketemu satu tema, ke sananya gimana nanti.

Ehm, masalahnya, di mana kita bisa dapat informasi tentang lengser di saat googling aja hasilnya nihil? Di mana kita harus nyari lagunya? Siapa yang mau ngelatih kita? (Galau 2)

Sempat dapat sedikit angin seger waktu ada teman yang nawarin temannya buat ngelatih, dan temannya itu menyanggupi.

Intinya, akhirnya kita dapet pelatih. Tapi… dua minggu sebelum kita seharusnya pentas, sang pelatih yang belum sempat melatih itu menyatakan tidak bisa melatih karena adanya sesuatu.

OMG! Kita langsung kelimpungan. Gimana ini? Gimana ini? Gimana ini? (Galau 3)

Sandi lalu ngehubungin beberapa temennya yang jago tari tradisional. Sampai suatu ketika diperkenalkanlah kita dengan seorang bidadari penyelamat bernama Nenden.

Muka semringah menghampiri wajah-wajah kami yang lucu dan menggemaskan saat pertama kali ketemu Nenden. Apalagi waktu itu Nenden membawa sebuah buku keramat yang isinya dapat menyelamatkan kehidupan umat manusia yakni tesis yang isinya total informasi tentang lengser.

Hari pertama latihan benar-benar riweuh, mulai dari susah masuk ke gedung FPBS karena hari itu hari Sabtu, susah nyari lagu Gending Pajajaran (yang akhirnya kita ngambil lagunya dari video amatir Mapag Panganten di Youtube), dan susah belajar gerakan tariannya. Walaupun hari itu semua gerakan beres.

Sepanjang latihan saya sulit untuk gak nahan tawa karena Sandi jadi yang jadi lengser, pakai plastik hitam di giginya. Jadi seolah-olah giginya itu ompong khas kakek-kakek lengser.

Kostum jadi bagian yang paling ribet. Untung Luci inisiatif buat minjemin kebayanya tiga biji, warna ijo, buat dipake pentas nanti (aaiihh pentas, gaya beud).

Selain itu, masih banyak pecahan-pecahan kostum yang lain. Bagai merakit komputer, kita bertiga (pamayang) ini juga ngerakit kostum sendiri.

Berikut rinciannya.

1). Kebaya dari Luci. Kebaya untuk saya ukurannya pas, kebaya untuk Prita (agak) kekecilan, kebaya untuk Luci (agak) kegedean sampai harus dijait ini itunya supaya bisa sedikit keliatan langsing singset.

2). Kain dari Prita. Gak ada masalah.

3). Korset. Saya dan Luci beli korset baru seharga Rp12.500. Prita punya dua korset ukuran besar banget dan kecil banget. Akhirnya korset saya dipakai Prita, korset Prita yang kecil dipakai saya, dan korset Prita yang besar dipakai Sandi. So complicated alias meni riweuh.

4). Daleman legging hitam, kaos putih/daleman kerudung putih.
5). Kerudung hijau.

6). Buat sayapnya kita pake kerudung hijau dan putih. Sempet kelimpungan juga nyarinya.

7). Khusus buat Sandi, dia nyari sendiri kostumnya (baju kampret, celana pangsi, totopong, koja)

Ternyata penampilan kita yang harusnya hari Kamis, diundur jadi hari Jumat. Semuanya kacau, dari mulai paginya kita ada kuliah dulu, kita juga gak bisa dandan soalnya Nenden ada kelas. Mana kita tampil pertama lagi, jam 9 (Galau 4).

Dan solusinya, kita ikut kuliah dulu, Kamisnya kita tutorial dandan dan kita tukeran tampil sama kelompok lain.

HARI H

Pagi-pagi saya nyamper ke kosan Luci buat bawa semua perlengkapan. Kita masuk ke kelas pagi (gak usah di sebutin kali yah mata kuliah apa).

Kita nunggu satu jam dan dosen tercinta di kelas itu belum juga dateng. Akhirnya kita mutusin buat keluar dari kelas itu dan mulai dandan.

Belum juga mulai dandan, kita dapet kabar kalo dosen kelas pagi itu datang dan kita semua (saya, Sandi, Prita, Luci, Tantra, dan Linda) gak di absen.

Okay, forget about that damn class. Saat itu Nenden hadir dan ngebantuin kita dandan, walaupun sebentar dan sisanya total di bantu Tantra sama Linda.

Sampe kelas, dag dig dug, perasaan jadi gak karuan. Tapi Alhamdulillah dari mulai presentasi sampe praktek berjalan dengan lancar. Semoga semoga dan semoga empat kegalauan kita terbayar dengan nilai bagus. :)

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"