Review Buku Gusdur Ku, Gusdur Anda, Gusdur Kita

foto: Fira Nursya'bani
Di tengah kegalauan yang akan melanda rakyat Indonesia pada 9 Juli 2014 nanti bersangkutan dengan pemilihan Presiden RI periode 2014-2019, ada satu buku keluaran 2013 yang meniupkan angin segar yang bercerita tentang kehidupan salah satu mantan Presiden Indonesia.

Buku dengan judul Gusdur Ku, Gusdur Anda, Gusdur Kita ini ditulis oleh Muhammad A.S. Hikam, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek) pada masa Alm. K.H. Abdurrahman Wahid menjabat menjadi presiden (1999-2001). 

Buku ini mengulang kisah kedekatan Pak Hikam dengan Alm. Gusdur semasa hidupnya. Berhubung belum ada di Goodreads, jadi saya (coba-coba) buat mengulas sedikit di sini ya.

Penjabaran yang ringan mengenai sosok Gusdur memudahkan para pembaca muda untuk lebih mengenal sosok Gusdur.

Siapa yang tidak kenal istilah "gitu aja kok repot?" yang dipopulerkan oleh Gusdur? Ternyata semasa hidupnya, seperti yang tertulis di buku ini, Gusdur memang merupakan tipe humoris, santai, sederhana, dan tidak suka kerepotan.

Penulis juga banyak menyuguhkan guyonan-guyonan cerdas khas Gusdur yang (sesungguhnya) merupakan guyonan kelas atas, ringan namun membuat kita berfikir dan berkata "iya juga ya!"

Buku ini membuat kita merasa lebih dekat dengan Gusdur, bahkan walaupun kita tidak terlalu mengenal sosoknya. Cocok sekali untuk anak-anak muda guna menambah sosok panutan dalam hidup.

Ada satu subjudul yang menurut saya sangat amat keren yang bercerita mengenai sosok Gusdur ini, yaitu Pelajaran Tersulit dari Gusdur.

"Berteman dengan pihak yang tak sependapat dengan -atau malah memusuhi- kita" merupakan teori yang sesungguhnya hanya mudah diucapkan tapi tidak mudah dilakukan. Namun, Gusdur, seorang pembesar NU, dengan nyata mempraktekkan hal tersebut.

Bersahabatkan musuh dalam berpolitik dianggap hal yang biasa karena kadang para pemimpin menunjukkan hal yang baik dan buruk dalam berbeda kondisi. Gusdur melakukan hal yang lebih keren lagi karena beliau memiliki sahabat mulai dari non-muslim, ateis, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), agnostik, paranormal, pemberontak, komunis, dan lainnya.

Tujuannya lebih mulia, beliau ingin mengontrol diri dari arogansi dan memonopoli kebenaran. Tapi tentu tidak semua menganggap Gusdur keren, karena hal baik pasti akan selalu ada yang menghujat, bahkan Gusdur pernah dianggap mendekati kafir.

Kendati dihujat, prinsip toleransi yang amat tinggi ini masih terus beliau pegang teguh hingga akhir hayatnya. Terkadang manusia bersahabat hanya dengan yang se-'kelas' dan memandang rendah 'kelas' lain, sungguh malu pada manusia sehebat Gusdur.

Dan satu lagi pelajaran keren dari banyaknya pelajaran-pelajaran keren yang ada di buku ini, di dalam subjudul Lomba Mancing Indonesia-Malaysia.

Untuk para pemula yang tidak mengerti demokrasi, yang suka ceplas-ceplos, maki-maki, asbun, berkomentar kasar, dan lalu mengatasnamakan demokrasi atas hal itu, berarti anda, kamu, saya, dan kita belum mengerti arti demokrasi.

Nih, di sini Pak Hikam menjelaskan demokrasi itu apa menurut Gusdur:
Demokrasi, tidak hanya sekedar orang boleh dan bebas berbicara (membuka mulut), tetapi juga orang mesti tahu kapan mendengarkan pihak lain (tutup mulut). Demokrasi menghendaki kemampuan menahan diri dan bukan "everything goes." Etika seperti inilah yang sering dilupakan sehingga terjadi euphoria yang menyebabkan seolah-olah demokrasi kemudian menjadi "kebablasan." 
- M. AS. Hikam, Menegristek 1999-2001 - Gusdur ku, Gusdur Anda, Gusdur Kita
Sungguh kami rindu sosok Gusdur. Terutama di saat masa-masa pemilu berlangsung. Para calon pejabat berebut kursi 'panas' dengan mengeluarkan triliunan uang, saling menyindir, lalu-lalang mencari koalisi, sementara rakyatnya sibuk saling membunuh.

Kami rindu sosok yang bersahaja nan cerdas. Andai, andai dan semoga para pemuda penerus bangsa mewarisi prinsip nyentrik Gusdur.

Oke teman selamat membaca, selamat mengenal Gusdur.
Selamat hari buku sedunia, 23 April 2014


Guyonan Gusdurian
Protes Kepada Malaikat 
Di akhirat ada orang (O) protes kepada Malaikat (M) karena dia dilarang masuk surga. 
O: "Gimana mungkin saya tidak masuk surga, wong saya di dunia selalu membela Tuhan, men-sweeping perjudian, pelacuran, mengusir orang kafir, menghalangi pembangunan tempat ibadah yang bukan agama saya, meneror musuh-musuh Tuhan, dll... Kan ada catatannya semua.." 
M: "Justru itu semua yang membuat sampeyan ditolak masuk surga."
O: "Lho kok bisa?" 
M: Karena Anda sebenarnya mengikuti Setan." 
O: (marah) "Logikanya gimana?"
M: "Kalau Tuhan mau semua itu tidak ada, kan mudah. Tuhan tidak usah ciptakan saja, beres. Jadi Anda sebetulnya mematuhi godaan Setan untuk menentang kehendakNya dengan aksi-aksi yang Anda hebat itu.."
Gusdur ku, Gusdur Anda, Gusdur Kita, p.272

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"