My family and I visited my grandma house in Depok to did "arisan." I met my little cousin, do you know her name? SHAFIRA. And my parents kept call her "mpih" as they call me.
Dua minggu belakangan ini, saya dan mamah bikin dua buah tas berbahan sedotan. Iya sedotan yang biasa dipake buat minum. Berawal dari mamah yang emang hobi bikin-bikin sesuatu yang unik dan info tentang anyaman sedotan dari temen beliau. Cara buatnya terhitung gampang, cuma dibutuhkan keseriusan dan ketelatenan dari mulai nganyam sedotan sampe jadi sebuah tas (atau dompet). Yuk coba bikin yuk... 1. Sediakan sedotan yang sudah digunting menjadi tiga bagian, kira-kira 10cm. 2. Lipat sedotan menjadi dua bagian lalu gabungkan seperti gambar diatas. 3. Ujung sedotan 1 (yang bawah) dilipat kedalam. 4. Setelah dilipat kedalam, ujung sedotan 1 tersebut dilipat lagi kedalam hingga menyangkut pada sedotan 2 . Jika ujung sedotan 1 terlalu panjang, bisa digunting sedikit. 5. Lakukan pada ujung yang satunya lagi. Hingga sedotan berbentuk seperti pada gambar atas. 6. Jika kedua sedotan sudah menyatu satu sama lain, masukkan sedotan 3 . Lipat menyilang seper
foto: Raisan Al Farisi Sebagai warga asli Bogor, saya keitung jarang banget main-main di perkebunan teh di Puncak. Dulu sih main ke Puncak seringnya ke rumah teman-teman sekolah. Tapi kali ini saya mau menjajal perkebunan teh yang letaknya tepat di perbatasan antara Bogor dan Cianjur, yaitu Perkebunan Teh Ciliwung. Kebetulan fotografer kantor ada yang minta diantar ke sini. Lumayan ya jadi pemandu wisata dadakan. Pintu masuk perkebunan ini ada di pinggir jalan, di seberang rumah makan Rindu Alam. Tiket masuknya agak mahal sih untuk lokasi wisata yang stagnan kayak gini, yaitu Rp 7.000 (th 2015), tidak termasuk biaya parkir. foto: Raisan Al Farisi Perkebunannya memang gak luas banget, tapi pengunjung bisa mengekspor spot-spot foto yang bagus. Untung saya jalan sama fotografer, jadi punya foto-foto bagus deh. Yippii… Di dalam perkebunan juga ada berapa pedagang yang menjajakan kopi dan mie instan. Biasanya kalau ada pedagang, rawan banyak sampah nih. Semog
dok potretBDG Naskah ditulis oleh Rosyid E. Abby Persembahan: Potret Bandung Tempat: Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jl. Baranang Siang, No.1, Kosambi, Bandung Waktu: Kamis-Sabtu, 27-29 Maret 2014 Sutradara: Nanang Id Penata gerak: Tris Emd Artistik: Ipan Sopandi Penata musik: Dian Haydn Pemusik: Tantra (gitar), Arizal (bass), Dolly (biola), Neno (drum), Eka (kacapi & suling) Pemain: Boncel: Aji & Zaqi Bapak Boncel: Openk Emak Boncel: Dini & Intan Tuan Karta: Deri & Gilang Juragan Kapala: Fahmi Juragan Istri: Yolanda Dang Surya: Janwar Juag Awang: Wiki Pembantu: Pyan, Lucky, Irwan, Novia, Silvie Pedagang: Pyan & Lucky Pemburu: Deri & Fikri Pengawal: Bratasena Sinopsis: Boncel yang lahir di tengah keluarga miskin bertekad untuk memiliki hidup yang lebih baik. Lalu ia meninggalkan kedua orang tuanya dan bekerja sebagai abdi di beberapa rumah priyayi. Boncel dikenal sebagai sosok yang pintar, jujur, dan ra
Comments
Post a Comment