Jadi Turis Eksklusif di Kawah Putih

foto: Raisan Al Farisi
Ciwidey jadi tujuan akhir pekan kita kali ini. Sebelumnya kita sama sekali gak ada niat untuk ngedatengin Kawah Putih. Beberapa hari belakangan kawasan wisata ini lagi diterjang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup hebat, jadi ditutup sementara untuk wisatawan.

Waktu kita sampe Ciwidey dan nginep di salah satu hotel, ada kabar kalau karhutla di Kawah Putih sudah padam, tapi pengunjung masih belum diperbolehkan masuk. 

Suami saya, yang jiwa jurnalistiknya sangat luar binasa, punya ide untuk bawa saya dan Rai ke Kawah Putih. Sebagai seorang mamah yang suka geumpeur, saya menolak. Siapa sih yang gak ngeri ngedatengin tempat wisata yang abis kebakaran? Bawa balita pulak.

Tapi suami tetep meyakinkan kalau kawasan wisata itu sudah aman. Saya baru percaya setelah dapat izin dan penjelasan langsung dari petugas di lapangan.

Di hari itu kita masuk Kawah Putih dengan gratis karena untuk kepentingan liputan. Di dalam, kita jadi pengunjung eksklusif karena gak ada lagi pengunjung lain. Tempat itu sepii banget, cuma ada beberapa petugas yang lagi santai sambil karokean.

Tempat ini langsung jadi tempat favorit Rainier untuk lari ke sana ke mari. Sambil nunggu bapaknya nge-drone, Rai main-main di dekat patung Domba Lukutan.

Menurut legenda yang tertulis di dekat patung itu, Kawah Putih yang merupakan bagian dari Gunung Patuha ini adalah tempat suci bagi para tetua di wilayah setempat. Para tetua itu bahkan sering melakukan ruwatan untuk menghormati roh leluhur yaitu Eyang Jagasatru, Eyang Ngabay, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong.

Fira Nursya'bani
Nah, apa hubungannya dengan Domba Lukutan ini? Roh-roh leluhur tersebut dipercaya akan menjelma menjadi Domba Lukutan jika ada sesuatu yang tidak baik terjadi di Kawah Putih.

Duh, apa Domba Lukutan muncul saat Kawah Putih lagi kebakaran gini, apalagi katanya kebakarannya karena puntung rokok pengunjung? :( Wallahualam yah.

Kita lalu melanjutkan perjalanan ke kawah. Setelah melalui tangga menurun yang cukup panjang, kita bisa lihat pepohonan yang hangus di sisi kanan kiri kawah.

foto: Raisan Al Farisi
Menurut saya karhutla ini sama sekali gak menghilangkan keindahan Kawah Putih. Apalagi tempat ini udah ditata jadi rapi dan cantik banget dibandingin dengan beberapa tahun lalu pas terakhir kali saya ke sini.

Tapi ada satu hal yang bikin tempat ini agak sedikit aneh, yaitu air kawahnya yang menyusut cukup banyak. Penyusutan ini kayaknya akibat musim kemarau. Sisi kawah dipenuhi belerang-belerang warna hijau muda yang mengering.

foto: Raisan Al Farisi
Rainier seneng banget di sini karena bisa bebas jalan-jalan meski medannya berbatu. Tapi agak bahaya juga karena anak ini selalu pengen ngedeketin kawah, maklum dia seneng banget berenang.

Yakali berenang di kawah, Rai... ;(

Jadiiii mentemen. Jangan mentang-mentang kita bayar tiket, lalu kita bebas buang sampah sembarangan karena ada petugas kebersihan di sini. Satu sampah aja bisa banget menganggu keindahan Kawah Putih.

BAHKAN, satu sampah puntung rokok bisa bikin kawasan wisata ini hangus lho.

foto: Fira Nursya'bani

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"