Ibu Suri In Memoriam: Pecel

Mengenang 40 hari wafatnya Mama Dida Suryawati binti Sudrajat.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Mama, saya (digendong), teteh (tengah) dan Bapak.

Kehilangan ibu seperti ada lubang besar menganga di dada. Tapi kalau boleh jujur, saya sebenarnya gak begitu sering berinteraksi dengan Mama sampai kelas 3 SMA. Kami dulu berjalan berjauhan. Tangan saya yang mungil waktu itu, gak sanggup menggapai Mama.

Buat saya, Mama bagaikan orang lain yang hidup serumah. Saya hidup dengan toxic parent dalam waktu yang lama sampai terekam di memori terkecil otak saya.

Namun, setelah jadi orang tua, baru saya menyadari, Mama mungkin selama ini berjuang dengan masalah mental yang memang rentan dialami ibu-ibu muda.

Secara genetik, gangguan itu ternyata menurun ke saya. Hanya, saya lebih terbuka dengan masalah itu, Mama mungkin tidak.


Meski gak sedekat ibu dan anak pada umumnya, bukan berarti saya menganggap beliau sebagai sosok Mama yang buruk. Ada hal-hal yang saya kagumi juga di luar perannya sebagai ibu.

Mama gak pernah bergosip dengan tetangga, gak pernah menonton sinetron, dan gak pernah berutang.

Titik balik terjadi pada suatu hari di penghujung kelas 3 SMA. Saya lupa tanggalnya, tapi waktu itu Mama nelfon dan bertanya apa saya mau dibelikan pecel.

Panggilan sederhana itu gak pernah terlupakan seumur hidup karena itu panggilan telepon pertama Mama ke ponsel saya, meski saya sudah lama punya ponsel sendiri.

Sama seperti di dunia nyata, di dunia telepon dan SMS pun saya dan Mama gak dekat.

Setelah titik balik itu, Mama seperti seorang manusia baru dan mulai terasa seperti selayaknya seorang ibu. Mungkin Mama sudah membuka mata.

Entah.


Lulus SMA saya memutuskan untuk pergi dari rumah dan kuliah ke luar kota.

Meski jauh dari rumah, di masa-masa kuliah saya akhirnya merasakan nyamannya memiliki seorang ibu. Saya dan Mama menyadari kalau kami punya keterikatan satu sama lain.

Saya ingat, waktu mau ujian sidang akhir, Mama memberi saya satu doa untuk dibaca sesudah salat. Ajaibnya, sidang saya berjalan sangat lancar dengan perolehan nilai sempurna. Dosen penguji yang killer pun jadi baik.

Luar biasa perpaduan doa dari Mama dan didoakan Mama.

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"