Bulan Madu di Awan Biru (2)


foto: Fira Nursya'bani

Selamat datang di Pelabuhan Bangsal. Dari pulau Lombok, kita akan menuju Gili Trawangan yang konon cociks abis untuk bulan madu. Yippi.
 
Waktu kita istirahat di ruang tunggu, kita dihampiri oleh seorang laki-laki muda yang menawarkan tur snorkeling di tiga gili, Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.

Karena harga yang ditawarkan cukup miring, Rp 250 ribu per orang, kita mengiyakan untuk ikut tur agen travel ini.

Untuk bisa sampai ke Gili Trawangan, kita dihadapkan dengan dua pilihan, naik perahu kayu seharga Rp17 ribu per orang atau naik speedboat Rp300 ribu sekali jalan. Hmm..

Sebagai emak-emak, saya sih maunya yang murce. Lagian saya suka banget naik perahu kayu, seruu.

Walaupun Raisan kelihatan tegang, dia setuju-setuju aja sama keinginan saya naik perahu kayu. Satu perahu diisi oleh kira-kira 25 sampai 30 orang. Tapi kayaknya kebanyakan yang naik perahu ini warga lokal, wisatawan kayak kita cuma ada satu dua aja.


dok foto pribadi

Gak usah takut naik perahu ini, selain jarak antar pulau cukup dekat, di dalam perahu juga sudah disediakan banyak pelampung. InsyaAllah aman.

Pemandangan di sepanjang jalan juga bagus banget. Kalau beruntung, kita bisa lihat Gunung Rinjani. Sayang, hari ini langit penuh dengan awan.

foto: Raisan Al Farisi


Hari ke-1 di Gili Trawangan

Setelah perjalanan laut selama 20 menit, kita sampai di pulau yaaang penuh dengan bule. Hwaaa. Apa bener kita masih di Indonesia? Sepanjang mata memandang saya cuma lihat bule, bule, dan bule.

Hal yang pertama kita cari adalah kantor agen travel, untuk tukar formulir. Setelah bayar dan dapat tiket untuk snorkeling berdua, kita diminta untuk siap esok hari pukul 09.00 pagi. Asiik.

Setelah ini, kita mulai celingak-celinguk cari hotel. Kebetulan di sini kita sudah dipesankan hotel oleh teman Raisan, uuh baiknyaa. Hadiah pernikahan katanya.

Tapi kemudian, jreeeeng.. ternyata tanggal pemesanan berbeda dengan tanggal bulan madu kita di Gili Trawangan. Entah gimana, akhirnya kita dikasih kamar pengganti di hotel yang berbeda, yaitu Villa Unggul. 

Di sini kamarnya cukup luas dan nyaman, ada kolam renang, dan dekat dengan bibir pantai.

foto: Raisan Al Farisi

Fiuh, akhirnya kita bisa istirahat, makan siang, dan ngisi tes bahasa Inggris. Lho?

Jadi ceritanya Raisan ngelamar di salah satu perusahaan di Bandung dan harus ikut tes daring di waktu yang telah ditentukan. Kebetulan waktu tesnya bertepatan dengan bulan madu kita di Gili Trawangan.

Sore harinya, kita memutuskan untuk sewa sepeda untuk pergi ke barat pulau, demi menyaksikan matahari terbenam. Kita melewati jalan-jalan sempit yang di sisi kanan kirinya terdapat rumah-rumah warga.

Beberapa bule juga terlihat mengayuh sepeda dan naik cidomo (sejenis andong), tapi ada juga yang jalan kaki.

dok foto pribadi

foto: Raisan Al Farisi

Sesampainya di lokasi, waaah ternyata sepanjang pantai sudah penuh dengan bule. Untungnya kita masih kebagian tempat duduk yang ciamik untuk menyaksikan matahari. 

Rasanya syahduuuu banget menikmati suasana seromantis ini dengan suami sendiri. Uuugh. Menjelang magrib, matahari sudah hilang ditelan awan. Sebagai Muslim, kita mesti salat, gak bisa terus santai-santai kayak bule. Ihihi.

foto: Raisan Al Farisi

Sebelumnya kita sudah direkomendasikan untuk makan malam di Pasar Seni Gili Trawangan. Letaknya cukup jauh, jadi kita mesti naik sepeda. Untung kita sewa sepeda untuk 24 jam.

Di tempat ini kita bisa makan makanan dengan harga murce (lebih murce dibandingkan dengan harga makanan di restoran tapi lebih mahils dibandingkan harga warteg di Ciawi).

Ada banyak pedagang di sini, mereka punya lapak duduk masing-masing. Rata-rata mereka menjual sate-sate seafood dan makanan khas Indonesia. Nah, kalau saya pilih makan ayam panggang, Raisan makan sate ikan tuna.

Di sini, kita ketemu dengan mas-mas sesama pribumi yang ramah banget. Mereka dari Surabaya dan sedang berlibur di Gili Trawangan.

Karena mereka tahu kalau kita lagi bulan madu, mereka sampai ngedoain supaya bulan madu kita sukses lho. Aamiin (btw, tandanya bulan madu sukses itu apa ya?).

Pulangnya, Raisan mampir di salah satu distro yang ada di sepanjang jalan dan beli satu kaos. Ciyee belanja nih yee.. 

Sebelum istirahat, kita nyantai dulu di kursi tidur pinggir pantai sambil pilih-pilih foto. Kebetulan kita sudah dapet foto nikahan nih. Duh gak sabar pengen lihat semua ya.

Eh, tapi kok saya rasanya gak enak badan. Badan kaku dan sakit di perut bagian bawah. Saya kemudian memutuskan untuk tidur cepet. Semoga gak apa-apa deh ya.

(bersambung…)

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"