Alergi, bye!

Semua berawal dari benjolan yang ada di dekat daun telinga sebelah kanan. Sebenarnya, akhir-akhir ini saya lagi sering banget sakit telinga kanan dan kiri (berasa bengkak di dalam dan nyeri sampai kepala).

Menurut hipotesis ngasal saya, telinga ini sakit setiap habis pakai cotton bud dan headset. Tapi saya cuek, selain gak ada waktu ke dokter, sakitnya juga selalu berangsur pulih dalam beberapa hari.

Sayangnya, dalam kasus benjolan segede kelereng yang tiba-tiba muncul di dekat telinga ini saya gak bisa cuek. Awalnya saya agak sedikit yakin ini ada hubungannya sama kelenjar yang membengkak (waktu SMA saya pernah operasi benjolan di tangan karena kelenjar).

Karena panik setengah mati, saya memutuskan pergi ke dokter THT. Kali aja ini ada hubungannya sama sakit telinga yang sering saya rasain belakangan ini.

Setibanya di dokter, di telinga sebelah kanan saya ditemukan kapas cotton bud. Tapi masa sih cuma karena itu telinganya bisa bengkak?

Kata dokter, telinga saya mengalami peradangan. Saya gak boleh pakai cotton bud lagi dalam keadaan apapun (kalau headset masih boleh).

Saya masih bersikeras nyuruh dokternya untuk megang si benjolan. Entah dipegang atau nggak, saya malah dibekali empat jenis obat. 

Jreng. Selama tiga hari saya terus mengonsumsi obat itu pagi, siang, dan malam. Benjolan di telinga saya gak kunjung kempes, justru terasa semakin besar. Saya panik, tapi mungkin ini karena obatnya belum bekerja.

Di hari ketiga konsumsi obat, saya sedang bebas liputan dan kerja dari rumah. Tapi di hari itu saya gak bisa kerja karena tiba-tiba demam tinggi. Muka saya memerah, nafas tersengal, dan mata berair.

Mama yang dengan sigap mengompres muka saya, langsung menganalisis sakit yang saya rasakan mendadak ini. Menurut mama, saya terkena alergi obat. Obatnya mungkin kurang cocok atau terlalu keras.

Demi Tuhan saya belum pernah alergi obat (emang jarang ke dokter juga sih). Tapi setelah googling, gejala yang saya rasakan ini sedikit mirip alergi.

Pemakaian obat dihentikan. Obat dari dokter langsung dibuang jauh-jauh sama Mama (gak sempet dicatet nama obatnya apa).

Sebagai gantinya, Mama nyuruh saya minum sari kulit manggis. Entah khasiatnya apa, tapi saya nurut aja.

Keesokan harinya demam sudah mereda, tapi penyakit lain datang: sariawan. Sariawan terdengar seperti penyakit biasa, lumrah karena panas dalam atau jarang mandi.

Tapi apa bisa disebut biasa kalau tiba-tiba sariawan yang ada di mulut saya berjumlah 13. Yak TIGA BELAS.

Dua di lidah atas, dua di lidah samping, satu di bawah lidah, tiga di dinding mulut kiri, satu di bibir depan, dan empat di dinding mulut kanan. Pemain sepak bola pun masih kalah banyak.

Di sini saya kembali galau untuk kembali berobat ke dokter atau nggak. Hari itu benar-benar hari paling menyiksa. Seharian saya cuma bisa konsumsi air, air, dan air, itu pun sambil meringis.

Minum susu beruang, minum larutan penyegar, minum sari kacang hijau, minum teh manis, belum lagi minum air putih berbotol-botol, sampai kembung. Tapi perut saya tetap bunyi karena lapar.

Akhirnya saya nekat ngobatin semua sariawan dengan albothyl. Obat ini diketahui ampuh menyembuhkan sariawan dalam sekali pakai.

Pemakaian albothyl memakan waktu lama karena jumlah sariawan yang banyak. Bisa dibayangin ya, dinding mulut saya penuh dengan luka dan ketika semua bergesekan sama gigi, langsung matek!

Setelah pakai obat ini (yang perihnya minta ampun), saya bisa sedikit-sedikit makan. Menunya, bubur daging halus, scramble egg, dan tomat.

Albothyl tampaknya tak kuasa melawan sariawan dahsyat di mulut saya, sampai harus saya pakai berkali-kali.

Gak cuma itu, setelah demam melanda saban hari, seluruh badan saya terasa lemas dan pegal, terutama bagian kaki. Memang belum lama ini saya pergi kemping, tapi gak nanjak naik gunung dan gak mungkin pegalnya baru terasa beberapa hari kemudian.

Hipotesis membisikkan, ini juga bagian dari drama penyakit yang sedang saya alami. Ah Tuhan.

Pegal ini mengingatkan saya pada pegal sewaktu turun dari Lawu beberapa bulan lalu, tapi memang gak separah itu, walaupun cukup menyakitkan untuk jalan dan salat.

Cukup di pegal? Tidak. Badan saya mulai dipenuhi dengan bentol-bentol kecil.

Awalnya saya kira bentol kena nyamuk biasa. Tapi jumlahnya cukup banyak dan bentuknya cukup aneh. Bentol itu terlihat seperti sengatan hewan.

Ah masa sih di kasur saya banyak semut? Atau jangan-jangan ini juga bagian dari drama?

Selama satu minggu saya rajin mengonsumsi sari kulit manggis dan air kelapa hijau secara bergantian (tanpa berobat ke dokter).

Ajaib, benjolan di dekat telinga saya semakin mengempes dan akhirnya hilang. Voila, Mama memang juara!

Sedangkan air kelapa hijau disinyalir bisa membuang racun yang ada di dalam tubuh saya. Tapi menurut saya bukan racun yang ada di dalam tubuh, melainkan iblis.

Setelah itu semua penyakit sedikit demi sedikit menghilang. Mulut saya meski masih terasa ngilu, sudah bisa diajak makan nasi. Kaki saya sudah bisa dipakai lari. Dan badan saya sudah mulus tanpa bentol. Alhamdulillah.

Lalu. Setelah itu saya pergi ke Jakarta untuk bantu-bantu Raisan pindahan kosan. Jreng. Tiba-tiba bintik-bintik (bukan bentol-bentol) merah mulai muncul malu-malu di kedua tangan saya.

Awalnya saya anggap biasa. Saya sering bintik-bintik karena kedinginan.

Besoknya dan besoknya lagi, bintik-bintik itu semakin banyak. Menyebar di tangan dan badan depan juga punggung. Tapi gak ada di kaki dan muka.

Ternyata, saya terkena kaligata. Dan ini kaligata terparah dan terlama yang pernah saya alami. 

(Masih) tanpa pergi ke dokter, saya mengobati kaligata dengan minyak kayu putih dan bedak gatal. Sesekali saya minum CTM dan air kelapa hijau.

Setelah hampir seminggu, kaligatanya hilang. Ah semoga ini bagian terakhir dari drama berkepanjangan ini, ya Tuhan.


ps. banyak banget pelajaran yang bisa saya ambil dari drama ini. Salah satunya adalah menjaga kesehatan dengan baik. Kalau saya gak kebanyakan pakai cotton bud atau gak banyak makan mecin, mungkin gak akan ada namanya si 'benjolan iblis'. Dan tentu saya bisa pakai obat alami dulu sebelum ke dokter, terbukti sari kulit manggis dan air kelapa hijau bisa bantu nyembuhin semua penyakit itu.

pss. dokter yang baca bisa bantu kenapa saya bisa kena drama berkepanjangan kayak gitu?

Alergi, bye!

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"