Media & Blogger Getaway PSF

dok PSF
Pengalaman luar biasa didapat lagi di acara Media & Blogger Getaway 2014 yang digagas Putera Sampoerna Foundation (PSF), 4-5 Desember ini. Acara memang dirancang selama dua hari di daerah Taman Sari, Bogor.

Nah, karena acaranya di Bogor, kantor langsung menugasi saya untuk ikut kegiatan ini. Awalnya sempet bingung karena gak ngerti ini acara apa, bahkan saya gak tau lokasi acaranya bisa diakses pake angkutan apa.

Ironis, saya memang selalu blank soal tempat. Tapi alhamdulillah saya sampai di Highland Park Resort, Curug Nangka, Taman Sari, tanpa nyasar.

Sampai sana saya langsung disambut oleh Mbak Fey, consultant Praxis PSF, dan dipersilakan makan siang, lalu check in.

Media Talkshow

Acara inti dari Media & Blogger Getaway 2014 ini adalah talkshow bertema "Sampoerna School System: Persiapan Jelang Persaingan Global." Ada tiga narasumber di talkshow ini, di antaranya Nenny Soemawinata, Managing Director PSF; Ainun Chonsum, Aktifis pendidikan; dan M. Ikhlasul Amal, Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI.

Media talkshow
foto: Fira Nursya'bani
Talkshow berlangsung seru. Ketiga narasumber memberikan fakta-fakta lapangan mengenai pendidikan saat ini yang... oh ya... membuat saya dan rekan-rekan yang lain mengangguk setuju. Gimana gak setuju, kami termasuk generasi yang saat sekolah dulu lebih mengutamakan nilai dan hafalan daripada logika berfikir.

Ibu Ainun menyayangkan hal tersebut. Anak-anak lebih fokus pada hasil, bukan pada proses. Akibatnya, terjadi talent gap, yang artinya: Indonesia membutuhkan tenaga ahli dari anak-anak bangsa yang berpendidikan dan berkarya nyata, namun saat ini tidak banyak tersedia anak-anak yang berkualitas sesuai dengan bidang yang diperlukan.

Hasilnya, perusahaan-perusahaan besar di Indonesia banyak yang dimiliki oleh orang asing. Di mana anak-anak Indonesia?

Ibu Nenny yang sedemikian jengkelnya dengan sistem pendidikan sekarang, mulai mengenalkan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh PSF dalam Sampoerna School System, yaitu sistem pendidikan berbasis STEM (science, technology, engineering, and math).

Terdengar mengerikan memang, awalnya saya membayangkan siswa-siswa akan terus dicekoki fisika dan semacamnya. Namun, Bu Nenny menjamin STEM ini dikemas sedemikian rupa agar dapat membentuk karakter dan pola pikir kritis tanpa membuat anak merasa stres.

PSF membidik anak-anak dari kelas menengah ke bawah untuk dididik dengan metode STEM. Ia sadar betul anak-anak Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang mumpuni.

Mas Amal menjelaskan secara rinci mengenai STEM. Katanya sih STEM itu suatu bentuk inovasi dalam dunia pendidikan. Pendidikan berbasis STEM dapat menjadi solusi adanya talent gap di Indonesia.

Kelangkaan insinyur dapat diatasi dengan segera, dan yang lebih penting, perusahaan-perusahaan besar juga bisa dengan segera dikuasai oleh anak-anak bangsa.

Peran media dan blogger adalah: mari bersama sebarkan sedikit kebaikan mengenai adanya kejanggalan sistem pendidikan di Indonesia. Jika tidak diubah sekarang, kapan lagi?

"Kita tidak pernah dibiasakan bertanya, hanya dibiasakan menjawab. Menjawab pun sudah ada pilihannya." | Ainun Chonsum 
"Jumlah presentase membaca anak-anak Indonesia sangat kecil, karena tidak pernah dibiasakan sejak dini." | Nenny Soemawinata
Foto bersama Ibu Nenny, Ibu Ainun, dan Mas Amal
(dok. PSF)
Setelah semua acara pokok selesai, peserta yang terdiri dari 13 awak media dan 9 blogger, dikumpulkan di lapang untuk ikut permainan. Semua permainan sudah dirancang oleh EO dari Highland Park Resort, jadi yaa semacam permainan motivasi-motivasi gitu deh.

Kami ber-22 dibagi ke dalam empat kelompok: kelompok science, technology, engineering, dan math. Sesuai sama tema acara ini: STEM.

Saya satu kelompok dengan Mbak Rere, blogger dari Pamulang, Pak Bambang (lupa dari mana), Bang Fahmi (lupa juga dari mana), Bang Bima dari Liputan 6, dan Bang Yudhi dari Okezone, di kelompok engineering.

Permainan pertama yaitu great engineer. Kita disediakan sebuah kardus berisi dua buah pisau, dua buah jeruk bali, dan satu bungkus tusuk sate. Selain itu ada juga beberapa buah pelepah daun pisang. 

Perintahnya sih disuruh buat satu senjata dan satu alat transportasi. Pak Bambang, Bang Bima, dan Bang Fahmi ngurusi senjata. Saya, Mbak Rere, dan Bang Yudhi ngurusi alat transportasi. Alhamdulillah dapet juara dua.

Great engineering
dok foto PSF
Acara ditutup dengan api unggun, BBQ, dan nyanyi-nyanyi. Hoaaammss..

Di hari kedua, kami melanjutkan permainan. Masih ada dua permainan lagi yang harus dilalui peserta. Permainan pertama yaitu treasure hunter.

Kita disuruh cari petunjuk-petunjuk di wilayah Highland Park Resort. Di petunjuk-petunjuk itu kita bisa dapetin benda yang kita butuhkan untuk ikut di permainan ketiga.

Intinya permainan ini mirip Running Man gitu deh, harus nebak-nebak macem detektif. Setelah semua petunjuk terselesaikan, kelompok saya tiba duluan di tempat sehingga menjadi juara pertama.

Tim Engineering juara pertama
dok foto PSF
Benda-benda yang kita dapat selama permainan kedua itu di antaranya rakit, ban dalam, dayung, tali, dan helm. Yap.. benda-benda itu dipakai di permainan ketiga yaitu water warriors.

Awalnya kami disuruh bikin rakit sendiri dari rakit bambu dan ban dalem. Cara mainnya, satu orang anggota kelompok harus nyebrangin anggota-anggota kelompok lainnya secara bergantian ke sebrang. 

Macem armada perakitan yang nyebrangin sungai gitu, cuma dalam satu rakit hanya boleh ada dua orang anggota.

Susahnya ya karena Mbak Rere dan Bang Bima badannya agak besar jadi rakit beberapa kali terbalik. Selebihnya kami dapat juara dua, dan untuk konstruksi rakit kami juga dapat juara dua.

Perakitan rakit Tim Engineering
dok foto PSF
Ready?
dok foto PSF
Water warrior, Bang Yudhi jadi pengemudinya
dok foto PSF
Pak Bambang, masyaallah ~
dok foto PSF

Setelah semua permainan selesai. Di acara penutupan, kami, tim engineer, ternyata menjadi kelompok juara pertama hasil akumulasi poin dari seluruh permainan.

Gak nyangka sih, karena tim lain keliatan lebih heboh banget. Alhamdulillah bisa bawa pulang hadiah ~

Lokasi

Lokasi Highland Park Resort yang jadi sponsor acara Media & Blogger 2014 kali ini, di Curug Nangka, Taman Sari, Kabupaten Bogor. Cara aksesnya untuk angkoters, yaitu dari pusat kota, BTM, naik angkot jurusan Ciapus.

Angkot khusus ke Curug Nangka mangkal di sebelah pasar Lawang Saketeng dengan merk angkot FATEN. Bisa tanya ke abangnya buat minta diturunin ke Highland Park Resort. Tempat tepat di sebelah gang masuk Curug Nangka. Ongkos Rp10.000.

Resort ini memiliki konsep Mongolian Camp alias tenda-tenda mongol. Jadi, di sini kamar-kamarnya terdiri dari puluhan tenda-tenda Mongol yang isi kamarnya persis kamar penganten, dihias pake tirai-tirai kondangan.

Bagus banget buat yang mau liburan ke tempat adem, saking ademnya, AC kamar itu harusnya gak perlu ada.

Pengalaman ini memberikan kesan tersendiri bagi saya sebagai wartawan yang bekerja di media dan sebagai anak muda galau yang mengelola blog pribadi.

Banyak cerita-cerita yang bisa saya dapat dari wartawan-wartawan lain dan blogger-blogger lain tentang asiknya kerja di bidang tulis menulis. Meski (lagi-lagi) jadi peserta paling muda di acara ini, saya banyak menyerap ilmu dari yang lebih berpengalaman.

Jurnalistik dan blogging itu dua hal yang sebenernya berbeda. Jurnalistik harus objektif, blogging mesti subjektif. Dan saya... lakukan keduanya.

Penutupan acara Media & Blogger Getaway 2014
dok foto PSF
Segitunya yang mau groupie
dok foto PSF

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"