Cinta Pertama

Oktober, 2005
Please, aku masih kecil. Sambil memandang cermin kamar, aku melihat seorang anak perempuan berbaju seragam putih biru dengan rambut panjang diikat ngasal, ber-kacamata bingkai tebal, kulit wajah kusam, kulit tangan dan kaki menghitam karena terlalu sering latihan baris-berbaris. Ah gak ada cantik-cantiknya! Tapi sudah beberapa hari ini aku mencoba ngasih sedikit perhatian ke penampilan asal-asalanku ini, semua itu karena aku ngerasain hal aneh, emm..

Ternyata seperti ini rasanya jatuh cinta, semangat pergi sekolah karena ada seseorang yang selalu diperhatikan di kelas. Seseorang yang selalu asik dengan dunianya sendiri. Seseorang yang selalu seru dengan cerita-cerita tentang game-game yang buat dia semakin lucu. Seseorang yang gak peduli sama anak cowok lain yang lagi sok memperebutkan siapa yang paling keren antara melodic dan emo. Dan seseorang yang ternyata jadi salah satu dari dua orang anak cowok yang lulus try out ujian nasional di kelas.

Tapi mungkin aku sama sekali gak ada di matanya. Aku memang gak menunjukkan perasaan dan juga gak bilang ke siapapun. Aku tetap menanti, siapa tau ada keajaiban yang ngasih tau dia. Hey, aku suka kamu! Dan ini yang pertama, cinta pertama.
It's my first love
What I'm dreaming of
When I go to bed
When I lay my head upon my pillow
Don't know what to do
 
My First Love – Nikka Costa

April, 2006
“Ra nitip tas dong, gue mau ke sana dulu..” tiba-tiba seorang anak cowok menghampiri dan ngasih tas selempang kecil kepunyaannya. Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional, seluruh kelas tiga sedang bersiap kumpul di lapangan sekolah untuk mendengarkan beberapa pengumuman dari Kepala Sekolah. 

“Kenapa Adit tiba-tiba nitip tasnya ke aku? Kenapa gak ke temen-temen yang lain? Jangan-jangan dia tau kalau aku suka sama dia, ah maluu..”
“…please deh Ra lo kan temen sekelas dia wajar aja lagi dia nitip tas ke lo!”

Aku melamun mendengarkan percakapan-percakapan konyol didalam pikiran sendiri sambil menyelempangkan tas Adit ke bahu. Lalu tanpa sadar aku buka tasnya. “Ini tas isinya apa yah.. ah CD-CD apa ini, pasti game deh.. Tapi, wah ada kartu ujiannya dia nih, eh ada fotonya.. emm..” aku langsung senyum-senyum sendiri lihat foto Adit di situ.. cakepnyaa..

Akhirnya aku nekat ngambil foto Adit dari kartu ujiannya itu, tapi kartunya aku kembalikan ke dalam tasnya. Foto itu aku simpan diam-diam di dalam dompet, kayak orangnya yang aku simpan di hati yang paling dalam.
Setelah pengumuman hasil ujian nasional, hampir seluruh teman sibuk cari sekolah. Aku sendiri sibuk jadi mata-mata untuk cari tahu di mana Adit bakal meneruskan sekolah. Tapi ternyata Tuhan berbaik hati, kami masuk sekolah yang sama ♥


Agustus, 2006
Tapi di SMA semuanya berubah. Adit yang dulu aku kagumi karena kepolosannya, kecerdasannya, dan keasikannya dengan dirinya sendiri, sekarang berubah jadi manusia modern yang sudah mengenal makhluk yang namanya ‘perempuan.’ Ya, di SMA ini Adit punya pacar, bukan aku.

“Ra, Emir suka tuh sama lo!” “Hah? Tapi gue sukanya sama Adit!” “haaaaaahhh?” “Udah diem. Iya gue tau dia udah punya pacar, udah gak usah komen.” 

Sakitnya jadi pemuja rahasia. Sakitnya jadi remaja perempuan yang baru beranjak dewasa, dan.. patah hati.. Hwaaa.. Tapi aku sadar banget segimanapun aku suka dia, dia gak akan pernah balik suka. Lupakan.
I'm broken
Do you hear me
I'm blinded
Cause you are everything I see
I'm dancing, alone
I'm praying
That your heart will just turn around
More Than This – One Direction

Mei, 2009
Setelah empat tahun, aku dengan ceritaku dan Adit dengan ceritanya, aku cuma bisa mengagumi dari jauh tanpa bisa sedikitpun menyentuh. Setelah empat tahun bungkam dan menyerah tanpa mencoba, sekarang aku sudah berniat untuk benar-benar melupakan.

Aku harus melupakan satu-satunya sosok yang bisa maksa aku untuk lebih memperhatikan penampilan, walaupun tahu aku sama sekali gak akan balik diperhatikan. Dan akhirnya perasaan ini terpendam tanpa diketahui oleh pemiliknya. Lalu aku ambil foto Adit di dalam dompetku yang sudah jadi foto keramat selama empat tahun ini, aku lempar ke luar.
In another life
I would be your girl
We keep all our promises
Be us against the world
 
The One That Got Away – Katy Perry

Juli, 2011
“Fira? Ini Fira kan?” 
“Iya. Ini siapa?” 
“Ini Adit, Ra. Apa kabar?” 
“Adit? Adit mana yah?”
"..."

Aku gak pernah membayangkan hari ini aku dikirimi pesan singkat langsung dari cinta pertama ku dulu, Adit. Dulu aku pernah tuker nomor ponsel dengan Adit. Dan tentu saja aku malu untuk menghubungi duluan. Ternyata Adit pun gak pernah menghubungi aku, entah, mungkin sampai nomor ponsel ku hilang. Entah juga dari mana dia tahu nomor ponsel ku yang sekarang.

Dan hari ini, pukul tujuh malam tiba-tiba ponsel ku bergetar dan pesan singkat dari nomor tak dikenal hinggap di sana. Hal yang sudah harus aku lupakan sedari enam tahun lalu sekarang menyeruak lagi ke permukaan, menagih janji atas segala asa yang sudah tinggal tersisa ampas.

Malam ini benar-benar malam saat seluruh bidadari ngasih senyumnya kepadaku dan berkata “berbahagialah Fira..” Kalau ini cuma mimpi, rasanya aku gak mau terbangun ~

“Selama ini aku cuma mau bilang, aku suka kamu dari SMP ♥” | Adit, 2011

Lima bulan setelahnya, meski berbeda kota, Adit selalu menemani aku di saat apapun dan ngehibur aku. Sampai akhirnya kami bertemu di kota tempatku menetap, Bandung. Dia ngajak aku makan malam romantis yang sebenarnya sudah aku dambakan sejak dulu.

Diantara ribuan malamku bersama angannya, malam ini satu-satunya malam yang benar-benar aku habiskan dengannya, berdua, berbicara tentang apapun, tentang dia, tentang aku ~

Namun cinta tak harus memiliki itu memang benar adanya. Aku gak pernah membayangkan untuk memacari Adit, bahkan sejak pertama aku jatuh cinta dengan dia. Angan itu menurutku sudah terlalu jauh.

Adit mengutarakan hal itu, tapi aku mau dengar kata-kata itu dulu, enam tahun lalu. Bukan saat ini, saat aku sudah menutup hati untuk itu. Ternyata selama lima bulan ini aku sedang menapaki jalan yang semu, yang suatu saat akan hilang dan menggiringku kembali ke jalan yang nyata.

Aku dan Adit gak pernah jadian. Akhirnya kami harus berpisah, kembali ke jalan kami masing-masing.
You will always gonna be the one
And you should know
How I wish I could have never let you go
Come into my life again
Oh, don't say no
You will always gonna be the one in my life
So true, I believe i can never find
Somebody like you
my first love 
First Love – Utada Hikaru

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"