Marhaban Ya Ramadan

foto: Raisan Al Farisi

Ramadan kali ini bakal jadi Ramadan yang berbeda buat saya. Ini mungkin akan jadi Ramadan pertama seumur hidup yang saya jalani tanpa Mama dan Bapak.

Meski ada sepercik kesedihan, tapi saya bersyukur karena tahun ini bisa kembali dipertemukan dengan Ramadan. Terlebih sekarang udah ada Rainier yang ngerecokin pas buka dan saur. Hihi.

Di Bandung, sehari sebelum puasa ada kumpul-kumpul keluarga besar. Ini kesempatan saya untuk lebih banyak mengenal saudara-saudaranya suami. Ternyata masih banyak banget uwa-uwa dan mamang bibi yang belum pernah ketemu. Maklum, keluarga suami memang terhitung keluarga superbesar.

Di acara ini Rainier berkesempatan untuk bertemu uyutnya dari kakek Bandung, yaitu Emak Denki. Kalau ditilik-tilik, Rainier ini mirip banget lho sama Emak Denki (yaiyalah, kan sedarah hihi).

Sehat terus ya, Mak.

Hal yang berbeda lainnya yang saya rasain di Ramadan kali ini adalah, saya harus nyiapin makan saur sendiri untuk saya dan suami. Ini jadi hal yang langka karena biasanya semua hidangan saur udah disiapin sama Mama, dan kalau lagi ngekos biasanya saya tinggal beli di warung nasi.

Untungnya dalam kurun waktu 4 bulan ini saya udah membiasakan diri untuk masak sendiri dan menghindari beli makanan di luar. Hm, udah jadi istri yang baik belom nih?

Tahun lalu alhamdulillah saya bisa puasa penuh sebulan walaupun lagi hamil besar. Waktu itu kondisinya memang lagi fit banget.

Tapi untuk puasa tahun sekarang ada kekhawatiran yang menggelayut di hati: takut ASI seret. Beberapa referensi menyarankan ibu menyusui kayak saya untuk tidak berpuasa jika kondisinya tidak memungkinkan. Rainier saat ini memang sudah mengenal MPASI dan kemungkinan besar saya bisa berpuasa.

Bismillah. Saya niat berpuasa di bulan Ramadan karena Allah Ta'ala.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"