Reia Emica (3)

Seminggu setelah kelahiran Mica, acara aqiqah pun digelar. Karena hidup mandiri dan jauh dari keluarga, kami memutuskan untuk pakai jasa aqiqah.

Potong kambing dilakukan pada 15 Juli, yang disaksikan oleh suami. Besoknya, kami menggelar pengajian keluarga dan bagi-bagi nasi boks aqiqah ke tetangga.

foto: Raisan Al Farisi
Btw, saya takjub juga karena daging kambing dalam gulai yang dimasak jasa aqiqah sama sekali gak berbau. Rasanya pun macam daging sapi. Biasanya saya malas makan daging kambing karena bau pregusnya.

Surat Lukman dibacakan untuk Mica di hari aqiqah nya. Setelah itu, Kakek, Nenek, dan Popi bergantian memotong rambut Mica. Alhamdulillah, walaupun sederhana, tapi tetap khidmat.

foto: Raisan Al Farisi

foto: Sarah Munifah

Semoga Mica menjadi pribadi yang rendah hati, tenang, dan peka terhadap sekitar. Dan juga, semoga Mica selalu dikelilingi orang-orang baik dan dijauhkan dengan hal-hal yang buruk. Aamiin.

Ada rasa khawatir karena saya harus mengurus sendiri Mica, bahkan sejak dia masih bayi merah. Sewaktu Rai lahir, hampir semua ada campur tangan Mama dan Bibi, mulai dari mandi sampai tidur.

Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk ragu, karena mau gak mau semuanya harus saya jalani. Syukur, ada suami yang sangat kooperatif dan ibu asuh yang siap siaga jaga Rai.

Setiap pagi, saat saya masak, suami mengambil alih Mica dengan mengajaknya berjemur. Sayangnya rumah kami gak kena cahaya matahari pagi, jadi terpaksa Mica dijemur di depan rumah tetangga.

foto: Fira Nursya'bani
Suami semangat banget untuk jemur Mica di bawah cahaya matahari sebelum jam 9. Trauma masih membekas di benak kami bagaimana Rainier harus dirawat 4 hari di rumah sakit karena bilirubinnya tinggi.

Waktu itu cara kami menjemur Rai benar-benar salah karena Rai masih berpakaian lengkap dan disimpan di bawah sinar matahari kurang dari 15 menit. Kesalahan serupa tentu gak akan kami ulangi. Mica kini dibiarkan 'terpanggang' hanya dengan menggenakan popok dan penutup mata. Semoga ikhtiar kami kali ini berbuah manis.

Selain giat menjemur, suami juga punya waktu kerja yang cukup fleksibel. Kadang siang sudah ada di rumah, jadi kami bisa bergantian pegang Mica, walaupun sebenarnya Mica cukup anteng di tempat tidurnya.

Dan ngomong-ngomong soal tidur, tempat tidur kami jadi semakin ramai karena semua  tumplek di kamar depan. Masyaallah nikmat sebelum Rai dan Mica punya kamar masing-masing.

Rasanya gak sabar lihat mereka besar dan traveling berempat. Alhamdulillah for this perfect life.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"