Walimatul 'Urs Fira-Raisan (2)

foto: Dharma Widjayanto

Sekitar pukul 06.00, Raisan dan seluruh keluarga inti mulai dirias. Gak hanya Papa, Mama, dan Sarah, pagi itu beberapa keluarga Raisan turut hadir untuk melaksanakan proses akad. 

Setelah semua cantik dan tampan, panitia pernikahan minta keluarga Raisan untuk bersiap, berbaris dengan membawa beberapa kotak seserahan.

Raisan yang ditemani oleh Papa dan Mama di samping kanan dan kiri, plus dipayungi oleh panitia upacara adat, mulai memasuki gedung. Tentu di dalam gedung sudah ada Bapak, Mama, dan keluarga besar saya.

Di momen ini rasanya semua orang sudah mulai tegang, terutama Raisan yang tengah menghadapi detik-detik mengucap ijab Kabul.

foto: Dharma Widjayanto

foto: Dharma Widjayanto

foto: Dharma Widjayanto

Suasana mulai mencair ketika Mama mengalungkan kalung melati ke leher Raisan. Secara simbolis, Mama juga menerima seserahan dari Mama Bandung. Barulah setelah itu kedua orang tua saya memboyong Raisan ke meja akad.

foto: Dharma Widjayanto

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Penghulu dari KUA Ciawi memimpin prosesi akad yang diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh sepupu saya, Annisa Siti Zahra.

Ternyata setelah ini, Raisan belum langsung mengucapkan ijab kabul, karena masih ada sambutan-sambutan dari Amih dan Papa Bandung selaku perwakilan dari masing-masing keluarga.

Ketegangan meningkat 100 persen saat Bapak Penghulu mempersilakan Raisan untuk ‘latihan’ ijab Kabul. Di samping kiri dan kanan ada Mang Firman yang menjadi saksi dari pihak saya dan Mang Wawan yang menjadi saksi dari pihak Raisan.

foto: Dharma Widjayanto

Setelah dirasa mantap, prosesi ijab dimulai. Penghulu meminta Raisan dan Bapak untuk bersalaman. Semua orang di ruangan ini menanti dengan cemas sambil berdoa dalam hati semoga pengucapan ijab kabul berjalan dengan lancar.
 
Bapak dibimbing oleh penghulu untuk mengucapkan kalimat ijab, “Saya nikahkan putri kandung saya yang bernama Fira Nursya’bani kepada Raisan Al Farisi dengan mas kawin 11 gram emas dibayar tunai."

Dengan satu tarikan nafas Raisan menjawab, “Saya terima nikahnya Fira Nursya’bani binti Sapidi dengan mas kawin 11 gram emas dibayar tunai.” Alhamdulillah kedua saksi menyatakan ijab kabul ini sah dan seluruh hadirin yang ada membacakan al-Fatihah. 

foto: Dharma Widjayanto

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Akad selesai, penghulu kemudian meminta Raisan untuk membacakan sigat taqlik yang ada di buku nikah. Di ujung sana, saya mulai berjalan perlahan menuju Raisan yang saat ini sudah menjadi suami sah saya di mata Allah dan negara. 

Bapak penghulu sempat memberikan sedikit wejangan dan lelucon-lelucon kecil selepas akad. Mungkin untuk mengurangi ketegangan di ruangan itu ya.

Setelah kami menandatangani surat-surat penting untuk pencatatan KUA, bapak penghulu pamit pulang. Terima kasih, Paaak.

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Alhamdulillah. Menikah bukan hanya perkara selesai ditanya "kapan nikah?" bukan hanya perkara selesai menjomblo dan balik menertawakan mereka yang jomblo, tapi perkara mencari berkah dan berjuang menuju surga bersama-sama. InsyaAllah, selamanya.

foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"