Gunung Lawu (1)

Akhirnya hari ini tiba. Setelah dua bulan dirundung kegalauan soal cuti, saya (yang udah bisa ambil cuti di kantor) memutuskan untuk cuti lima hari plus tiga hari libur.

Beberapa waktu lalu, Raisan emang ngajak cuti buat naik gunung Lawu bareng teman-teman kampusnya.

Sabtu 14 Juni pagi, dengan tas besar, saya pergi ke Bandung. Rencananya rombongan mau naik kereta dari Stasiun Kiaracondong Bandung ke Stasiun Purwosari Solo.

Di rumah Bandung kami sempetin packing lagi, makan bareng, dan pamit sama Mama Papa Raisan. Lalu Papa Mama nganter kita ke stasiun.

Di sana sudah menunggu hampir dua lusin anak manusia yang ikut dalam rombongan. Total ada 7 cewek, 13 cowok, dan 1 balita.

foto: Raisan Al Farisi
Jam 9 malam kereta mulai jalan dari Bandung menuju Solo. Bismillahi tawakaltu Allawloh.

Ini pertama kalinya saya naik kereta ke timur Jawa yang merupakan impian sejak zaman SMA. Sedih sih dari dulu gak pernah punya temen cewek yang bisa diajak backpacker-an. Untung sekarang bisa ikutan rombongan kayak gini.

Karena jalan malam, saya yang gak bisa lihat pemandangan di luar, memutuskan untuk tidur. Segala posisi tidur dilakuin, mulai dari duduk tegak sampai nyender ke jendela. Hm. Maklum bangku keretanya gak bisa digeser ke belakang kayak bangku bis atau pesawat.

Menjelang subuh, sinar matahari mulai menyinari bumi. Dari jendela kereta terlihat masyarakat sudah memulai aktivitas.

Ah segarnya udara kota Solo. Kami sampai jam 6 pagi, dan bersiap menuju Terminal Tirtonadi.

Dari Stasiun Purwosari, kami naik taksi ke Terminal Tirtonadi dengan biaya Rp25.000 per taksi. Dari terminal ini kami melanjutkan perjalanan dengan bis kecil ke Terminal Tawangmangu.

Perjalanan cukup lama, sekitar satu jam. Bis melewati jalan yang berkelok-kelok. Semakin atas, pemandangannya semakin bagus.

Lalu sampailah kami di Terminal Tawangmangu. Fiuh. Perjalanan ternyata belum selesai. Dari sini kami masih mesti naik mobil kol ke pos pendakian Cemorosewu.

Di Cemorosewu, semua bersiap. Beberapa orang isi perut di warung dan beberapa lagi melakukan packing ulang.

Saya sendiri agak gak nafsu makan mesti perut baru diisi sama sebungkus siomay. Pagi itu saya sempetin mandi sebelum nanjak karena belum mandi dari perjalanan semalam.

Briefing sebelum nanjak di Cemorosewu
foto dok pribadi
Jam setengah 12 siang, rombongan lalu berdoa bersama dan berangkat. Bismillah. Katanya sih trek Lawu enak. Hm mari kita coba.

Perjalanan dari Cemorosewu ke pos 1 masih banyak 'bonus' alias jalanan mendatar. Tapi tetep ya capek banget, mungkin karena bawaan yang berat.

Tiba-tiba dengan sendirinya rombongan terpecah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama ada di paling depan, yaitu cowok-cowok penuh semangat yang dianugerahi lutut lokomotif.

Kelompok kedua ada di tengah, yaitu cewek-cewek tangguh yang tarik nafas dua menit setiap dua langkah, saya masuk ke kelompok ini. Dan Kelompok ketiga di paling belakang, bersama dedek balita.

Satu jam kemudian, barulah kami bertemu pos 1. Di situ ada warung juga. Jadi sebenernya kalau gak bawa minum, kita bisa beli.

Setelah lima menit istirahat, kami jalan kaki lagi ke pos 2. Jalan ke pos 2 udah lumayan nanjak walaupun masih banyak yang landai. Tapi jauhnya itu, alamaaakk…

Sebenernya pos 2 ini pos yang paling indah. Treknya dipenuhi dengan kembang-kembang dan kabut, jadi berasa jalan menuju khayangan.

Jalan ke pos dua yang indah banget dan capek banget
foto: Raisan Al Farisi

Kami sampai di pos 2 dua jam kemudian, setelah bersusah payah dan istirahat entah berapa kali. Luar biasa banget perjalanannya.

Ditambah, di tengah jalan tadi ada seorang bapak yang bilang, setelah pos 2 gak akan ada lagi bonus, semuanya jalan nanjak sampai tempat ngediriin tenda. Tidaakkk...

Perjalanan ke pos 3 emang gak sejauh ke pos 2, treknya tangga dari bebatuan. Setelah satu jam penuh peluh, kami istirahat di pos 3 lebih lama dari istirahat di pos 2.

Di sini kelompok kedua mengisi perut dengan makan nasi yang kita bawa dari bawah. Beberapa dari kita juga masak air buat bikin kopi dan air jeruk. Ready to go lagi barudak?

foto: Raisan Al Farisi

foto: Raisan Al Farisi

foto: Raisan Al Farisi

Perjalanan selanjutnya kami tempuh dalam waktu sekitar dua jam. Kami gak berhenti di pos 4 karena langit semakin gelap dan saat itu waktu menunjukkan jam setengah 5 sore.

Jalan kami semakin melambat, tangga yang tiada henti, bawaan yang berat, dan badan yang capek membuat kelompok kedua jadi kelompok yang penuh dengan degusan nafas.

Serunya, walaupun kami kebanyakan cewek-cewek, gak ada satupun yang ngeluh, semua semangat sampai tempat ngediriin tenda.

Untung juga di sini kami dijagain sama tiga cowok kece, yang harus ikut jalan lambat ala-ala cewek.

Magrib. Detik-detik menuju tempat ngediriin tenda
foto: Raisan Al Farisi
Kayaknya kelompok pertama sudah sampai dan sudah ngediriin tenda deh. Kami juga sudah sampai di atas dan jalan sudah mulai landai lagi.

Meski tertatih-tatih, kami agak senang waktu lihat sebuah warung dan beberapa tenda. Tapi ternyata bukan di situ tenda yang didiriin kelompok pertama. Kami masih harus jalan beberapa ratus meter lagi.

Eh warung? Oh ya, di Lawu ini ada beberapa warung yang saya juga gak ngerti kenapa bisa ada.

Menurut informasi, emang di sini ada warung Mbok Yem yang sudah legendaris. Tapi ternyata semakin ke sini, warung-warungnya semakin banyak.

Tenda-tenda kami pun ada di samping sebuah warung. Di dalam warung itu ada saung luas yang biasa dipakai nginep para pendaki. Hm. Kalau gini caranya ya gak usah bawa tenda juga bisa ngedaki ya.

Sementara cowok-cowok pasang tenda, kami cewek-cewek menghangatkan diri di dalam saung. Oh ya, karena logistik yang dibawa menghilang, terpaksa kami semua beli makan di warung tersebut.

Malam itu, kelompok pertama dan kedua kumpul dan makan bareng. Dan ternyata kelompok ketiga yang bawa dedek balita, gak kuat naik ke atas sehingga harus ngediriin tenda di antara pos 1 dan pos 2. Emang ya perjalanan ke pos 2 tuh bikin ngurut dada.

Alhamdulillah sampai juga di Lawu, besok pagi kita janjian ke puncak bareng buat liat matahari terbit. Yippi!

Selamat malam Lawu ~

Bersambung.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"