A Light Short Story: Cinta Pada Pandangan Pertama Itu ... (3)

Dia Danish, bukan Valle. Eno termenung sendiri di sebuah café tempat di mana ia dan Valle dulu biasa menghabiskan malam minggu berdua. Valle sangat suka menu special café tersebut, baby bread super choco. Sedangkan Danish baru saja pergi dan marah karena Eno tiba-tiba memberinya kejutan menu tersebut. Danish sangat benci coklat, dan Eno selalu menyamakan ia dengan Valle. Di kejauhan ia melihat sosok Valle dengan seorang laki-laki, laki-laki itu terlihat gagah dengan sedikit cambang di wajahnya. Mereka tertawa bahagia. Ini pasti halusinasi, lalu ia pergi meninggalkan tempat itu. Hatinya teriris terus memikirkan Valle.

“Kamu di mana?” Danish terisak menelepon Bayu.

“Aku lagi jalan. Ada apa? Kamu nangis? Kamu disakitin sama pacar kamu?” Bayu memborong banyak pertanyaan pada Danish.

“Aku di perempatan jalan Deli, please kesini.” Tut…tut…tut.. telepon dari Danish pun mati. Bayu segera pergi, ia membawa Valle.

“Kamu sayang banget ya sama sahabat kamu itu?” Valle bertanya pada Bayu dengan polosnya.

Sambil menyetir, Bayu sedikit termenung. Sesungguhnya ia amat menyayangi Danish, namun ia mulai berpaling pada Valle walaupun ia sebenarnya tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama. “Gimana gak sayang, kenal sama dia udah hampir enam tahun, hehe.” Ujar Bayu. Valle terdiam, hatinya merasakan sedikit getaran cemburu karena Bayu rela pergi menemui Danish saat sedang bersamanya.

***

“Kamu bahkan sama sekali gak ngejar aku!” Danish menangis.

“Maaf, aku cuma takut kamu tadi pergi dan pengen sendiri.” Eno yang ternyata telah bertemu Danish mencoba memberikan pengertian pada perempuan cantik itu.

Danish terus menangis. Tak lama kemudian terdengar deru mesin mobil dari kejauhan dan berhenti di dekat mereka. Itu Bayu. Ia keluar dan langsung menghajar Eno, “kurang ajar! Lo apain sahabat gue? Brengsek lo!” teriak Bayu.

“Udah, udaaaaahhh..” Danish berteriak namun tak dapat melakukan apa-apa. Bayu terus memukuli Eno dan sesekali ia balik terkena pukulan dari Eno.

Valle keluar mobil, seluruh badannya bergetar, ia melihat mantan kekasih yang amat dicintainya, Eno. “Cukup. Bayu cukup!” ujar Valle.

Mereka menghentikan pertengkaran dengan nafas tersengal-sengal, baju mereka kotor, keringat membasahi seluruh tubuh mereka. Valle menghampiri Eno, ia membangunkannya dan berusaha membersihkan wajah Eno dari darah dan debu. Eno mendekap Valle, erat.

Bayu melihat ke arah Valle. “Ternyata dia mantan pacar Valle.. Bukan masalah gue sayang banget sama Danish atau nggak, tapi emang ternyata kamu yang sayang banget sama dia..” ujar Bayu dalam hati.

“Kamu gak apa-apa?” Danish menghampiri Bayu.

“Kamu yang apa-apa apa nggak! Gak apa-apa kan?” Tanya Bayu.

“Aku gak apa-apa..” Danish menggenggam tangan Bayu dan membersihkan debu yang ada di wajahnya.

“Aku minta maaf sama kalian berdua..” Valle berkata lirih dan pamit pergi, ia membimbing Eno masuk ke dalam mobil.

***

“Aku sayang sama kamu.. Ternyata aku ga bisa berhenti mikirin kamu, jangan tinggalin aku lagi..” Eno memohon pada Valle.

“Aku tau..” sambil menyetir mobil Eno, Valle tersenyum dan memaafkannya.

“Cinta pada pandangan pertama itu hanya hasrat sesaat..” Eno menyesali.

“Cinta pada pandangan pertama itu salah satu cara Tuhan menyatukan dua insannya.” Valle berkata sambil tersenyum.

“Kamu mau jadi pacar aku lagi? Aku janji aku gak akan ngelakuin hal bodoh lagi, please..” Eno memohon.

Valle tersenyum lagi, kali ini ia mengeluarkan senyum yang lebih manis dari senyum-senyumnya terdahulu, membuat hati Eno berdebar seperti saat pertama kali ia merasakan jatuh cinta. “Maaf, aku udah jadian sama Bayu, sahabatnya Danish tadi.”

(the end)

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"