Aku Tahu Rasanya 'Berbeda' dan Ditertawakan

dok pribadi
Di suatu hari, 15 tahun yang lalu, saya menangis selama berjam-jam tanpa henti hingga sembab. Sesungguhnya saya malu, namun saya ingat betul saat itu saya marah, menyesal, sedih, mengutuk, dan membenci semua orang.

Padahal masalahnya sepele, hanya karena saya belum bisa mengucapkan huruf R. Ya huruf R, huruf yang dapat dengan mudah diucapkan seluruh keluarga dan teman yang saya kenal.

APAKAH DI DUNIA INI HANYA SAYA YANG CADEL? Lalu saya kembali marah.

Hidup masa kecil tak seindah yang lain saat teman-teman mulai mengatakan cara berbicara saya lucu dan berbeda.

Bahkan, pernah suatu kali ada seorang pemilik warung di dekat rumah yang 'penasaran' dan memaksa saya untuk bilang huruf R. Saya diam, ibu ini gimana sih orang gak bisa bilang R kok dipaksa bilang, buat apa coba? kata saya dalam hati.

Setelah itu, sampai sekarang saya gak pernah lagi membeli apapun di warung tersebut, trauma. Ejekan-ejekan mereka selalu saya simpan sendiri, sampai hari itu, hari di mana saya seharusnya dapat mengucapkan huruf R tidak kunjung datang, saya kembali lagi marah.

Beranjak dewasa, saya mulai terbiasa. Ejekan teman-teman sudah saya anggap sebagai lelucon.

Kali ini saya berfikir, fenomena orang yang tidak (atau belum) mampu melafalkan huruf R dengan jelas, diberi istilah cadel. Jika sudah ber-istilah maka fenomena tersebut bukanlah fenomena yang langka. 

Artinya bisa jadi ada berjuta manusia cadel tersebar di muka bumi pertiwi. I don't have to be worry then.

Banyak yang mengatakan jika penyebab cadel adalah bentuk lidah yang pendek. Namun ternyata setelah saya baca-baca tentang fenomena ini di internet, cadel adalah suatu bentuk ...... cacat oral. Cacat? Oh my

Katanya, ada cadel yang bisa disembuhkan dengan terapi wicara, yaitu cadel yang disebabkan oleh faktor lingkungan, misalnya anak kecil yang sering berbicara cadel sehingga terbiasa dan terbawa hingga dewasa. Hal tersebut membuat sistem wicara kurang mampu mengkoordinasikan bibir dan lidah dengan baik.

Cara orang tua melatih anak berbicara pun perlu diperhatikan, jika salah, anak dapat terus terbiasa dengan cadelnya.

Selain itu, ada cadel yang sulit disembuhkan, yaitu cadel yang udah dari sananya, alias cadel yang disebabkan oleh adanya kelainan dalam bagian sistem wicara yang disebut Frenulum linguae. Correct me if I'm wrong ya!

Jika tidak ada yang salah dalam pola didikan orang tua saya, lalu apakah cadel yang saya alami ini karena adanya kelainan?

Dalam beberapa mata kuliah dulu pun saya mempelajari istilah keren dari cadel, yaitu rhotacism.  Rhotacism adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengucapkan konsonan R atau Z, dan menggantinya dengan konsonan lain.

Ironic, a linguistics student with rhotacism :(

Setelah 23 tahun dengan kelainan ini, saya menyadari kalau cadel hanyalah salah satu bentuk cacat yang lucu. Sama seperti cacat otot pada pipi yang disebut lesung pipit, atau cacat pada gigi yang disebut gingsul.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ditangisi, atau bahkan dijadikan sumber amarah. Jadi ketika saya melihat secara langsung mereka yang menangis karena suatu kekurangan yang dimiliki, malu, minder, marah, kecewa, dan sedih, I truly know how it feels.

kekurangan yang dimiliki tidak menjadikan seseorang 'kurang' dalam arti sesungguhnya. Meski cadel ini, saya pernah terpilih jadi komandan pasukan paskibra dalam LKBB saat SD, saya pernah terpilih menjadi pengibar bendera utama dalam lomba tata cara upacara se-kabupaten saat SMP, saya pernah menyanyi di depan warga sekolah saat audisi Miss SMANIC di SMA, dan saya berkali-kali menjadi aktor drama & dramatisasi puisi waktu kuliah.

Semuanya berjalan dengan lancar. Baik dan buruknya komentar orang lain yang lebih sempurna dari kita merupakan bentuk dari kepedulian mereka; baik dan buruknya hidup kita, kita yang tentukan.

“Do what you can, with what you have, where you are.”
― Theodore Roosevelt

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"