Napak Tilas ke Kota Cirebon -2

Pagi ini tujuan pertama kita adalah Pasar Kanoman, sesuai permintaan Ibu Suri. Pasar ini punya kenangan tersendiri juga buat Mama. Kalau saya sih gak terlalu inget. hwehe.

Sebelum belanja, di pasar ini kita sarapan dulu. Pilihan jatuh pada nasi lengko khas Cirebon.

foto: Fira Nursya'bani
Penjual nasi lengko ini tepat berada di depan Keraton Kanoman. Waw, ini kali pertama saya lihat langsung keraton ini.

foto: Raisan Al Farisi
Waktu ke Cirebon beberapa tahun lalu, saya cuma mengunjungi Keraton Kasepuhan dan waktu itu juga untung banget bisa masuk ke dalem plus ketemu Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat.

Sementara di Keraton Kanoman ini, saya cuma foto-foto aja di luar. Rainier juga nampak menikmati halaman keraton ini sambil beli balon yang beberapa kali dipecahin.

Menurut berbagai sumber, Keraton Kanoman kini ditinggali oleh Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin. Keraton ini juga bagian dari Kesultanan Cirebon.

Keraton yang dibangun pada 1678 M ini erat kaitannya dengan Sultan Gunung Djati yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

Di napak tilas hari ini, saya gak ada rencana ke Keraton Kasepuhan, jadi puas-puasin di sini deh ya.



Awalnya saya bingung, apa yang mau Mama beli di Pasar Kanoman, yakali belanja sayuran. Karena pasar ini nampak seperti pasar pada umumnya.

Tapiii... Mama ternyata udah ngincer beberapa makanan yang mau dibeli, salah satunya daging burung.

foto: Fidyastria Saspida

Tentu aja daging burung gak bisa ditemuin di pasar-pasar yang ada di Bogor. Mumpung lagi di Cirebon, diboronglah daging ini. Daging burungnya dijual dalam keadaan sudah berbumbu dan diungkep, jadi tinggal goreng di rumah.

Selain daging burung, Mama juga beli kepiting, ikan asin, dan kerupuk balangsak (melarat). Semua makanan-makanan itu bener-bener khas Cirebon.

foto: Fidyastria Saspida

Setelah puas belanja, sampai di mobil kecium bau segala macem, kita pindah tempat. Ada satu tempat paling mengesankan di Cirebon buat kita, yaitu Gua Sunyaragi. Kayaknya setiap ke Cirebon hampir gak pernah absen ke sini.

foto: Fidyastria Saspida
Sebelumnya saya sudah pernah mengulas tentang Gua Sunyaragi di sini, jadi gak akan saya bahas lagi heheu. *alasan

Udara hari ini panas banget. Rainier yang kecapean setelah belanja di pasar, akhirnya menghabiskan setengah waktu jalan-jalan di Sunyaragi dengan tidur.

Setelah sampai di Goa Peteng, goa utama yang ada di pusat wisata ini, Rainier baru bangun dan menyadari kalau dia sudah ketinggalan kereta. Hihi. Di sini kita sempet foto-foto dulu sebelum kembali ke mobil.

Panasnya Cirebon memaksa kita untuk istirahat sebentar di penginapan. Senangnyaa... di sini kita bisa adem-ademan pakai AC.

Selepas zuhur, kita berangkat ke pemberhentian selanjutnya dan yang terakhir, yaitu kolam renang Cibulan di Kuningan.

Destinasi wisata ini juga permintaan dari Ibu Suri, tapi saya lupa ada kenangan apa di Cibulan ini. Huhu.

Hujan rintik-rintik menemani perjalanan kita ke Kuningan. Ternyata Cibulan cukup dekat dari Kota Cirebon, cukup ditempuh dengan satu jam perjalanan aja.

Di penghujung tahun ini, kolam renang Cibulan penuh banget sama pengunjung dari mana-mana. Waktu saya masuk ke dalamnya. Astagfirulloh, orang-orang pada berenang bareng ikan. Ngeriii...

Ada dua kolam ikan di sini. Di dalamnya ada ikan-ikan besar, namanya ikan dewa. Sebagai orang yang phobia hewan, sudah dipastikan saya gak akan pernah mau berenang di kolam ini.

Tapi ikan-ikan di sini jinak banget dan semacam sudah biasa dengan kehadiran manusia. Saya akhirnya cuma nontonin ikan aja di pinggir kolam renang sambil nyuapin Rai yang belum makan siang.

Foto: Muhammad Rizki Farhan
Eh, bukan Rainier namanya kalau gak pengen nyemplung liat air. Waktu dibawa ke kolam anak-anak yang gak ada ikannya, dia langsung berenang tanpa basa basi, padahal airnya luar biasa dingin.

Setelah 5 menit, saya masih bisa nemenin dia berenang. Seru banget sampe air keminum segala.

Setelah 10 menit, saya mulai panik karena takut Rai kedinginan. Waktu saya minta Rai untuk menyudahi berenang, dia nempel banget sama omnya di dalem kolam. Ampun.

Akhirnya Rai bisa diboyong ke darat dengan sedikit paksaan. Setelah mandi dan ganti baju pun dia masih pengen berenang lagi. Heu.

Kita menghabiskan waktu sampai sore di sini. Selepas asar, kita kembali pulang ke Bandung dan Bogor. Semoga kapan-kapan bisa napak tilas lagi yaa..

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"