KHITBAH

foto: Muhammad Eldi Sudradjat
Bismillahirahmanirahiim..

Setelah dirundung kegalauan selama berbulan-bulan, akhirnya Raisan memilih tanggal ini untuk lamaran: Ahad 5 Maret 2017.

Dua hari sebelumnya, 3 Maret, adalah ulang tahun saya. Dan lamaran ini akan jadi hadiah terbesar saya dalam 26 tahun ini.

foto: Muhammad Eldi Sudradjat
Hari ini hampir seluruh keluarga besar saya berkumpul di rumah. Teteh sudah bawa persiapan dekorasi kekinian, yaitu bunting flag bertuliskan OUR ENGAGEMENT dan beberapa balon tiup.

Pagi itu sepupu-sepupu saya turut membantu memasang tirai putih dan dekorasi lainnya untuk backdrop foto saat lamaran. Sedangkan di depan sudah di pasang tenda kecil dan kursi-kursi untuk tamu.

Berhubung keluarga besar Raisan juga akan datang, bahkan sampai sewa bis, Mama sudah masak banyak makanan sedari kemarin.

Ruangan dekat pintu samping disulap jadi tempat prasmanan yang dilengkapi dengan meja-meja prasmanan berbungkus kain putih, dan wadah-wadah stainless steel.

Tim sukses acara khitbah Fira-Raisan
foto: Muhammad Eldi Sudradjat/Monica Mulphyani 


Tepat pukul 09.30, keluarga besar Raisan sampai di rumah. Acara dimulai dengan berdoa dan sambutan dari kedua belah pihak. Ada acara penyerahan seserahan uang juga dari Papa Bandung ke Bapak, sedangkan Mama Bandung ngasih buket bunga ke Mama.

Buket ini bunga warna pink ini sengaja Raisan beli untuk saya. Maklum, selama pacaran belum pernah ngasih bunga. Hih.

foto: Muhammad Eldi Sudradjat
Setelah itu, saya dipanggil ke ruang depan untuk ditanyai "apakah mau menerima lamaran Raisan?" Bismillah, dengan restu Allah dan kedua orang tua, saya menerimanya.

Acara peresmian lamaran ini ditandai dengan pemasangan cincin yang dilakukan oleh mama-mama dari kedua belah pihak. Mama Bandung masangin cincin ke jari saya dan Mama Bogor masangin cincin ke jari Raisan.

Cincin yang dipakai ini sudah kita beli dari sepekan lalu, di pusat emas Cikini, Jakpus. Saya pilih cincin emas putih, supaya warnanya gak mencolok banget. Sedangkan Raisan beli yang model palladium, karena laki-laki gak boleh pakai perhiasan emas kan. Model cincin dipilih sendiri oleh Raisan dan di dalamnya ada ukiran nama kita berdua.

Setelah acara inti selesai, acara selanjutnya adalah pemberian 'hadiah' untuk teteh. FYI, sebagai anak perempuan kedua di keluarga, saya yang melangkahi teteh untuk menikah duluan, harus ngasih 'hadiah' yang isinya sudah ditentukan oleh hukum dan undang-undang.

Nggak deng, isinya ditentukan Mama, katanya setiap hadiah yang dikasih mengandung makna tersendiri. Gak ngerti, tapi ikutin aja deh.
Keluarga besar Bapak Sapidi & Ibu Dida Suryawati dan Bapak Soraya & Ibu Siti Aisyah
foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Prosesi lamaran ditutup oleh doa dari orang tua. Kemudian dua keluarga besar dipersilakan untuk makan siang.

Di sela-sela makan siang, Papa dan Bapak merundingkan tanggal pasti pernikahan. Awalnya saya dan Raisan mengusulkan tanggal 16 Juli. Soalnya selama ini tanggal 16 sudah melekat banget di hati kita berdua.

Tapi ternyata Papa mengusulkan tanggal 6 Agustus, katanya tanggal itu sudah 'dihitung' dan dimusyawarahkan oleh seluruh keluarga Bandung. Alhamdulillah, Bapak dan semua keluarga di sini setuju.

foto: Muhammad Eldi Sudradjat












Oia selain keluarga besar dari kedua belah pihak, acara lamaran ini dihadiri oleh teman-teman kampus Raisan, yaitu Wisnu, Kris, dan Agus.

Dengan Wisnu, saya sering ketemu dan pernah juga ngedaki gunung bareng. Dengan Kris, saya pernah ketemu untuk makan malam di Jakarta bareng Raisan. Sedangkan, dengan Agus saya baru ketemu hari ini. 

Mereka rela jauh-jauh dari Bandung untuk ngeliat langsung prosesi lamaran kita. Terima kasih, akang semua.


foto: Muhammad Eldi Sudradjat

Comments

Popular posts from this blog

Kerajian Tangan Tas Sedotan

Main di Kebun Teh Puncak

"Karma Dalem Boncel"