Keep Calm, Be Smart, and Love Bahasa Indonesia

Semakin hari, penggunaan bahasa semakin amburadul. Di satu sisi, para pemerhati bahasa  khawatir dengan banyaknya kesalahan yang timbul dalam menggunakan bahasa Indonesia, seperti pembahasan kesalahan penggunaan -nya dalam artikel berikut ini: http://bahasa.kompasiana.com/2014/01/30/tidurkah-editor-bahasa-indonesia-di-televisi-kita-628390.html.

Seberapa fatal kesalahan tersebut tergantung bagaimana kita melihat dan menilai, secara preskriptif atau deskriptif.

Di sisi lain, yang lebih mengkhawatirkan dari itu adalah semakin banyaknya bahasa asing yang dipadukan dengan bahasa Indonesia, seperti yang disindir dalam artikel berikut ini: http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2010/10/27/bangga-berbahasa-indonesia/.

Beragam upaya dilakukan oleh pemerintah agar anak-anak Indonesia kembali pada 'jalur yang benar' dalam berbahasa Indonesia, salah satunya adalah dengan menghilangkan mata pelajaran bahasa Inggris di dalam kurikulum SD.

Sebagian masyarakat senang, namun sebagiannya lagi merasa Indonesia akan semakin terpuruk.

dok. Google
Hal tersebut menyebabkan kegalauan berlebih pada saya sebagai remaja yang ingin memperkuat jadi diri bangsa dengan melestarikan bahasa Indonesia, dan juga ingin lebih gaul secara internasional dengan mempelajari bahasa Asing.

Berkutat dengan manusia-manusia yang sering mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia merupakan hal yang lumrah bagi saya sebagai mahasiswa bahasa Inggris, yang juga menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa Ibu, dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah.

Beberapa teman tak menjadikan hal tersebut masalah yang berarti. That's okay if we mix English, bahasa Indonesia, atau bahkan bahasa Sunda dalam satu kalimat as long as masih keneh kaharti ku batur.

Sikap saya yang pada awalnya acuh terhadap fenomena pencampuran bahasa nasional dan bahasa asing tersebut berubah karena beberapa hal yang akan saya bahas di bawah ini.

1. Banyak berkutat dengan bahasa Inggris membuat saya sedikit gugup ketika harus membuat laporan PPL menggunakan bahasa Indonesia pada semester 7 lalu.

Pembimbing PPL saya dalam menyusun laporan tersebut adalah dosen yang sering mengajar saya di beberapa mata kuliah, dan beliau merupakan aktivis bahasa yang sangat mencintai bahasa Indonesia.

I'm blessed. Bapak pembimbing menginginkan saya agar meminimalisir penggunaan kata asing di dalam laporan tersebut.

Ada beberapa kata bahasa Indonesia baku yang beliau anjurkan untuk dipakai yang bahkan menurut saya kata-kata tersebut merupakan kata asing yang tidak pernah saya dengar, seperti:

- Salesman = Juru jual
- Gender = Jantina
- Merk = Jenama

Semenjak itu, saya menjadi lebih sadar akan banyaknya penggunaan bahasa asing (yang bukan merupakan kata serapan dan masih memiliki kata asli dalam bahasa Indonesia) yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.

2. Televisi memiliki peran yang sangat penting dalam memperluas kemampuan berbahasa. Coba perhatikan beberapa tayangan yang memperburuk cara menggunakan bahasa Indonesia, di antaranya acara talk show dan masak-memasak.

Pada talk show, sering kali tamu yang diundang berbicara semaunya. Mencampurkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hanya sebatas pengetahuan kosakata yang dimiliki, seperti aku ingin mempresent pada, atau dia membuat saya surprise, dan lain-lain.

Lalu yang kedua, acara masak-memasak yang ditayangkan saat ini lebih sulit untuk dimengerti oleh para ibu-ibu rumah tangga yang kurang dapat berbahasa Inggris.

Juru masak sekarang tidak hanya mengembangkan kemampuan memasaknya, namun juga mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris di depan kamera, misalnya, kita tambahkan garlic, atau sekarang adonan ini kita bake, atau sekarang I want to cook makanan pedas, dan lain-lain.



3. Satu survey #suarapemirsa yang dilakukan oleh akun parodi @liputan9 di jejaring sosial twitter mendapat tanggapan yang begitu nyata atas penggunaan bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia.


Jawaban dari para tweeps saya cari secara terpisah, dan hasilnya..


Jawaban terpopuler 1: NGEJUDGE

Menurut kamus luring Indonesia-Inggris, judge dalam konteks di atas memiliki arti menilai atau mengkritik. Imbuhan yang biasa digunakan adalah -ing (continuous tense/gerund-- judging), -ed (past tense-- judged), atau -s (present tense-- judges).

Kata ngejudge yang banyak ditemukan tersebut merupakan perpaduan dari imbuhan nge- (imbuhan bahasa indonesia yang berasal dari menge- yang bermakna menyatakan) dengan kata kerja bahasa Inggris, judge.

Padahal kata judging lebih pantas dipakai, namun kata ngejudge lah yang banyak diterima masyarakat, mungkin karena terkandung unsur bahasa Indonesia di dalamnya yang membuat kata tersebut menjadi lebih 'ngena' dipadupadankan.

Pergeseran makna pun terjadi, judge atau menilai yang merupakan kata 'netral' menjadi berkonotasi 'negatif'. Pada dasarnya penilaian tidak hanya bersifat negatif namun juga dapat bersifat positif.


Jawaban terpopuler 2: NGESILENT

Teknologi berperan penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, termasuk dalam berbahasa.

Kata silent diperkenalkan oleh telepon genggam yang dimiliki hampir semua kalangan. Siapa tak kenal dengan aktifitas ngesilent, para perkerja ataupun siswa pasti melakukan hal ini ketika sedang fokus bekerja atau belajar.

Silent menjadi kata yang lumrah dipakai; agar semakin 'ngena', imbuhan nge- kembali dikaitkan. Imbuhan nge- kali ini memiliki makna melakukan, sedangkan silent merupakan kata sifat dalam bahasa Inggris yang berarti diam atau sunyi.

Ada yang janggal, kata silent yang sering kita lihat di dalam telepon genggam merupakan bentuk kata sifat dalam frasa silent mode. Aturannya, kita tidak boleh menambahkan imbuhan pada kata selain kata kerja; dan kata kerja dari silent adalah silence.

Jadi yang benar adalah ngesilence (walaupun memasukan imbuhan bahasa Indonesia ke dalam kata kerja bahasa Inggris tidak dapat disebut benar). Tapi bagi masyarakat Indonesia semua menjadi 'halal' asalkan dapat 'kaharti'.

Sebenarnya masih banyak pola nge- + bahasa Inggris yang dapat kita temukan saat ini, seperti ngereject, ngedelete, ngearrange, ngetrip, ngeunfoll, ngeretweet, ngeping daaaan lain-lain. Karena kalau dianalisis gak akan habis-habis, mending kita jadikan pelajaran dan mari analisis jawaban yang lain.


Jawaban terpopuler 3: DIMATCHINGIN

Siapa yang peduli pada kata dasar dari dimatchingin? Mungkin sebagian orang akan mengira jika matching merupakan satu kata utuh, hingga mereka menambahkan imbuhan lain ke dalamnya.

Padahal sebenarnya, matching berasal dari kata match yang dalam konteks ini berarti mencocokan atau menyesuaikan. Ketika kata match sudah berimbuhan -ing, yang aneh adalah ketika imbuhan lain pun ditambahkan sekenanya, yaitu di- dan -in.

Imbuhan di- biasa digunakan dalam kalimat pasif, sedangkan imbuhan -in adalah imbuhan slang yang berasal dari imbuhan -kan atau -i.

Salah seorang dosen saya mengatakan jika imbuhan -in merupakan imbuhan serapan dari bahasa Bali. Bali people, please correct me if I'm wrong ya. Begini jadinya ketika satu kata kerja dalam bahasa Inggris yang telah berimbuhan, diberi imbuhan lagi dari bahasa Indonesia di depan dan belakang, gak karu-karuan.


Jawaban terpopuler 4: LEBIH PREFER

Menurut kamus luring Indonesia-Inggris, prefer memiliki arti lebih suka. Jadi ketika kita mengatakan lebih prefer berarti menjadi lebih lebih suka.

Pemakaian satu dua kata bahasa Inggris di dalam kalimat bahasa Indonesia terlihat mudah, padahal jika kita tidak berhati-hati, pemakaian tersebut terlihat konyol.


Jawaban terpopuler 5: BORING

Lagi-lagi, jangan salah kaprah dalam memakai satu dua kata bahasa Inggris di dalam bahasa Indonesia. Kata boring dapat dibilang kata yang cukup terkenal dikalangan masyarakat saat ini.

Tapi tahukah? Boring berasal dari kata bore yang artinya bosan. Imbuhan -ing yang disisipkan menunjukan penggunaan tersebut di dalam kalimat aktif, yang artinya membosankan.

Jadi ketika kita mengatakan gue boring artinya gue membosankan. Jika yang dimaksud adalah gue bosan, maka yang dipakai adalah gue bored.


Jawaban terpopuler 6: DICOMBINE

Kata dicombine dengan dikombinasikan tidak begitu jauh berbeda. Dicombine sering dipakai dalam percakapan mungkin karena pelafalannya yang terdengar lebih mudah.

Namun mengapa masih dipakai juga dalam bahasa tulisan? Mungkin karena lebih singkat dan terlihat lebih gaul.

Jawaban populer 7: GAK CONCERN

Concern memiliki makna memperhatikan atau mempedulikan. Lagi-lagi apakah kata concern lebih mudah diucapkan dan ditulis dari pada kata semacamnya dalam bahasa Indonesia, yaitu merhatiin atau meduliin

Atau jangan-jangan masyarakat menyamakan arti concern dengan konsen (mengingat banyaknya orang yang bilang gak konsen)? Padahal konsen (konsentrasi) dalam bahasa Inggris adalah concentrate.

Dan concern yang dipadupadankan dengan kata gak dalam bahasa Indonesia dianggap terlihat lebih 'jelas' dibanding dengan kata yang sepadan yaitu unconcerned.

Saya merasa sangat tertampar, kita begitu sewenang-wenang memperlakukan bahasa. Ah aku sedih sekali. Di saat orang lain menghina 4L4y dengan bahasa tulis ala 4Li3nnya, semua menjadi buta akan bahasa 'modern' yang sudah lumrah dan mengikis pelestarian bahasa nasional kita, bahasa Indonesia.

Mulai kali ini mari kita mengganti kata ngejudge dengan menilai/ngenilai, mengganti kata ngesilent dengan mengaktifkan/ngeaktifin modus senyap, mengganti kata dimatchingin dengan dicocokan/dicocokin, mengganti frasa lebih prefer dengan lebih suka, mengganti kata boring dengan bosan atau bete, mengganti kata dicombine dengan dikombinasikan/digabungkan, mengganti kata gak concern dengan gak peduli/gak perhatian.

Kategori baku dan tidak baku pada bahasa Indonesia tentu saja ada bukan tanpa tujuan. Ada kalanya kita berbicara menggunakan bahasa baku, ada juga saat di mana kita harus berbicara secara tidak baku.

Tapi bukan berarti kita membiarkan bahasa kita tercabik-cabik moderenisasi yang semakin hari semakin kuat. Ketika kita berbahasa nasional, berbahasalah dengan benar. Ketika kita berbahasa daerah, berbahasalah dengan pantas. Ketika kita berbahasa asing, berbahasalah dengan baik. Dan campurkanlah mereka dengan etika.

Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
-Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928

Bala bantuan:
- Kamus Indonesia-Inggris luring versi 2.03
- KBBI luring versi 1.2
- Cambridge Advance Learner's Dictionary 3rd edition
- http://dadanhrn.blogspot.com/2012/06/panduan-bahasa-indonesia-slang-imbuhan.html
- youtube.com
- twitter.com dan @liputan9
- www.keepcalm-o-matic.co.uk

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"